Bentrok Umat Islam-Hindu di India Akibat UU Anti Muslim, Sebabkan 20 Orang Tewas

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 27 Feb 2020

Bentrok Umat Islam-Hindu di India Akibat UU Anti Muslim, Sebabkan 20 Orang Tewas

Kondisi bentrokkan yang terjadi antara umat Islam - Hindu - Image from www.minews.id

Rusuh, ratusan orang terlibat bentrok antar 2 kubu, yakni umat Islam dan umat Hindu di India. 

Hal ini dipicu karena adanya UU yang mendiskreditkan Umat Islam. Dalam bentrok tersebut orang saling melempar batu, bahkan diketahui ada yang membawa pedang. Diketahui ada 20 yang tewas, 189 luka-luka termasuk 60 terkena luka tembak. 

Dua kelompok Umat Islam-Hindu ini terlibat aksi unjuk rasa yang berujung saling melempar batu. Bahkan dilaporkan ada yang membawa pedang dan senjata tajam lainnya. Hal ini dipicu karena adanya UU yang dinilai anti Islam, padahal India termasuk negara yang menganut pluralisme.

Sebanyak 20 orang dilaporkan meninggal dan 189 lainnya mengalami luka-luka dengan 60 korban luka tembak dalam bentrokan antara umat Hindu dan umat Muslim di timur Ibu Kota New Delhi, India, Selasa 25 Februari 2020.

Baca juga : 

Bentrokan itu bermula dari demonstrasi kecil menentang Undang-Undang Kewarganegaraan. UU ini memudahkan jalur bagi warga non Muslim dari tiga negara tetangga yakni Bangladesh, Pakistan dan Afganistan, untuk mendapatkan kewarganegaraan di India. Namun hal serupa justru tidak didapat kelompok Muslim.

Unjuk rasa itu meluas dan menjadi rusuh setelah umat Hindu dan umat Muslim saling melempar batu. Bahkan, beberapa orang yang terlibat dalam kerusuhan dilaporkan membawa pedang dan senjata lainnya.

Media lokal melaporkan aparat kepolisian sampai menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh.

“Sekarang saya dapat mengonfirmasi 13 kematian. Setidaknya 150 orang telah dibawa ke rumah sakit ini dengan luka dan cedera lainnya,” kata pejabat Rumah Sakit Guru Teg Bahadur, Rajesh Kalra, kepada AFP pada Selasa malam.

Rajesh memaparkan belasan orang dari ratusan yang terlibat bentrokan berada dalam kondisi kritis. Ia bahkan mengatakan bahwa beberapa orang mengalami luka tembak.

Seorang polisi senior, Alok Kumar, menuturkan para pedemo bahkan tak segan menyerang aparat. Stasiun televisi India, PTI, melaporkan satu petugas terluka dan lima truk pemadam juga ikut rusak akibat bentrokan itu.

Media penyiaran NDTV juga menuturkan tiga wartawan dan seorang juru kamera ikut diserang massa dalam kerusuhan itu.

“Nyaris tidak ada kehadiran aparat kepolisian di daerah itu. Para perusuh berlarian mengancam orang-orang dan merusak toko-toko,” kata seorang saksi mata di distrik Maujpur. 

Tanggapan dari Perdana Menteri India 

Perdana Menteri India, Narendra Modi, akhirnya bersuara terkait kerusuhan yang pecah di negara tersebut. 

Sejak Senin dan Selasa kemarin, kekerasan meningkat di India karena UU Amandemen Kewarganegaraan (Citizenship Amendment Act/CAA). Ia pun meminta seluruh masyarakat untuk tenang.

"Damai dan harmoni adalah pusat dari etika kita. Saya meminta untuk saudaraku di New Delhi untuk menjaga kedamaian dan persaudaraan setiap saat," katanya sebagaimana dikutip dari AFP, Rabu (26/2/2020).

Kelompok Hindu merupakan pendukung Perdana Menteri India Narendra Modi. Ia berasal dari partai nasionalis Hindu, Bharatiya Janata.

Sementara itu, pada konferensi pers kemarin, Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal juga mengimbau masyarakat untuk menjaga perdamaian.

"Apapun masalahnya, selesaikan dengan damai," katanya dikutip dari laman yang sama.

Ibu kota India ini telah menjadi pusat protes terhadap UU Amandemen Kewarganegaraan. Sebelumnya kelompok kontra menilai UU ini anti Muslim dan melanggar ideologi bangsa yakni pluralisme.

SHARE ARTIKEL