Corona Menghantui Indonesia, Sebabkan Harga Masker Melambung Seribu Persen

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 03 Mar 2020

Corona Menghantui Indonesia, Sebabkan Harga Masker Melambung Seribu Persen

Masker Mahal - Image from www.liputan6.com

Parah, harga masker melonjak hingga 1000%!

Harga masker per box yang biasa dijual 30 ribu, kini dihargai 300 ribu. Semua orang dibuat panik karena berita terbaru Corona sudah masuk di Indonesia. 

Sehingga semua berduyun-duyun membeli masker, padahal Anda harus tahu bahwa tidak semua orang sehat perlu memakai masker. Lalu siapa saja perlu memakai masker? Dan masker apa yang cocok untuk digunakan? 

Gegara wabah virus corona, permintaan terhadap masker melonjak tajam. Apalagi ditambah fakta yang diungkap kemarin, langsung oleh Presiden Jokowi, yang menginformasikan bahwa ada 2 WNI yang tinggal di Indonesia telah terinfeksi virus corona. Hal itu semakin membuat permintaan terhadap masker terus meningkat. 

Baca juga : 

Nani (45), warga salah satu perumahan di kawasan Meruyung Limo, Depok mengeluhkan harga masker yang semakin mahal saat membeli masker di Apotek Kimia Farma di sekitar rumahnya. "Harga masker sekarang sudah sangat tinggi. Naiknya berkali-kali lipat," katanya, ketika ditemui di Maruyung, Depok, senin (2/3) 

Meski mahal, banyak orang tetap membelinya sebagai alat pencegahan terhadap penyebaran virus corona. "Walaupun harga masker di Kimia Farma sangat mahal, namun dibandingkan apotek swasta lainnya, harga disini masih lebih murah," ucapnya. 

Ketika dikroscek ke karyawan Kimia Farma jalan Raya Meruyung terkait kenaikan harga masker yang cukup drastis, dia mengungkapkan "Harganya naik karena dari pabrik harga maskernya juga sudah naik," jelasnya.

Pihak Kimia Farma sampai saat ini belum bisa memberikan komentar soal kenaikan harga masker di apoteknya yang melonjat sangat tinggi.

Produsen Masker : Kami Tidak Menaikkan Harga!

Ahyahudin Sodri, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki), menjelaskan bahwa produsen masker di Indonesia tidak menaikkan harga saat penyebaran virus corona. "Kami sebagai produsen tidak menaikan harga penjualan," kata Ahyahudin 

Justru pihaknya khawatir dengan kenaikan harga yang sangat besar pada penjualan masker. Selain itu, produsen masker telah sepakat menghentikan ekspor untuk sementara waktu dan fokus memenuhi permintaan masker dalam negeri. 

"Kami sebagai Produsen, sangat prihatin, jika ada pihak yang mengambil aksi untung dari tingginya permintaan masker," ujar Ahyahudin. 

"Permintaan masker meningkat satu setengah sampai dua kali lipat. Anggota Aspaki fokus melayani permintaan dalam negeri daripada permintaan ekspor," katanya lagi. 

Ahyahudin juga mengungkapkan bahwa produsen alat kesehatan di Indonesia kewalahan untuk memenuhi peningkatan permintaan masker. 

Memenuhi permintaan dengan impor masker dianggap sulit untuk dilakukan, mengingat masker di negara lain juga mengalami kelangkaan. 

"Berdasarkan data yang kami miliki, ada 7 anggota Aspaki yang memproduksi masker. Perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkat kapasitas produksi mereka," ucap Ahyahudin.

Menkes : Orang Sehat Tak Perlu Pakai Masker 

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan bahwa penggunaan masker untuk menangkal virus corona covid-19 hanya diperuntukkan bagi orang yang sakit. Sebagaimana standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), menegaskan bahwa orang sehat tak perlu pakai masker.

"Kan dari WHO yang sakit aja yang pakai masker. Yang sehat ndak usah, karena kalau sehat makai masker percuma dia nanti megang-megang tetap bisa kena," kata Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3).

Selain itu, untuk mencegah penyebaran virus Corona, Terawan juga mengingatkan agar orang yang sehat tidak melakukan kontak dengan orang yang sakit. Sedangkan bagi yang sakit disarankan agar membatasi kegiatan. 

Untuk mencegah penyebaran virus corona, Terawan mengingatkan agar orang yang sehat tidak melakukan kontak dengan orang yang sakit. Dan bagi yang sakit sebisa mungkin untuk mengurangi aktivitas dan mengisolasi diri.

"Daripada gitu (pakai masker) mending dia yang sehat menjauhi orang sakit. Sedangkan yang sakit menutup diri," katanya.

Sebelumnya, WHO dalam situs resminya telah memberikan saran mengenai pemakaian masker untuk pencegahan virus corona. 

WHO menyebutkan bahwa masker hanya perlu dipakai oleh mereka yang sedang sakit, seperti batuk dan bersin. Sedangkan orang sehat tidak perlu pakai masker, kecuali jika memang sedang menangani orang yang terduga terinfeksi virus corona.

Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar menjaga kebersihan diri. "Masker hanya efektif bila dipakai dengan tangan yang dibersihkan secara rutin menggunakan alkohol atau air dan sabun."

PBB juga menjelaskan, "Jika Anda mau memakai masker, maka Anda harus tahu cara memakai dan membuangnya dengan benar."

Masker Bedah Lebih Cocok Digunakan oleh Masyarakat Biasa 

Pakar penyakit menular dan Kementerian Kesehatan di Singapura untuk menggunakan masker bedah dibandingkan N95 dalam mencegah penularan virus corona.

Sebab masker bedah lebih praktis digunakan masyarakat umum dan efektif untuk mengurangi penyebaran virus. Cara kerja masker ini adalah membantu memblokir tetesan dan percikan dari mulut dan hidung pemakai. 

Selain itu, masker ini membantu mengurangi paparan air liur pemakai dan sekresi pernafasan kepada orang lain.

Masker N95 Tidak Efektif untuk Mencegah Virus Corona 

Lantas jenis masker apa yang bisa digunakan? Sebenarnya banyak sekali jenis masker yang menjadi buruan warga, salah satunya adalah masker N95. Masker ini diyakini sebagai masker paling ampuh untuk melindungi area hidung dan mulut dari virus corona. 

Amesh A. Adalja, MD dari Johns Hopkins Center for Health Security di Maryland, AS, menegaskan memang masker N95 memang memiliki fitur proteksi yang lebih baik ketimbang masker jenis lain. 

Bahkan masker ini mampu memfilter partikel mikro yang berpotensi membawa virus berbahaya. "Ini beda dari masker biasa yang hanya bisa menghentikan partikel besar," ungkap Amesh seperti dikutip dari Health.com.

Namun, ia menegaskan masker ini hanya direkomendasikan bagi tenaga medis profesional. Dan dia juga mengungkapkan bahwa tidak ada masker jenis apapun yang ampuh untuk melindungi tubuh dari serangan virus corona. 

"Masker tidak efektif buat pemakaian secara umum, apalagi kalau masyarakat sering salah memakainya," tambah Amesh.

SHARE ARTIKEL