Kesaksian Suherman yang Selamat Dari Timbunan Longsor, Suara Gemuruh Hingga Rumahnya Terkubur

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 03 Jan 2019
Kesaksian Suherman yang Selamat Dari Timbunan Longsor, Suara Gemuruh Hingga Rumahnya Terkubur
Longsor mengubur kampung garehong (sumber via tribunnews.com)

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un...

Tanah longsor menimbun perumahan warga di kawasan Sukabumi.

Kabar terkini, korban tanah longsor berjumlah 35 orang. 16 orang sudah dievakuasi dan sisanya masih dilakukan pencarian.

Suherman, salah satu korban yang selamat dari timbunan tanah longsor. Begini kesaksiannya....

Longsor mengubur Kampung Garehong, RT 05/04, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Senin (31/12/2018) petang.

Tiga puluh lima orang dikabarkan menjadi korban. Tim gabungan telah mengevakuasi 16 korban tewas dalam peristiwa ini. Sisanya akan kembali dicari hari ini.

Baca Juga :

Kesaksian korban yang selamat

Seperti yang dilansir oleh tribunnews.com seorang korban selamat, Suherman (31), menceritakan detik-detik terjadinya longsor yang juga menimbun bagian depan rumahnya.

Saat kejadian ia bersama istrinya sedang menonton televisi di bagian tengah rumah.

"Istri saya mendengar seperti ada suara gemuruh dari atas bukit, saya sempat bilang itu suara motor," kata Suherman yang mengungsi ke rumah kakaknya, Senin (1/1/2019).

Suherman dan keluarganya yang berhasil selamat dari timbunan longsor di Kampung Garehong, RT 05/04, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Kesaksian Suherman yang Selamat Dari Timbunan Longsor, Suara Gemuruh Hingga Rumahnya Terkubur
Suherman dan keluarganya yang selamat dari timbunan longsor

Saat keluar rumah, ia berteriak tanah sudah mengubur rumah tetangganya yang berada di atas. Ia langsung membopong anak dan istrinya lalu berlari ke bagian belakang rumah.

"Kejadiannya sekitar pukul 18.00 WIB, posisi rumah saya memang berada paling bawah," kata Suherman.

Suherman mengatakan, ia sempat beberapa menit berlindung di bagian belakang rumah karena tanah sudah masuk ke bagian depan rumahnya.

Bersama sang istri dan anak ia melihat situasi tanah yang terus bergerak hingga jatuh ke bawah tebing.

"Saya melihat semua rumah tetangga sudah terkubur, lalu saya teringat dengan ibu dan bapak saya," kata Suherman.

Sekilas ia melihat beberapa rumah masih dalam kondisi tertimbun sebagian. Ia lalu berlari karena melihat ibunya, Ronasih (54), yang sempat tertimbun tanah.

"Saya bersama warga lalu membawa ibu ke tempat yang lebih aman," katanya.

Selesai menyelamatkan sang ibu, Suherman langsung teringat bapaknya. Ia pun berlari ke rumah bapaknya dan melihat rumah bapaknya sudah runtuh.

"Sayup terdengar suara ayah saya meminta tolong, kami pun langsung melakukan upaya pertolongan," kata Suherman.

Posisi sang ayah, Aham (65), dalam posisi yang terjepit dan sangat sulit untuk dikeluarkan. Warga lantas membawa dongkrak untuk mengangkat kayu yang menghimpit kaki Aham.

Aham sempat terjebak reruntuhan selama empat jam. Setelah menggunakan dongkrak, akhirnya warga berhasil mengeluarkan Aham dari reruntuhan rumah.

Aham menderita luka memar dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Palabuhanratu.

Suherman mengatakan, kini ia mengungsi ke rumah kakaknya karena rumahnya perlahan juga tertimbun tanah.

Kita do'akan semoga semua korban segera ditemukan dan pihak keluarga diberi ketabahan oleh Allah. Aamiin.
SHARE ARTIKEL