Ratusan Warga di Sumbar Kembalikan Bantuan Sembako ke Pemerintah 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 13 Apr 2020

Ratusan Warga di Sumbar Kembalikan Bantuan Sembako ke Pemerintah 

Warga Agam mengembalikan bantuan sembako - Image from today.line.me

Sebanyak 130 KK kembalikan bantuan beras 10 kg. 

Bahkan, Menurut Riki, camat Malalak, ia mengungkapkan jumlah beras yang dikembalikan mencapai 1,3 ton. Para warga berikan alasan mengapa mereka mengembalikan sembako tersebut yang patut diacungi jempol.

Warga Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat ramai-ramai mengembalikan beras bantuan dari Pemerintah Kabupaten Agam. 

Beras bantuan tersebut dibagikan untuk masyarakat yang terdampak wabah Covid-19. Mendapat beras bantuan, ratusan warga Agam justru memilih untuk mengembalikan bantuan tersebut. 

Bantuan Dikembalikan Bukan Karena Ada Masalah 

Meskipun begitu, mereka mengembalikannya bukan karena ada persoalan. Melainkan mereka memiliki alasan mulia di baliknya. 

Mengingat pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia ini berdampak luas, warga pun tidak ingin egois hanya memikirkan dirinya sendiri. Mereka juga memikirkan nasib orang lain yang terdampak parah. 

Baca juga :  Kakakku Rajin Sholat, Pintar, Orangtuaku Lebih Sayang Padanya, Bagaimana?

Bantuan beras tersebut, menurut mereka lebih pantas dibagikan pada orang yang lebih membutuhkan. 

Mereka merasa saat ini, masih berkecukupan dan ingin berbagi dengan warga lain yang lebih membutuhkan.

"Ada sekitar 130 kepala keluarga yang mengembalikan beras 10 kilogram ke kecamatan. Mereka ingin berbagi," kata Camat Malalak Riki Eka Putra, Senin (13/4/2020). 

Riki menyebutkan, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) 2019, ada 873 kepala keluarga yang berhak menerima bantuan beras itu. 

Sebanyak 238 KK berhak mendapatkan masing-masing 10 kilogram beras dan 635 KK mendapatkan masing-masing 20 kilogram beras dari total 15,08 ton beras bantuan Pemkab Agam. 

"Namun data tersebut banyak berubah. DTKS itu tahun 2019, sementara tahun ini sudah berubah. Akhirnya warga berinisiatif ingin membantu sesama dengan mengembalikan berasnya," kata Riki. 

Ada 1,3 Ton yang Dikembalikan Menurut Riki, dari 130 KK yang mengembalikan beras itu, tercatat ada 1,3 ton beras yang terkumpul lagi.

"Beras yang terkumpul kembali itu kita serahkan kembali ke warga yang lebih membutuhkan," kata Riki.

Riki mengatakan, inisiatif warga untuk mengembalikan beras tersebut sangat diapresiasi oleh pihaknya. 

Penutupan Pasar secara Bertahap 

Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, juga memberlakukan penutupan pasar secara bertahap untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. 

Tak hanya pasar kabupaten, pasar tradisional juga akan ditutup sementara waktu agar bisa dilakukan penyemprotan disinfektan. Sebagai gantinya, beberapa kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemkab Agam mulai hari ini seperti operasi pasar khusus. 

"Penutupan pasar secara bertahap yang kita maksud adalah membatasi interaksi penjual dan pembeli. Rata-rata Agam memiliki banyak pasar tradisional yang pembeli dan penjualnya adalah masyarakat daerah itu.

"Mereka bisa melakukan transaksi di kebun atau di rumah, tidak melalui pasar," terang Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Agam Martias Wanto, Rabu (1/4/2020).

Dengan kebijakan itu, menurutnya, ia berarti telah mengurangi jumlah orang yang berkumpul di pasar. 

Tak hanya itu, pihaknya juga menilai dengan kondisi pasar tradisional yang sanitasinya masih minim dibandingkan pasar modern. Maka memang sebaiknya aktivitas di pasar perlu dikurangi. 

"Tak hanya itu, pasar tradisional atau pasar nagari ini kan tidak mempunyai pagar dan aturan yang tegas untuk orang berjualan, sehingga bisa saja akan ada pihak luar yang berjualan atau membeli dari daerah pandemi," ucapnya. 

Untuk saat ini, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu lama berada di pasar. Salah satu caranya adalah dengan segera pulang usai membeli.

Pemkab Bagikan Beras dan Garam 

Mengatasi penutupan pasar ini, Pemkab Agam mulai hari ini membagikan beras kepada masyarakat yang dirasa berhak sebanyak 10 kg per kepala keluarga. 

Bagi yang di rumahnya terdapat dua kepala keluarga atau lebih akan mendapatkan jatah sebanyak 20 kg. Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan garam secara gratis kepada semua KK di Kabupaten Agam. 

Cara pembagiannya adalah dengan mendatangi masyarakat secara langsung, sehingga tidak ada pengumpulan orang. 

"Untuk antisipasi lebih lanjut ke depan, jika kondisi terus memburuk, kami juga membagikan bibit sayuran cepat panen kepada masyarakat. Dalam 20 hari sayuran ini sudah siap panen, jadi masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk lauknya, bisa memanfaatkan ternak yang ada seperti ayam dan itik," terang Martias.

SHARE ARTIKEL