7 Fakta Miris Temuan PKBI Lampung! 12 Siswi SMP Hamil, Hingga Pelajar Suka Jajan PSK

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 04 Oct 2018

7 Fakta Miris Temuan PKBI Lampung! 12 Siswi SMP Hamil, Hingga Pelajar Suka Jajan PSK
Gambar ilustrasi (tribunnesw.com)

Astaghfirullah Al Adzim...

Sungguh miris, 12 siswi SMP di satu sekolah diketahui hamil, hingga temuan pelajar suka jajan PSK.

Berikut beberapa fakta mencengangkan temuan PKBI Lampung pada generasi muda kita!

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung baru saja mengungkapkan temuan yang mencengangkan.

Temuan tersebut terkait kebobrokan generasi muda bangsa kita.

Mulai dari siswi hamil hingga kalangan pelajar suka jajan PSK, bitikut 7 fakta mencengangkan temuan PKBI tersebut.

1. Dua belas siswi SMP di satu sekolah hamil

Direktur PKBI Lampung, Dwi Hafsah Handayani menyatakan terdapat 12 siswi SMP di satu sekolah di Lampung yang diketahui hamil.

Siswi SMP yang diketahui hamil tersebut masih duduk di bangku sekolah kelas VII, VIII, dan IX.

"Sekolah bilang bersih. Tapi, cek di guru BK ternyata ada muridnya yang hamil," katanya dikutip dari TribunLampung.co.id.

2. Kondom terjual laris sekitar kampus dan kos-kosan

Hafsah menyampaikan, dirinya pernah melakukan survei ke apotek di sekitar kampus dan daerah kos-kosan.

Dari survei tersebut diketahui, ada sekitar 100 kondom terjual dalam satu bulan sehingga hal tersebut telah memprihatinkan.

3. Kehamilan dini di kalangan pelajar merata di Lampung.

Fakta mencengangkan lainnya diungkapkan oleh Koordinator Pencegahan HIV PKBI Lampung, Rachmat Cahya Aji.

Rachmat mengungkapkan persoalan kehamilan dini di kalangan pelajar rupanya telah terjadi secara merata di Lampung.

"Ada sekolah yang dalam lima tahun terakhir tidak ada kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Kasus 10 siswi SMA hamil itu terjadi pada 2016, itu terjadi di satu SMA," jelas Rachmat, seperti dikutip dari grid.id.

4. Penyebab utamanya adalah pengetahuan

Menurut Rachmat, penyebab utamanya adalah pengetahuan pelajar tentang kesehatan masih minim, ditambah lagi pendidikan reproduksi masih dianggap tabu di Indonesia.

"Sehingga banyak remaja tidak mengetahui akibat dari perilaku s*ks yang berisiko, yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan,” Rachmat Cahya Aji menambahkan.

5. Sebanyak 20 persen dari seluruh pelanggan PSK  dari kalangan pelajar SMA

Pihak PKBI Lampung sebenarnya telah membuka kesempatan konseling kepada para pelajar yang ingin bertanya soal masalah s*ksual.

Rachmat Cahya Aji mengungkapkan sesi konseling tersebut turut menguak fakta yang tak kalah mengejutkan tentang perilaku s*ks di kalangan pelajar di Lampung.

Sebanyak 20 persen dari seluruh pelanggan PSK di Lampung ternyata berasal dari kalangan pelajar SMA.

"Bahkan sekarang itu, banyak pelajar SMA yang ke lokalisasi. Bahkan, 20 persen pelanggan pekerja s*ks itu adalah pelajar SMA. Jadi dari 10 pelanggan seorang PSK, itu 2 orang di antaranya adalah pelajar. Mereka itu awalnya ingin coba-coba, tahu dari teman, sampai ada yang langganan meski jarang-jarang. Bahkan ada pelajar yang pacaran sama pekerja s*ks," kata Rachmat.

6. Pelajar terkena penyakit menular

Tarif PSK di Lampung sendiri cukup bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.

Mengingat pelajar umumnya memiliki dana yang terbatas sehingga tak jarang mereka memilih PSK yang telah berumur agar mendapat tarif yang lebih murah.

Akibatnya, sebagian dari mereka ada yang terkena penyakit s*ksual menular, seperti seperti sifilis dan kencing nanah.

7. Ketua Komnas Perlindungan Anak Lampung mengaku prihatin dan kaget

Atas temuan PKBI Lampung tersebut, Toni Fiser selaku Ketua Komnas Perlindungan Anak Lampung mengaku prihatin dan kaget.

Ia mengakui data yang terkumpul di Komnas Perlindungan Anak Lampung terkait kasus kekerasan anak, termasuk kehamilan di usia belia, terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Sedih, berarti ada kurang pengawasan dari orangtuanya karena sumber masalah anak kan dari rumah. Periode September 2018 sudah ada 5 kasus serupa yang masuk, padahal tahun lalu hanya dua kasus. Ini butuh peran semua pihak terutama orangtua. Tapi kita jadikan ini untuk rehabilitasi bukan sebagai kasus," ungkap Toni Fisher.


Menurut Toni, kehamilan dini yang dialami 12 siswi SMP tersebut secara tidak langsung merupakan korban dari perbuatan orang dewasa di sekitarnya.

Kondisi yang tidak nyaman di rumah bisa menjadi penyebab anak-anak tersebut mencari kenyamanan di luar, entah dari pasangan maupun pacarnya.

Kondisi tersebut berujung pada kejadian yang melampaui batas, contohnya kasus kehamilan di usia dini yang telah diungkap PKBI Lampung sebelumnya.

"Terlebih keberadaan gadget dan mudahnya mengakses berbagai informasi seperti saat ini. Saya juga berbagai informasi seperti saat ini. Saya juga baru mendapat konseling dua remaja SMA berpacaran, sama-sama dari keluarga brokenhome. Cari kenyamanan di luar dan kemudian hamil," tambahnya.

Baca Juga:

Pada kesempatan itu, Toni Fisher turut mengungkap fakta yang tak kalah mengejutkan.

Kasus kehamilan di luar nikah rupanya menempati peringkat kedua setelah kasus bullying sebagai kasus kekerasan yang sering menimpa anak-anak khususnya di kalangan pelajar.

Oleh karenanya, Toni mengingatkan para orangtua untuk lebih memperhatikan perkembangan anak.

Sebaiknya orangtua tidak hanya mencukupi kebutuhan finansial anak semata, tetapi juga kebutuhan psikologisnya, salah satunya dengan menyisihkan waktu bersama anak

"Punya waktu bareng anak di jam 6 sore sampai 9 malam. Melakukan 3B: belajar, bicara, bermain. Itu perlu untuk melihat perkembangan anak," kata Toni Fisher.

Astaghfirullah...

Semoga kasus ini bisa menjadi pembelajaran kita bersama, terutama orang tua dalam mengasuh anak-anaknya.
SHARE ARTIKEL