Kalau Istri Bau Dapur itu Harusnya Suami Bersyukur 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 11 Apr 2020

Kalau Istri Bau Dapur itu Harusnya Suami Bersyukur 

Istri bau dapur - Image from lifestyle.okezone.com

Suami yang baik itu bukan mencela istri nya

Ketika kau mendapati istrimu bau dapur. Bukankah itu tandanya kau harus bersyukur? Karena itu artinya ia dengan rela memberikan sisa usianya untuk mendampingimu, meski ia tau terkadang rumput tetangga terlihat lebih hijau dan subur.

Peran seorang istri dalam rumah tangga memang sangat penting. 

Nggak hanya berkutat dengan urusan rumah dan anak, sebagian istri zaman sekarang juga turut membantu suami dalam mencari nafkah. 

Maka bukanlah tugas yang mudah bagi wanita untuk menjalani itu semua. Tapi apa jadinya ketika suami komplain bahwa istrinya 'bau dapur'?

Ketika kau mendapati istrimu bau dapur.

Bukankah itu tandanya kau harus bersyukur? 

Karena itu artinya dia merelakan waktu dan tenaganya untuk memasak makanan favorit keluarga, bubur untuk anak kalian, dan untukmu tentu saja sudah tersedia Si Spesial Sop Jamur. . 

Ketika kau mendapati wajah istrimu mulai tercetak kerutan karena sudah berumur, 

Bukankah itu pun tandanya kau harus bersyukur? 

Karena itu artinya ia dengan rela memberikan sisa usianya untuk mendampingimu, meski ia tau terkadang rumput tetangga terlihat lebih hijau dan subur.

Ketika kau mendapati ternyata istrimu kini tampil dengan baju yang warnanya sudah mulai redup luntur.

Bukankah itu tandanya kau juga harus bersyukur? 

Karena itu berarti ia telah se-terampil itu mengelola keuanganmu agar terpenuhi segala kebutuhan keluarga, mulai dari pembayaran uang sekolah hingga budget untuk beli sayur. 

Bahkan ketika ternyata kau mendapati perut pasca melahirkan istrimu kini sudah mulai kendur.

Bukankah itu pun tandanya kau harus lebih banyak lagi bersyukur? 

Karena itu artinya, nyawa satu-satunya yang ia miliki, selalu rela dipertaruhkan untuk proses partum yang mungkin sakitnya bisa membuatmu seketika langsung jatuh tersungkur.

Wahai para suami.. 

Sungguh, bukankah pernikahan ini tidak hanya tentang masalah kepuasan di atas kasur? . 

Tetapi juga tentang memandang pasangan halal masing-masing dari sisi manapun dengan penuh CINTA dan SYUKUR. .

Baca juga :  Naudzubillah, Potret Istri yang Sangat Dibenci Allah SWT 

Seorang netizen bernama Arif Rahutomo mengemukakan pandangannya tentang istri. 

“Kalau istri saya lagi capek atau lagi males, saya tidak menuntut apa-apa... Piring berantakan, cucian berantakan, rumah amburadul, kami biarkan saja… 

Kami cuman tidur-tiduran, atau dolan-dolanan, atau masing-masing sibuk dengan kerjaan di laptop … Lagi males masak?... Ya beli aja di warung atau order gofood… 

Kalau piring sih, saya yang mencuci ...Setrikaan serahin aja ke jasa laundry ... wah, tidak rapi donk? ... Biarin ah suka-suka … Kok bisa? ... Bagi saya, istri bukan pembantu ... 

Kalau saya sendiri males, ngapain nuntut orang lain rajin beberes rumah? Kamu masih meposisikan istrimu kayak pembantu? ... Kamu pria kuno ..."

THE POWER OF ISTRI ( Jangan sakiti hati istri ) 

Untuk semua mereka yang selingkuh karena istrinya bau bawang, bau dapur, bau jahe, bau setrikaan: 

Bila ada lelaki yang mengatakan bahwa sudah naluri alamiah bahwa suami melirik wanita lain karena istrinya di rumah acak-acakan dan bau bawang. Sungguh menyedihkan… naluri sesat. 

Tugas suami adalah bayar pembantu rumah tangga dan kasih duit shopping buat istri. Kalo nggak sanggup lakukan itu maka nggak usah banyak teori… ekonomi susah tapi mata keranjang… malu donkkkk….! 

Menjadi seorang suami maka harus mengerti pekerjaan seorang istri sekaligus ibu itu gimana, mau istrinya cantik nggak bau bawang dan nggak bau dapur ya sewa pembantu dan modalin istrinya perawatan. 

Intinya modalin istri… kalau nggak punya modal ya, jangan nuntut macam-macam ke istri… 

Cukup sayangi istri… setia ke istri… kasihani istri… Jadi laki-laki itu jangan cemen dan lemah… kemampuan nggak ada tapi sok berteori ini itu hanya untuk membela pikiran sesat dan hawa nafsu syahwat. 

Setia dong pada istri! Sayangi istrimu… cintai istrimu… jangan sampai kita jadi lelaki yg dijuluki lelaki comberan (tukang selingkuh)! Faktor ekonomi bukan jadi alasan pembenar untuk menyakiti hati istri dengan lirak lirik selingkuh. 

Miskin atau kaya… laki-laki itu punya harga diri… harga diri di hadapan istri, harga diri di hadapan anak, harga diri di lingkungan… 

Harga diri didapat bukan dengan perbuatan menyakiti hati istri dan mencari pembenaran alasan macam-macam untuk membenarkan perbuatan selingkuhnya.

Lantas apakah patut, suami mencela istrinya yang tak lagi mulus? Padahal sang istri rela kulitnya melepuh dan teriris dalam perjuangannya masak.

Ada saja komentar sinis yang mengatakan, bukankah memasak sudah menjadi kewajiban seorang istri? Benarkah?

Islam Menghargai Perempuan 

Ajaran Islam sangat menghargai dan menghormati kedudukan seorang wanita. Islam memposisikannya sebagai makhluk yang terhormat.

Sehingga, seorang suami tidak bisa seenaknya saja dalam memperlakukan sang istri. Begitu juga seorang anak tidak bisa seenaknya memerintah ibunya untuk memasak. 

Istri Tidak Wajib Melaksanakan Pekerjaan Rumah

Walaupun demikian kebiasaan dan adat yang berlaku, termasuk di Indonesia. Mengenai pekerjaan rumahan ini mazhab Syafi’iyah, Hanabilah dan sebagaian Malikiyah berpendapat bahwa hal itu bukanlah kewajiban istri. 

Hanya saja lebih baik jika istri membantu suami dalam urusan rumah sebagaimana adat dan kebiasaan masyarakat. Sebagaimana diterangkan dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyah juz 29:  

 ذهب الجمهور (الشافعية والحنابلة وبعض المالكية) الى أن خدمة الزوج لاتجب عليها لكن الأولى لها فعل ما جارت العاجة به 

"Jumhur Ulama (Syafiiyyah, Hanabilah dan sebagian Malikiyah) berpendapat bahwa tidak wajib bagi istri membantu suamianya. Tetapi lebih baik jika melakukan seperti apa yang berlaku (membantu)." 

Karena itulah meskipun seorang istri dengan ikhlas melakukan itu semua, tetapi wajib bagi suami untuk menjelaskan bahwa pekerjaan itu bukanlah kewajibannya. 

Dan hendaknya diperjelas pula bahwa pemberian nafkah sang suami tidak ada hubungannya dengan dilaksanakan atau tidaknya pekerjaan rumah tersebut. 

Dalam Khasyiyatul Jamal juz 4 dikatakan:

وقع السؤال فى الدرس هل يجب على الرجل اعلام زوجته بأنها لاتجب عليها خدمة مما جرت به العادة من الطبخ والكنس ونحوهما مماجرت به عادتهن أم لا وأوجبنا بأن الظاهر الأول لأنها اذا لم تعلم بعدم وجوب ذلك ظنت أنه واجب وأنها لاتستحق نفقة ولاكسوة إن لم تفعله فصارت كأنهامكرهة على الفعل... 

 "Wajib atau tidakkah bagi suami memberitahu istrinya bahwa sang sitri tidak wajib membantu memasak, mencuci dan sebagainya sebagaimana yang berlaku selama ini? Jawabnya adalah wajib bagi suami memberitahukan hal tersebut, karena jika tidak diberitahu seorang istri bisa menyangka hal itu sebagai kewajiban bahkan istri akan menyangka pula bahwa dirinya tidak mendapatkan nafkah bila tidak membantu (mencuci, memasak dan lainnya). Hal ini akan manjadikan istri merasa menjadi orang yang terpaksa." 

Singkatnya, tidak ada kewajiban bagi istri membantu pekerjaan rumah tangga. Namun jika istri melaksanakan hal tersebut sungguh tidak ada ruginya. 

Suami Harusnya Bersyukur

Dari sini jelas, bahwa dengan istri mau memasak dan mau membantu pekerjaan rumah tangga, haruslah diapresiasi dan disyukuri.

Selain itu, suami wajib mengucapkan terimakasih atas kerelaannya tersebut. Bukan malah marah-marah, atau bahkan menjadikan kekurangan istri yang 'bau dapur' sebagai legitimasi untuk selingkuh dengan wanita lain yang wangi atau lebih cantik. 

Suami Dianjurkan Membantu Pekerjaan Istri 

Suami juga bisa mengambil peran untuk membantu pekerjaan rumah tangga. 

Sehingga beban istri menjadi lebih ringan. Istri yang bahagia tentunya menjadi modal pembentuk keluarga yang harmonis. 

Rasulullah SAW juga dikisahkan rajin dalam membantu istrinya, sebagaimana yang tertuang dalam hadist berikut ini, Aisyah binti Abu Bakar ra. pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. 

“Apakah yang Nabi lakukan ketika berada di rumah bersama istrinya?” Ia menjawab, “Dahulu Nabi biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya.” (HR. Bukhari).

SHARE ARTIKEL