4 Perkataan Jelek yang Dilontarkan Politikus, Dan Jadi Viral

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 14 Nov 2018

4 Perkataan Jelek yang Dilontarkan Politikus, Dan Jadi Viral
Ucapan politikus yang tak patut dicontoh (sumber via tribunnews.com)

Jadi Public Figure itu Tidak Mudah

Karena pengetahuan rakyat itu beragam, salah ucap pun bisa jadi viral...


Tidak semua orang bisa memahami substansinya, seperti 4 contoh pemilihan kata para politikus yang viral ini, karena salah tempat...jadi terkesan sangat buruk

Entah apa dipikiran politikus saat berkampanye, perdebatan maupun saat memeberikan ceramah di khalayak umum.

Tak jarang politikus pun melontarkan perkataan jelek yang tak terduga.

Berikut wajibbaca..com rangkum dari berbagai media :

1. Jokowi "politik sontoloyo"



Hal itu diungkapkan Jokowi saat Peresmian Pembukaan Pertemuan Pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018). Jokowi mengatakan awalnya Indonesia sudah tidak ada masalah. Dia bahkan mengibaratkan Indonesia mendapat nilai A.

Seperti yang dilansir oleh detik.com, karena kesal terhadap cara politik kotor itulah akhirnya Jokowi mengaku kelepasan mengeluarkan istilah 'politik sontoloyo'. Dia sendiri menegaskan tidak pernah sebelumnya mengeluarkan istilah itu.

"Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan 'politikus sontoloyo' ya itu. Jengkel saya. Saya nggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena sudah jengkel ya keluar. Saya biasanya ngerem, tapi sudah jengkel ya bagaimana," katanya.

2. Prabowo "Tampang boyolali"



Calon Presiden Prabowo Subianto dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang pria bernama Dakun yang mengaku berasal dari Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat (2/11/2018) malam.

Kuasa hukum Dakun, yaitu Muannas Alaidid mengatakan, kliennya melaporkan Prabowo karena ucapan "tampang Boyolali" dalam pidato Prabowo di Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu.

Potongan kalimat dalam pidato Prabowo yang dipermasalahkan Dakun, yaitu "...dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."

Menurut Muannas, hal ini tak layak diucapkan meskipun kalimat tersebut dilontarkan di depan para pendukung Prabowo.

Baca Juga :

3. Ma'ruf amin "bodoh dan tuli"



Wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengatakan hanya orang 'buta' dan 'budek' yang tidak bisa melihat prestasi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Ucapan itu pun menuai kontroversi dengan segala penafsiran politiknya.

Ucapan itu awalnya disampaikan Ma'ruf ketika memberikan sambutan dalam acara deklarasi Barisan Nusantara pada Sabtu, 10 November kemarin. Ma'ruf menyebut prestasi yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK itu seperti membangun infrastruktur pelabuhan, bandara, pendidikan, dan kesehatan.

"Pak Jokowi sudah berhasil membangun berbagai fasilitas dan infrastruktur, seperti pelabuhan, lapangan terbang, sehingga arus orang dan arus barang berjalan dengan baik, terkoneksi daerah lain dapat menghilangkan disparitas antara satu dengan yang lain fasilitas pendidikan kesehatan dan lainnya sudah," kata Ma'ruf yang dilansir detik.com

"Orang sehat bisa dapat melihat jelas prestasi yang ditorehkan oleh Pak Jokowi, kecuali orang budek saja tidak mau mendengar informasi dan kecuali orang buta saja tidak bisa melihat realitas kenyataan," sambungnya.

4. Fahri hamzah "Rada - rada bloon"



Pernyataan kontroversial Fahri terlontar saat dilibatkan dalam diskusi dengan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti soal tujuh proyek DPR.

Saat itu, Fahri menjawab kritik dari Ray dan menjawab latar belakang soal tujuh proyek tersebut. Lantas ia mengatakan dalam sistem demokrasi masih terdapat celah orang yang tidak cerdas untuk menduduki kursi parlemen.

Berikut adalah sepenggal pernyataan Fahri yang beredar videonya di YouTube:

"Orang dalam demokrasi itu tidak dipilih karena disukai oleh pimpinan negara atau ditunjuk oleh presiden, tapi dipilih oleh rakyatnya sendiri. Bukan karena dia cerdas, tapi rakyat suka dia, makanya kadang-kadang banyak orang juga datang ke DPR ini tidak cerdas, kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada bloon begitu," ucap Fahri kala itu.

Pernyataan Fahri itu langsung dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan oleh anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir. MKD pun langsung memanggil Fahri dan memberikan sanksi ringan.

Itu tadi semua perkataan politikus yang tak patut dicontoh oleh masyarakat terlebih orang tua.

Dengan harapan untuk lebih berhati hati dalam  memilih diksi maupun pengucapan kata dalam penyampaian di khalayak umum.
SHARE ARTIKEL