Ya Allah Kampung Halamanku Telah Kau Ratakan, Kini Hanya Bisa Ku Kenang Dalam Angan

Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 16 Oct 2018
Ya Allah Kampung Halamanku Telah Kau Ratakan, Kini Hanya Bisa Ku Kenang Dalam Angan
Image from viva.com

Jerit kisah kasih anak kecil warga palu yang harus merasakan dampak tragedi gempa tsunami beberapa waktu lalu.

Mereka harus kehilangan perabot sekolah, pakaian, bahkan tempat tinggal mereka.

Tragedi bencana yang terjadi pada Jumat petang, (28/9/2018) ‎masih teringat jelas diingatan anak-anak Desa Lompio, Kecamatan Sirenja, Donggala, Sulawesi Tengah.

Trauma tentu dirasakan para anak-anak ini, dimana mereka harus berhadapan dengan bencana yang begitu menakutkan.

Tak ada lagi pakaian, mainan kesayangan atau pun perlengkapan sekolah yang dapat diselamatkan.

Kini pun mereka harus tidur di tenda pengungsian karena tempat tinggal mereka sudah hancur pasca diguncang gempa.

Dua pekan lebih tidur di pengungsian, anak-anak di desa ini sekarang sudah mulai bisa tertawa dan bermain.

Baca Juga :

Setelah gempa terjadi dan tinggal di pengungsian, ada satu rutinitas baru yang anak-anak ini lakukan.

Mereka kerap menyanyikan ‎lagu yang dibuat untuk mengenang peristiwa bencana gempa dan tsunami yang mengguncang Palu, Donggala dan Sigi.

Lagu itu mereka nyanyikan dengan kompak dan penuh penghayatan sehingga membuat para korban pengungsian disana meneteskan airmata.

"Saya setiap mendengar lagu ini mereka nyanyikan selalu menangis karena ingat kejadian itu. Kasihan mereka masih kecil sudah harus menghadapi bencana sebesar ini," ujar Ida, korban di pengungsian yang terharu mendengar lagu ini.

Azizah (10), satu diantara anak-anak yang menyanyikan lagu tersebut menyebut lagu itu berjudul Palu Menangis yang lihat dari ponsel milik orangtuanya.

"Aku tahunya ‎dari youtube di handphone. Memang suka kita nyanyikan selama di pengungsian," kata Azizah dilansir dari tribunnews.com

‎Adapun lirik lagu yang anak-anak korban gempa itu nyanyikan yakni sebagai berikut ;

Sore itu surya hampi‎r tenggelam di Pantai Talise Donggala

Dua delapan September dua ribu delapan belas di Sulawesi Tengah

Tiba-tiba terasa bumi berguncang, meluluhlantakan tanah kaili

Hiruk pikuk manusia berlari tanpa arah tak tahu harus kemana

Tanah terbelah rumah rata dengan tanah, air laut meluap seakan marah

Jembatan Kuning terpisah dua, Masjid Apung hampir tenggelam akibat dahsyatnya bumi beronta

Lebih seribu jiwa jadi korban bencana, banyak yang kehilangan saudara


Pengungsi dimana-mana, mengharap bantuan kita semoga semua ini jadi pelajaran untuk kita manusia

Ya allah semoga mereka semua diberi ketabahan dalam menaungi kehidupan.
SHARE ARTIKEL