Tak Melulu Negatif, Pandemi Corona Hidupkan Kembali Sunnah Nabi Muhammad

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 18 May 2020

Tak Melulu Negatif, Pandemi Corona Hidupkan Kembali Sunnah Nabi Muhammad

Pandemi corona nyatanya juga berdampak baik 

Kita yang sejak awal tak mengetahui tentang beberapa sunnah Nabi Muhammad ini. Jadi tahu, semenjak corona mewabah dan sering jadi perbincangan. 

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari adanya wabah Covid-19 ini yang tengah melanda dunia, termasuk Indonesia. Corona menyerang dan menjadi ujian bagi siapapun, tanpa mengenal usia, bangsa, ataupun agama. 

Secanggih apapun teknologi kesehatan dan strategi kebijakan pemerintah, nyatanya belum benar-benar mampu menahan serangan Covid-19. Malah hingga saat ini, belum ada vaksin atas penyakit ini. 

Sehingga sebaik-baik usaha untuk melawan virus ini adalah dengan melakukan berbagai pencegahan. 

Baca juga : Tak Hanya Sholat, Isi Hari Raya Idul Fitri dengan Segudang Amalan ini Supaya Berkah

Sunnah Rasulullah dalam Penanganan Wabah 

Setelah didalami, ternyata banyak sekali pencegahan yang diajarkan dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Diantaranya adalah sebagai berikut: 

Sadarkan kita pentingnya menjaga kebersihan baik secara personal maupun umum. Mulai dari mengingatkan kita mengenai adab bersin dalam Islam yang dicontohkan oleh Nabi. 

Abu Hurairah meriwayatkan ketika Rasulullah bersin, Nabi Muhammad menutup wajah dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan, Nabi Muhammad mengajarkan pada kita untuk menutup muka dengan tangan atau kain ketika bersin. 

Sejak wabah coronairus ini melanda, kita pun diwajibkan untuk menutup bagian mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin dan juga batuk. Hal ini sebagai salah satu upaya pencegahan penularan Covid-19. 

Selain itu, kita juga dianjurkan agar tidak berjabat tangan dan bersentuhan dengan orang lain. Dan nyatanya hal ini juga pernha dianjurkan oleh Rasulullah SAW. 

Rasulullah SAW tidak bersalaman dengan orang berpenyakit kusta apabila perwakilan Bani Thaqif bertemu dengan Rasulullah. 

Dan diantara mereka ada terkena penyakit itu. Baginda hanya menerima janji setia tanpa musafahah seperti biasa.

Imam al-Qurtubi ketika menerangkan peristiwa ini menyatakan Baginda tidak bersalaman karena khawatir akan tertular penyakit tersebut. 

Dan juga menularkan pada sahabat nabi. Islam sebenarnya sudah mengajar umatnya untuk tidak bersalaman dan bersentuhan ketika kondisi wabah.

Selain itu, Imam Nawawi juga menyebutkan mengenai perintah isolasi dan hukum seseorang berkumpul dengan orang yang terkena wabah ketika menghadapi penyakit kusta. 

Beliau turut menyebutkan pandangan al-Qadi Iyad mengenai larangan seseorang pergi ke masjid ketika menghidapi wabah penyakit. 

Usamah Ibnu Zaid RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu mendengar terjadinya wabah taun di suatu negeri, maka janganlah kamu memasukinya. Dan apabila terjadi dalam negeri ketikaa kamu berada di dalamnya, maka janganlah kamu keluar. (HR Bukhari dan Muslim)

Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Senantiasa memberikan manfaat utamanya bagi para pemeluknya. Tak sekalipun Islam mengajarkan umat Islam untuk menyerahkan semua hal pada Allah SWT. 

Namun sebaliknya menganjurkan umat Islam untuk berupaya atas masalah-masalah yang dilaluinya dengan tindakan nyata.

SHARE ARTIKEL