Cara Didik Anak Jadi Tangguh Agar Tak Mudah Dibully

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 22 Apr 2020

Cara Didik Anak Jadi Tangguh Agar Tak Mudah Dibully

Ilustrasi - Image from seruni.id

Anak penakut dan sulit menghadapi tantangan?

Jangan cemas Bunda, lakukan bimbingan ini agar anak menjadi tangguh. Sehingga tak mudah jadi korban bully dan mudah hadapi tantangan. Dan juga bisa tegar menghadapi hidup dan siap menghadapi masa depan.

Di era saat ini yang perkembangannya begitu cepat, penuh ketidakpastian dan sangat kompetitif, si kecil akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dari luar. 

Mulai dari isu sosial seperti bully, tekanan dari pihak luar, perubahan iklim dan lainnya. Serta tak terkecuali ada juga tantangan dari diri sendiri. 

Nah, dengan karakter resilient atau tangguh, si kecil akan mampu menghadapi setiap tantangan dan menjadikannya pembelajaran atau peluang untuk mencapai kesuksesan.

Baca juga : Anak Sering Bikin Jengkel? ini Sikap yang Harus Ibu Lakukan

Cara Membentuk Karakter Tangguh (Resilient) pada Anak

Tantangan bisa menjadi media bagi si kecil agar tumbuh menjadi pribadi yang tangguh. Tantangan bisa diberikan kepada anak sejak kecil, khususnya ketika anak memasuki usia Golden Age. 

Semakin tua, maka Bunda bisa memberikan tantangan yang berbeda. Berikut ada beberapa ide tantangan yang bisa diberikan kepada si kecil, agar tumbuh menjadi anak yang tangguh. Diantaranya ialah : 

Tantangan untuk anak usia 1-3 tahun 

Jalan-jalan 

Anak usia ini biasanya sering menjalani rutinitas harian. Ketika Bunda mengajaknya jalan-jalan atau wisata, bisa membuat si kecil belajar beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berbeda.

Outbond

Ini merupakan tantangan secara fisik yang menuntut si kecil bergerak aktif di luar ruangan. Dengan melakukan outbond, si kecil dapat mencoba beragam aktivitas yang jarang dilakukan sehari-hari.

Buat proyek bersama dengan si kecil 

Kita bisa melakukan proyek bersama keluarga bersama, misalnya membuat rumah-rumahan dari kardus. 

Sebelum memulainya, kita bisa membuat kesepakatan bersama untuk menentukan tugas anak dan orang tua. 

Misalnya orang tua bertugas untuk memotong atau menggunting kardus, lalu si kecil yang akan menempel dan menghiasnya. 

Kita bisa membantu mereka untuk fokus dan gigih menyelesaikan tugas ini sampai selesai, bahkan saat mereka mulai merasa bosan.

Tantangan untuk anak usia 3-6 tahun 

Belajar keahlian baru 

Daftarkan si kecil untuk bergabung mengikuti les tertentu. Misal melatih kemampuan berenang, balet, memainkan alat musik dan lainnya. Beri waktu selama kurang lebih 3 bulan agar anak berlatih secara konsisten. 

Dengan begitu, anak-anak bisa menemui kesulitan dan mencoba mengatasinya. 

Coba pengalaman baru 

Ajak anak pergi piknik atau berkemah dengan keluarga. Si kecil bisa belajar mengenai alam dan situasi disana. 

Si kecil juga bisa belajar pada kondisi tersebut sangat minim fasilitas kenyamanan seperti di rumah. Sehingga bisa membuatnya menjadi pribadi yang lebih tangguh. 

Ikutsertakan anak dalam kompetisi 

Dengan ikut kompetisi atau pertunjukan, anak dapat belajar mengatasi kecemasannya ketika tampil, mengatasi tantangan ketika berhadapan dengan orang lain, serta belajar menghadapi kekalahan.

Saat menghadapi berbagai tantangan diatas, orang tua perlu memberikan dukungan serta afirmasi positif agar anak bisa tumbuh dan tetap semangat dalam menjalani kesulitannya.

SHARE ARTIKEL