Fakta, Keji! Guru SD di Surabaya Cabuli 5 Siswa dan 3 Siswi di Rumahnya

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 13 Mar 2020

Fakta, Keji! Guru SD di Surabaya Cabuli 5 Siswa dan 3 Siswi di Rumahnya

Pelecehan seksual - Image from sukabumiupdate.com

Bejat, guru SD ini mencabuli 8 siswanya!

Siswa dirayu dan dibujuk

Hal ini membuktikan pentingnya pendidikan séks pada anak sejak dini. Sungguh ironi disaat guru seharusnya ditiru, tapi malah berbuat tidak senonoh dan tidak patut. Orang tua wajib berhati-hati dan memberi bekal pendidikan mengenai hal tersebut untuk anak agar terhindar dari pelecehan. 

Guru SD swasta di Surabaya ditangkap polisi karena telah mencabuli delapan siswa-siswinya. Guru yang diamankan Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya berinisial NHB (40). Pelaku diamankan pada Februari usai petugas menerima laporan dari orang tua siswa dan siswi yang menjadi korban. 

"Kita mengungkap kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur yang mana korbannya lebih dari satu orang. Yang teridentifikasi masih delapan orang. Korban laki-laki dan perempuan," kata Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Ardian Satrio Utomo kepada wartawan di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (12/3/2020).

Baca juga : 

Pencabulan dilakukan sekitar lima bulan, dimulai sejak akhir 2019 hingga awal 2020. Saat ini, polisi masih mendalami terkait potensi adanya korban lain, selain delapan anak-anak di bawah umur ini.

"Bulan November 2019 hingga Maret terakhir," tambah Ardian.

NHB mengaku menyesal atas perbuatan yang telah ia lakukan. Ia terancam dijerat Pasal 82 ayat (1) dan (2) UU RI No 17 Tahun 2016 jo Pasal 76E UU RI No 35 Tahun 2014 Tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua, atas UU RI 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Dengan ancaman paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 5 miliar.

"Saya menyesal," kata NHB.

Fakta-fakta Kejadian Pelecehan oleh Guru SD

Guru SD ini melakukan perbuatan bejatnya di rumahnya. Berikut adalah fakta-fakta terkait pencabulan ke 8 siswa-siswi ini : 

1. Modus dimandikan 

Sebelum melakukan pencabulan kepada 8 korban, guru SD bernama Nicolas Handy Biantoro itu memanggil mereka dan berpura-pura meminta mereka untuk dimandikan seperti anaknya sendiri. Kemudian korban menerima saja ajakan tersebut. 

"Korban dibujuk kalau sore itu dimandikan oleh tersangka. Saat itulah aksi cabulnya dilakukan," ungkap Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Ardian Satrio Utomo, Kamis, (12/3/2020).

2. Melakukan hal tak sénonoh pada alat kélamin korban 

Pencabulan yang dilakukan guru berusia 40 tahun itu pun tak sénonoh. Dia memperlakukan kémaluan korban yang usianya masih dini tersebut dengan cara tak beradab.

Pada siswa laki-laki, dia menarik-narik alat kémaluannya, sedangkan siswi perempuan, dimasukkan benda pada kémaluan korban. 

"Korban laki-laki kemaluannya ditarik dan dik**** sementara yang perempuan kemaluannya dimasuki j*** ataupun benda tum***," lanjut Ardian.

3. Modus ingin memeriksa korban pakai stetoskop

Untuk melanjutkan kejahatannya tersebut, Nicolas meminta korbannya untuk diperiksa seolah-olah memposisikan dirinya sebagai dokter. Padahal, menurut polisi, Nicolas tidak memiliki keahlian itu sama sekali. 

Kemudian, Nicolas menempelkan alat stetoskop ke dada korban dan kemudian membujuk korban agar mau melepaskan pakaiannya. 

"Pura-pura diperiksa seperti dokter. Padahal tersangka ini tak punya keahlian tersebut. Hanya untuk membujuk korban agar mau melepas bajunya," tandas mantan Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak itu.

4. Korban melapor kepada orang tua 

Aksi guru 40 tahun tersebut terbongkar setelah para korban menceritakan kejadian yang dialaminya kepada orang tua mereka.

"Korban bersama orang tua mendatangi Polrestabes Surabaya untuk melaporkan kejadian yang dialaminya. Berdasarkan informasi itu, kami akhirnya lakukan penyelidikan dan menangkap tersangka dirumahnya tanpa perlawanan," kata Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Ardian Satrio Utomo, Kamis, (12/3/2020). 

Saat ditangkap oleh kepolisian, Nico tak menyangkal telah melakukan perbuatan tak senonoh itu kepada para korban. Kemudian, Nicolas diringkus unit Pelayanan Perempuan dan Anak, Satreskrim Polrestabes Surabaya beberapa hari lalu setelah terbukti melakukan pencabulan terhadap siswa yang ternyata merupakan tetangganya sendiri.

Akibat perbuatannya tersebut, ayah satu anak itu mendekam di tahanan Mapolrestabes Surabaya.

Pendidikan S3ks untuk Anak 

Kejadian pencabulan ini bisa terjadi, salah satunya disebabkan karena kurangnya pendidikan s3ksual pada anak sejak dini. Sehingga sejak awal ketika pelaku melakukan perbuatan tak senonoh, anak diam saja dan hanya sekedar menerimanya. 

Hal ini dikarenakan, banyaknya orang tua yang masih belum menyadari pentingnya pendidikan s3ks bagi anak-anak dan remaja. Sehingga orang tua tertutup dan bahkan menghindari topik-topik seperti itu. 

Ferena Debineva, pendiri Support Group and Resource Center On Sexuality Studies Universitas Indonesia (SGRC UI) mengatakan pada umumnya orang tua di Indonesia masih berpandangan pendidikan s3ks bagi anak-anak masih tabu dan belum mereka butuhkan. 

Pandangan miring itu membuat para orang tua tidak memberikan pendidikan s3ks pada anak-anak mereka. Padahal, dengan akses informasi yang sangat deras seperti saat ini, sangat memungkinkan bagi anak-anak untuk mendapatkan info tersebut tanpa mengetahui baik dan buruknya bagi mereka.

Ada juga orang tua yang paham tentang nilai penting pendidikan s3ksual bagi anak, namun mereka merasa malu untuk berbicara tentang s3ks di depan anak. Sehingga biasanya mereka memilih untuk meminta pihak ketiga untuk menjelaskannya, baik itu teman, saudara ataupun guru.

Padahal peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendidikan s3ks ini, selain untuk mencegah pengajaran yang salah dari orang lain. Orang tua juga bisa membangun kedekatan dan keterbukaan dengan anak. Sehingga suatu saat jika anak menghadapi masalah yang berhubungan dengan s3ksual dia dengan berani mau membicarakannya dengan orang tua.

Setelah prinsip-prinsip dasar tersebut telah dipahami oleh anak-anak, kemudian ajarkan hal-hal teknis agar menjauhkan mereka dari potensi pelecehan s3ksual sebagaimana gambar ini : 

Fakta, Keji! Guru SD di Surabaya Cabuli 5 Siswa dan 3 Siswi di Rumahnya

Tips Praktis Pendidikan Seksual 1 - Image from www.atmago.com

Fakta, Keji! Guru SD di Surabaya Cabuli 5 Siswa dan 3 Siswi di Rumahnya

Tips Pendidikan Seksual 2 - Image from www.atmago.com

Berikut adalah pendidikan s3ksual pada anak dari usia 5 hingga 12 tahun menurut panduan UNICEF dan WHO 

Level 1 untuk anak usia 5-8 tahun 

1. Mulai dengan pengetahuan dasar 

Beri tahu anak mengenai fungsi dan peran masing-masing anggota keluarga. Jelaskan mengenai peran ayah, ibu dan anak. Tekankan pada anak bahwa setiap anggota keluarga harus saling menjaga dan mendukung satu sama lain. 

Komunikasi yang baik antar anggota keluarga akan membangun hubungan yang sehat dalam keluarga. Biasakan anak untuk bercerita jika sedang sedih, senang atau marah, hal ini untuk mengekspresikan isi hatinya. Orang tua juga bisa tahu perasaan dan pengalaman anak dari cerita tersebut. 

2. Cara mengekspresikan perasaan cinta dan kasih 

Banyak cara untuk mengekspresikan cinta. Misalnya cinta kepada anggota keluarga dan teman ditunjukkan dengan kata-kata dan perbuatan. Ajarkan anak untuk mengucapkan salam dan terimakasih. 

Selain itu beri tahu anak mengenai ungkapan "aku sayang ibu" atau 'aku sayang ayah" juga bermakna ekspresi cinta dan kasih. Cinta dan kasih pada saudara dan teman bisa ditunjukkan dengan saling berbagi dan menjaga. 

3. Kenalkan anak dengan arti pernikahan 

Ceritakan kisah Anda sebagai orang tua ketika menjalani proses pernikahan. Hal ini untuk memberikan pemahaman kepada sang anak, bahwa dia lahir setelah ada hubungan pernikahan. 

Informasikan juga, bahwa tidak boleh memiliki anak sebelum adanya proses pernikahan tersebut. 

Level 2 untuk anak usia 9-12 tahun

1. Peran dan tanggung jawab anggota keluarga 

Di usia ini anak bukan sekedar tahu peran, namun juga tanggung jawab sebagai anggota keluarga. Misalnya kakak dan adik bertanggung jawab untuk saling menjaga selama bermain. Jika ada hal yang berbahaya, kakak dan adik harus segera memberitahu ayah atau ibu sesegera mungkin. 

2. Libatkan anak dalam mengambil keputusan 

Komunikasi antar anggota keluarga sangat penting di dalam mengambil keputusan. Sebab dalam hal ini, anak sudah diajarkan mengenai tanggung jawab dan kebebasan berpendapat. 

Misalnya saat orang tua ingin memisahkan kamar anak-anak. Tanyakan bagaimana pendapat mereka jika dipisahkan kamarnya. Dengan begitu anak akan merasa dihargai dan lebih percaya diri mengungkapkan isi hati mereka. 

3. Ajarkan untuk membangun pertemanan yang sehat 

Tidak semua hubungan pertemanan itu baik, oleh sebab itu ajarkan anak untuk memilah dan memilih teman. Jika terjadi kekerasan seperti memukul, menghina dan membully berarti hubungan pertemanan sudah tidak sehat. 

Beritahu anak mengenai hal-hal yang harus dihindari dalam sebuah pertemanan. Jika anak mengalami hal-hal yang buruk tersebut, minta anak untuk berbicara dan menyampaikannya pada orang tua. 

4. Pernikahan, menjadi orang tua dan tanggung jawabnya 

Jelaskan mengenai pernikahan, kehamilan dan bagaimana anak lahir. Serta tanggung jawab sebagai orang tua. Sehingga anak-anak akan lebih tahu dan paham bahwa menjadi orang tua itu harus bertanggungjawab terhadap anak mereka. 

SHARE ARTIKEL