Mengerikan, Kesalahan Fatal Italia dalam Cegah Korona, Indonesia Harus Tahu!

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 17 Mar 2020

Mengerikan, Kesalahan Fatal Italia dalam Cegah Korona, Indonesia Harus Tahu!

Italia terpuruk - Image from www.genpi.co

Viral, kisah perjuangan Italia mengatasi wabah covid-19. 

Banyak hal mengejutkan dan mengerikan yang dia angkat. Kisah tersebut tak pernah di muat dalam media, padahal sangat penting bagi Indonesia. Jika Anda berpikiran "Oh santai aja, ini kan cuma flu, dan aku tidak berusia lanjut, aku pasti aman!" Anda wajib baca ini!

Tujuannya bukan untuk menciptakan kepanikan tapi menjadi acuan agar kita semua berhati-hati dan tidak meremehkannya. 

Langkah-langkah fatal Italia jangan sampai Indonesia ikuti, sehingga tidak mengalami kondisi outbreak yang parah seperti halnya yang terjadi di Italia. 

Baca juga: Tak Ada Pilihan, di Italia Pasien Corona Berusia Lanjut Akan Dibiarkan Mati

Saat ini diketahui jumlah yang terinfeksi virus corona di Italia sejumlah 27.980 kasus, sebanyak 2.158 yang mati, dan sebanyak 2.749 yang sembuh. 

Negara Italia diketahui sebagai negara kedua dengan jumlah kasus terbanyak yang terinfeksi virus corona. Kisah perjuangan Italia tersebut tertulis lengkap dan telah dialihbahasakan oleh @calvinchandra. 

An Italian Situation 

Temenku yang seorang dokter memberitahu aku soal apa yang sedang terjadi di Itali terkait penyebaran corona disana dan tindakan yang diambil. Memang Indonesia belum separah itu, tapi tidak ada salahnya untuk kita mengetahuinya. 

Baca juga : Heboh, PDP Corona Dibebaskan Tanpa Pengawasan, Fakta atau Hoax?

Tujuannya bukan untuk menciptakan kepanikan tapi menjadi acuan agar kita semua berhati-hati dan tidak meremehkannya. 

Sudah banyak anjuran yang baik seperti Social Distancing, yang menganjurkan kita untuk mengurangi keluar rumah dan berinteraksi dengan manusia. 

Namun kalau kita tidak menanamkan mindset hati-hati ke banyak orang, kita terancam untuk jatuh ke lubang yang sama.

DARI ITALI UNTUK SELURUH DUNIA
KALIAN TIDAK PAHAM AKAN SITUASI YANG SEDANG MENANTI

Seperti yang sudah kalian ketahui, Itali sedang dikarantina karena penyebaran virus corona. Artinya semua orang harus tinggal di rumah kecuali ada alasan darurat. 

Ini adalah situasi yang buruk, tapi yang lebih buruk lagi adalah melihat negara-negara lain bersikap seakan-akan sedang tidak terjadi apa-apa. Kami paham yang kalian pikirkan, soalnya kami juga pernah berada di posisi kalian.

Yuk kita lihat bagaimana perkembangan virus corona di Itali dalam dua minggu : 

Stage 1 :

Kita tahu kalau virus corona muncul di negara kita. "Oh santai aja, kan cuma flu ini! Aku enggak berusia 75 tahun ke atas, aman lah! Semua orang lebay! Apa banget borong hand sanitizer dan masker! Biasa aja kali!"

Stage 2 : 

Jumlah kasus mulai meningkat. Mulai ada "zona merah" dan beberapa kota kecil dimana jumlah yang terinfeksi tinggi mulai dikarantina (22 Februari). Yah, sedih sih dan mulai mengkhawatirkan, tapi kan pemerintah udah ngambil tindakan, jadi ya ga usah terlalu khawatir deh. Ada yang meninggal tapi semuanya yang berusia lanjut dan media memang suka lebay. 

Orang-orang masih hidup seperti biasa, aku gak akan berhenti keluar rumah dan ketemu teman-teman lah. Aku gak bakal kena. Semuanya baik-baik aja. 

Stage 3 :

Jumlah kasus meningkat secara signifikan. Dalam sehari hampir melonjak dua kali lipat. Ada lagi yang meninggal. di empat wilayah, zona merah dan karantina bertambah lagi dimana mayoritas kasus terjadi (7 Maret). 

Itu artinya, seperempat negara sudah dikarantina, sekolah dan kampus diliburkan, tapi bar, kantor, restoran, dan lain sebagainya masih dibuka. 

Keputusan zona merah dan karantina diberitakan oleh media sebelum momen yang seharusnya sehingga 10 ribu orang dari zona merah kabur dan pulang ke rumah mereka di berbagai wilayah di Itali (ini penting).

Kebanyakan populasi di sisa wilayah Itali yang belum dikarantina masih hidup seperti biasanya. Mereka enggak tahu betapa serius kondisinya. 

Ya emang sih semua orang lagi ngebahas soal virus ini, pada nyaranin cuci tangan dan kurangi bepergian, media masa mulai nayangin tips, tapi tetap saja di kepala orang-orang hal ini belum jadi sesuatu yang serius. 

Baca juga: Warga +62 Malah Liburan Ditengah Wabah Corona, `Oh santai aja, kan cuma flu ini!`

Stage 4 : 

Jumlah kasus meningkat secara drastis. Sekolah dan kampus dimana-mana ditutup selama setidaknya sebulan. Ini adalah kasus darurat nasional. Rumah-rumah sakit mulai kepenuhan, seluruh unit dikosongkan untuk menampung pasien virus corona.

Tidak cukup dokter dan suster yang tersedia, mereka memanggil pensiunan dan mahasiswa tingkat dua dan seterusnya untuk membantu, tidak ada lagi sistem shift, pokoknya bantu sebisanya. 

Tentunya dokter dan suster terinfeksi dan menyebar ke keluarga mereka masing-masing. Terlalu banyak kasus pneumonia, terlalu banyak orang yang butuh ICU, tapi tidak cukup tempat untuk semua orang.

Hal yang sama berlaku untuk alat ventilator. Di saat ini, semuanya sudah seperti perang : dokter harus memilih siapa yang harus ditangani karena kasus corona menjadi prioritas utama. 

Tidak cukup sumber daya untuk semua orang, sehingga harus disebar sebisanya untuk kebaikan bersama. Aku harap aku cuma bercanda, tapi ini kondisi sesungguhnya. 

Orang-orang meninggal karena tidak ada lagi tempat, aku ada teman dokter yang menelpon dalam perasaan yang hancur karena ia terpaksa harus membiarkan tiga orang meninggal hari itu dan para suster melihat orang-orang meninggal di hadapan mereka. 

Dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain menawarkan sedikit oksigen. Kerabat seorang teman kemarin meninggal karena virus corona, karena mereka tidak bisa menanganinya. 

Kemoterapi ditunda, situasi kacau, sistem mulai ambruk. Virus corona dan segala hal yang ditimbulkan olehnya adalah berita yang kita dengar dimana-mana. 

Stage 5 : 

Ingat enggak soal 10 ribu orang tolol yang kabur dari zona merah dan pulang ke rumah mereka di seluruh penjuru Itali? Karena mereka, seluruh negara dikarantina (9 Maret). 

Tujuannya adalah menunda penyebaran virus sebisa mungkin. Orang-orang masih bisa kerja, belanja barang kebutuhan, pergi ke apotek, dan semua bisnis masih jalan, soalnya kalo enggak, ekonomi akan kolaps (sebenarnya udah sih), tapi kamu enggak bisa pindah dari wilayah/daerah kamu kecuali ada alasan jelas. 

Sekarang ada rasa takut dan kamu lihat dimana-mana orang memakai masker dan sarung tangan. Namun masih ada orang yang merasa kalau mereka kebal, yang masih saja ke restoran dalam jumlah besar, nongkrong rame dan lain-lain. 

Stage 6 : 

Dua hari kemudian, diumumkan bahwa semua (ya hampir semua sih) bisnis harus ditutup : bar, restoran, mall, semua jenis toko, dll. Semua kecuali supermarket dan apotek. kamu bisa kemana-mana hanya kalau kamu punya izin, dokumen resmi yang ada nama, domisili dan tujuan berpergian. '

Ada banyak tempat pengecekan polisi, dan kalau kamu ada di luar rumah tanpa ada alasan yang jelas kamu ada di luar rumah tanpa ada alasan yang jelas kamu akan didenda 206 Euro, dan kalau kamu ternyata pasien positif, kamu akan dipenjara satu sampai dua tahun dengan dakwaan pembunuhan. 

Begitulah kondisinya saat ini pada 12 Maret. Ingat kalau ini terjadi hanya dalam dua minggu, dan hanya butuh lima hari dari stage 3 hingga saat ini. 

Seluruh dunia kecuali Itali, China dan Korea masih di stage 1 dan mulai masuk stage 2, maka izinkan aku untuk memberi tahu. kalian enggak tahu apa yang sedang menghantui. 

Aku tahu karena dua minggu lalu aku tidak tahu apa-apa dan merasa semuanya baik-baik saja. Tapi enggak. Bukan karena virusnya saja yang berbahaya, tapi karena konsekuensi yang ditimbulkannya. 

Sulit untuk melihat negara-negara yang lain masih santai dan tidak mengambil tindakan yang perlu demi kebaikan warga mereka. Makanya kamu yang membaca, bertindaklah. 

Masalah ini tidak akan selesai kalau cuma diabaikan. Mikirin doang berapa banyak kasus yang belum ditemukan di Amerika aja udah seram, dan mereka kan berada dalam masalah besar karena pemerintahannya enggak becus.

Negara kami setidaknya mengambil tindakan yang benar, harus aku akui. Memang tindakannya drastis, tapi perlu dan mungkin ini satu-satunya cara untuk meminimalisir penyebaran. 

Cara ini berhasil di China dan kami harap berhasil juga disini (sudah mulai berhasil di beberapa zona merah pertama yang dikarantina sebelum zona-zona lainnya). 

Selain itu mereka juga mengambil tindakan untuk melindungi warganya seperti menunda cicilan rumah untuk bulan-bulan berikutnya, membantu pemilik toko yang terpaksa harus menutup usaha. 

Aku marah sekali melihat banyak negara yang tidak mengambil tindakan secara serius untuk mencegah penyebaran virus corona. Oleh karena itu tolong BERHATI-HATI. Jangan anggap remeh, dan lakukan tindakan pencegahan. Sebisa mungkin JANGAN KELUAR RUMAH.

Kamu bisa tanya ke setiap orang Itali dan mereka akan menceritakan hal yang sama. Aku tidak bermaksud menciptakan kepanikan, tapi memberi informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi dan mengimbau semua orang untuk berhati-hati. 

Ya mungkin kalian masih bisa keluar rumah, tapi ikuti aturan 1 meter, yaitu jaga jarak aman satu sama lain. Kurangi kontak dengan manusia sebisa

SHARE ARTIKEL