Naudzubillah, Potret Istri yang Sangat Dibenci Allah SWT 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 11 Apr 2020

Naudzubillah, Potret Istri yang Sangat Dibenci Allah SWT 

Sifat istri yang dibenci Allah SWT - Image from ikhtisarislami.com

Istri wajib baca ini! 

Jangan sampai kita tergolong istri yang dibenci dan dimurkai oleh Allah SWT. 

Sebab, jika menjadi bagian dari mereka, kita tidak akan mendapatkan rahmat dan tergolong orang-orang yang masuk dalam neraka. Naudzubillahi min dzalik. 

Tentunya sebagai istri, Bunda ingin menjadi istri yang baik. Bukan hanya di mata suami, namun juga di mata Allah, pencipta dan seluruh pemilik alam semesta. 

Ciri Istri yang Shalihah 

Potret istri yang shalihah adalah yang banyak bersyukur kepada Allah kemudian bersyukur kepada suaminya. 

Baca juga :  Bunda, Begini Cara Menegur Anak Sesuai Anjuran Rasulullah SAW

Suami berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada istrinya sesuai kemampuannya. Allah Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya:

لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلاَّ مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً . 

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” (QS. Ath Thalaq: 7). 

Jika suami tidak bisa memberikan nafkah yang cukup, dan hanya bisa sedikit saja, disebutkan dalam ayat ini, 

“Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya”. 

Maka ia tidak dibebani untuk memberikan nafkah dengan nominal tertentu yang terkadang itu di luar kemampuannya. Maka hendaknya ia bersabar atas sempitnya rezeki, namun juga tak berhenti berusaha. 

Sebab jika hanya pasrah, Allah tak akan merubah nasib seseorang. Namun jika dia ada upaya dan bekerja keras, inshaallah Allah akan mengabulkan keinginannya. 

Sedangkan istri, hendaknya ia qana’ah (merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan) dan bersyukur kepada Allah ta’ala. 

Serta tak henti bersyukur kepada suami bagaimana pun keadaan nafkah yang diberikan suaminya. 

Istri yang Dimurkai oleh Allah 

Sebaliknya Allah ta’ala, membenci istri yang tidak bersyukur atas pemberian suaminya. 

Rasulullah SAW bersabda: 

لا ينظرُ اللَّهُ إلى امرأةٍ لا تشكُرُ لزوجِها وَهيَ لا تستَغني عنهُ 

“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan ia tidak merasa cukup dengan apa yang diberikan suaminya” (HR. An Nasa’i no. 9086, Al Baihaqi dalam Sunanul Kubra [7/294], dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 1944). 

Makna Allah tidak akan melihat mereka berarti para istri yang berperangai seperti itu akan mendapat murka dari Allah. Ath Thabari menjelaskan: 

 ولا ينظر إليهم، يقول: ولا يعطف عليهم بخير، مقتًا من الله لهم 

“[Allah tidak melihat mereka] maksudnya Allah tidak memberikan kasih sayang berupa kebaikan kepada mereka, dan mereka mendapat murka dari Allah” (Tafsir Ath Thabari, 6/528). 

As Sam’ani juga menjelaskan pengertian tidak melihat mereka, bermakna tidak memandang dengan pandangan rahmat. 

{وَلَا ينظر إِلَيْهِم يَوْم الْقِيَامَة} يَعْنِي: لَا ينظر إِلَيْهِم بِالرَّحْمَةِ 

“[Allah tidak memandang mereka di hari kiamat] maknanya Allah tidak memandang mereka dengan pandangan rahmah” (Tafsir As Sam’ani, 334).

Terkadang tanpa disadari, sikap tidak bersyukur seringkali dilakukan oleh para istri. 

Contohnya, sering mengomel jika uang belanja kurang, sering mengomel jika ada banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi karena nafkah suami yang kecil. 

Dan sifat kurang bersyukur kepada suami itu bisa mendorong mereka menjadi mayoritas penduduk neraka. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: 

 أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أكْثَرُ أهْلِهَا النِّسَاءُ، يَكْفُرْنَ قيلَ: أيَكْفُرْنَ باللَّهِ؟ قالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ، ويَكْفُرْنَ الإحْسَانَ، لو أحْسَنْتَ إلى إحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شيئًا، قالَتْ: ما رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ 

“Diperlihatkan kepadaku neraka, dan aku melihat kebanyakan penduduknya adalah wanita”. Para wanita bertanya: “apakah karena mereka kufur kepada Allah?”. Nabi menjawab: “Karena mereka kufur kepada suami mereka dan kufur kepada kebaikan suami mereka. Jika engkau para suami, berlaku baik kepada istri kalian sepanjang waktu, kemudian sang istri melihat satu keburukan dari dirimu, maka sang istri akan mengatakan: aku tidak pernah melihat kebaikan dari dirimu” (HR. Bukhari no. 29, Muslim no. 907). 

Maka bagi para istri hendaknya bersyukur atas rezeki yang telah diberikan suami. 

Serta tidak banyak menuntut kepada suami. Hendaknya istri senantiasa merasa cukup dengan rezeki Allah yang diberikan melalui suaminya.

Namun jika kebutuhan pokok atau biaya-biaya penting seperti biaya pendidikan dan kesehatan anak kurang. Istri bisa meringankan beban suami dengan turut bekerja dan menghasilkan uang juga. 

Selain itu, istri juga bisa berikhtiar dengan mengelola keuangan dengan baik. Mengurangi berbagai keperluan konsumtif, seperti jalan-jalan, makan di luar rumah, beli pakaian atau make up yang berlebihan. 

Sehingga uang bisa dihemat dan hanya diperuntukkan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok. Inshaallah rezeki itu akan selalu cukup. 

Dan jangan lupa untuk tetap mengeluarkan zakat dan shadaqah, karena di sebagian rezeki kita ada hak orang lain.

Semoga Bunda semua termasuk istri-istri yang dicintai oleh Allah, bukan yang dimurkai oleh-Nya. 

SHARE ARTIKEL