30 Persen Anak Usia SD Mengalami Penyakit Mata, Ini yang Harus Orang Tua Perhatikan

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 17 Oct 2018

 30 Persen Anak Usia SD Mengalami Penyakit Mata, Ini yang Harus Orang Tua Perhatikan
(Foto: Annissa Widya Davita/detikHealth)
Tak diragukan lagi sering main Gadget sangat berbahaya bagi anak-anak!

Menurut riset, salah satu faktor terbesar kerusakan mata pada anak-anak adalah  penggunaan gadget yang berlebihan, bahkan bisa katarak di usia muda.

Oleh karena itu, orang tua harus perhatikan beberapa hal ini!

Tidak dipungkiri lagi, kemajuan teknologi yang terus melejit secara tidak langsung memberikan kesempatan generasi muda untuk menyicipi 'gadget' sebagai teman bermainnya.

Sayangnya, penggunaan gadget yang berlebihan juga menjadi salah satu faktor risiko yang memicu anak untuk terkena risiko penyakit mata.

Koordinator Lions Club bagian kesehatan mata, Maria Rantung, sebut 30 persen anak SD di Jakarta mengalami masalah mata seperti minus dan silinder.

"Data dari Lions Club awalnya untuk wilayah jakarta sendiri hanya 10 persen. Nah, semakin berjalannya waktu, tahun 2018 ini sudah mencapai 30 persen," ujarnya, di SDN Bungur 01 Jakarta Pusat, Senin (26/10/2018)., seperti dilansir dari detikhealt.com

"Faktor utamanya adalah penggunaan gadget. Tentu saja ini merupakan kondisi yang sangat membahayakan sekali," tegas Maria.

Bakti sosial yang dilakukan Lions Club bertujuan untuk merangkul siswa SDN Bungur 01 yang cukup terabaikan dari sisi kesehatan matanya. Selain itu, mereka juga menyelipkan edukasi bagaimana menjaga mata agar tetap sehat.

"Seperti yang kita tahu, bahwa mata adalah jendela dunia. Tujuan dan harapan kami adalah, agar anak-anak penerus bangsa ini bisa maksimal dalam mecapai cita-cita, tidak terhalang oleh pandangan," ujar Maria.

Bukan Hanya itu, mata minus juga beresiko katarak di usia muda

Sama seperti penyakit tak menular lainnya, katarak mulai mengalami pergeseran usia penderita. Gangguan penglihatan akibat lensa mata yang makin keruh ini mulai diderita usia muda.

Faktor risiko terbesarnya adalah gangguan mata minus (miopi) yang terlalu tinggi.

"Proses katarak makin cepat pada mata dengan minus tinggi," kata dokter ahli mata Tjahjono D Gondhowiarjo dari Rumah Sakit Mata JEC Kedoya, Jakarta Barat.

Bahkan saat ini, katarak menjadi musuh besar penglihatan Indonesia. Survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) 2004-2015 menyatakan, katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di Indonesia.

4 Langkah Kurangi Dampak Buruk Gadget Bagi Mata

Pakar mengatakan, salah satu cara untuk menjaga kesehatan mata adalah dengan membatasi penggunaan gadget.

dr Arini Safira Nurul Akbar, SpM, dari Jakarta Eye Center (JEC) Cinere, mengatakan gadget memiliki manfaat untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Namun terlalu lama menggunakan gadget dan menatap layar bisa membuat mata cepat lelah.

"Kalau terus ngeliatin gadget mata jadinya ya cepat lelah, gampang capek. Kalau cepat lelah nanti akan jadinya minus atau rabun jauh. Mata juga lebih gampang kering, gatal, dan berair," tutur perempuan yang akrab di sapa dr Fira ini.

Untuk mengurangi dampak buruk gadget, ini beberapa tips dari dr Fira yang juga bisa Anda terapkan bagi anak-anak:


1. Prinsip 20/20/20 adalah penggunaan gadget maksimal 20 menit non-stop.

Setelah 20 menit, usahakan melihat objek lain dengan jarak 20 kaki (6 meter) selama 20 detik.

Dengan begitu, mata yang tadinya terfokus untuk melihat layar monitor akan kembali rileks setelah melihat di kejauhan.

"Itu alasannya kenapa kita nggak pernah capek pas lihat pemandangan, karena jauh. Kalau lihat layar karena dekat, kerja mata jadi ekstra dan mudah capek," tuturnya.


2. Istirahat setiap 2 jam dari layar Gadget atau Monitor.

Hal ini bertujuan selain untuk mencegah mata lelah, juga memperbaiki sirkulasi darah.

"Usakahan setiap 2 jam itu stretching, bangun dari tempat duduk," tambahnya.


3. Gunakan kacamata yang sesuai

Satu lagi cara untuk menjaga kesehatan mata karena penggunaan gadget bagi yang mengalami kelainan refraksi, yakni menggunakan kacamata yang minus atau plus yang sesuai.

Menggunakan kacamata dengan minus dan plus yang sesuai akan mempermudah kerja mata.

"Kalau minus 5 pakai kacamata minus 2, mata akan bekerja lebih keras karena penglihatannya kan tetap tidak jelas. Maka sebaiknya gunakan kacamata atau lensa kontak yang minusnya sesuai, supaya kerja mata tidak berat dan tidak mudah capek," tandasnya lagi.


4. Gizi seimbang

Faktor makanan juga memengaruhi kesehatan mata lho. Mata juga memerlukan nutrisi dan gizi untuk bisa menjalankan fungsinya dengan maksimal.

"Ya diet gizi seimbang, makan sayur dan buah, makan makanan nutrisi tinggi jangan junk food terus, itu berpengaruh juga menjaga kesehatan mata," ujarnya.

Baca Juga:

Hal senada juga dikatakan Koordinator Lions Club, Maria Rantung.

Maria mengingatkan untuk mengurangi penggunaan gadget.

"Saya selalu sampaikan untuk mengurangi penggunaan gadget. Mulai dari nonton TV, bermain game, bermain HP, baca sembari tidur, itu yang paling memicu," ujarnya.

"Kurangnya aktivitas di luar ruangan juga sangat berpengaruh, karena cahaya merupakan faktor utama," tambah Maria.

Untuk yang sudah telanjur minus matanya, Maria menganjurkan untuk tidak malas menggunakan kacamata. Menurutnya, malas menggunakan kacamata bisa membuat mata minus jadi semakin parah.

"Usia SD seperti ini masa-masanya mereka aktif, jangan sampai pandangan menjadi halangan," tutupnya.

Nah, bagi anda orang tua.

Mulai sekarang jangan segan-segan batasi penggunaan gadget pada anak-anak Anda.

Karena sejatinya, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Demikian, semoga bermanfaat!
SHARE ARTIKEL