IDI Tegaskan, Tidak Ada Bukti Ilmiah Corona Tak Tahan Lama di Cuaca Panas 

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 03 Apr 2020

IDI Tegaskan, Tidak Ada Bukti Ilmiah Corona Tak Tahan Lama di Cuaca Panas 

Waketum IDI - Image from wajibbaca.com

Corona bisa menyebar di negara dengan suhu dingin dan panas. 

Selain itu corona juga tak kenal waktu, corona bisa menyebar di siang yang terik maupun di malam hari yang dingin. Sehingga jangan menganggap enteng virus ini serta mengaitkan dengan kondisi cuaca, sebab tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan hal tersebut. 

Sebelumnya Luhut menyatakan "cuaca panas, Covid-19 gak kuat." Hal tersebut dibantah oleh Waketum IDI yang menyebutkan tidak ada bukti ilmiah bahwa corona tidak tahan lama di cuaca panas. 

Baca juga : Orang Indonesia Ciptakan Alat Tes Corona Murah, Apakah Akurat?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan virus Corona tidak akan bertahan lama di cuaca panas, seperti halnya Indonesia. Teori-teori tanpa bukti tersebut sudah pernah terpatahkan beberapa waktu silam. 

"Jadi teori-teori seperti itu sudah terpatahkan pada saat kita bicara dulu tidak ada Corona di Indonesia, tapi ternyata akhirnya ada. Ya karena waktu itu ada juga yang mengatakan seperti itu. Buktinya Thailand juga walaupun dengan iklim yang sama dengan Indonesia, Thailand juga sudah ada duluan kan," ujar Waketum IDI Adib Khumaidi, Kamis (2/4/2020).

Dia menyebut kabar bahwa virus Corona tak akan bertahan di cuaca panas masih perlu pembuktian secara ilmiah serta penelitian lebih lanjut. Pasalnya dalam sudut pandang ilmu kedokteran, hingga saat ini belum ada referensi yang valid mengenai hal itu. 

"Sehingga kita juga tidak bisa mengatakan bahwa di Indonesia ini virusnya akan cepat mati atau cepat hilang karena cuaca tidak mendukung. Kan kita tidak bisa mengatakan seperti itu, karena dasar referensi belum ada," katanya.

Sebelumnya, Luhut : "Cuaca panas, Covid-19 gak kuat"

Diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan COVID-19 alias Corona tidak cocok hidup di cuaca Indonesia. Sebab Indonesia terkenal negara tropis dengan cuaca panas. Luhut juga menambahkan, corona tak kuat di cuaca panas.

"Dari hasil modelling kita yang ada, cuaca Indonesia, ekuator ini yang panas dan juga humidity tinggi itu untuk COVID-19 ini nggak kuat," ujar Luhut saat melakukan rapat daring, Kamis (2/4).

Luhut mengatakan, meski demikian, masyarakat tak boleh juga menganggap remeh virus corona ini. Luhut mengatakan disiplin menjaga jarak (physical distancing) tetap perlu dilakukan untuk menghambat penularan virus ini. 

"Tapi, kalau tadi jaga jarak tidak dilakukan, itu juga jadi tidak berarti. Sekarang ini tergantung kita, kita mau bagaimana, semua," katanya.

SHARE ARTIKEL