Kisah Agus, Bocah Penjual Bakso Keliling yang Rela Putus Sekolah Demi Menyambung Hidup
Penulis Alif Hamdan | Ditayangkan 14 Aug 2018 Hanya ingin hidup mandiri saja harus rela putus sekolah
Kebanyakan anak memang dituntut untuk mencari ilmu setinggi tingginya. Namun, beda halnya dengan bocah ini, ia rela putus sekolah demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
Image from detik.com
Lumrahnya tukang bakso keliling merupakan pria dewasa, lain hal nya di Garut, Jabar. Seorang bocah bernama Agus jadi tukang bakso keliling meski usianya baru 14 tahun.
Agus biasanya berjualan bakso cuanki keliling di kawasan Tarogong Kaler. Agus merupakan warga Kecamatan Singajaya yang sengaja merantau ke perkotaan Garut untuk menyambung hidup.
"Asli orang Singajaya. Di sini ngontrak," kata Agus saat berbincang dengan detikcom di Perum Bumi Cimanganten, Kecamatan Tarogong Kaler, Senin (13/08/2018).
Setiap hari Agus mejeng di perumahan-perumahan di sekitar Jalan Rancabango, Tarogong Kaler. Ia berjualan dari pukul 9 pagi hingga 5 sore.
Bertemu dengannya tentu terasa aneh dan iba. Tubuh mungil dengan tinggi badan sekitar 1.45 meter menopang tanggungan di pundaknya. Pentungan kecil yang juga ia bawa menjadi ciri khas Agus kala berdagang.
Saat ditanya alasannya berjualan dan merantau jauh ke kota, Agus hanya bilang ingin mandiri. Di kota, Agus tinggal di kontrakan di kawasan Jalan Adung, Tarogong, bersama beberapa rekannya sesama tukang bakso cuanki.
"Jualan baru mulai tahun ini. Pas baru lulus SMP," jelas dia.
Baca juga : Seorang Kuli Panggul Air, Rela Banting Tulang Demi Biayai Anak dan Istrinya
Seporsi bakso cuanki racikan Agus dihargai Rp 5 ribu sampai 10 ribu, tergantung banyaknya bakso dan cuanki yang dibeli. Setiap hari, tangan kecilnya mampu mengolah 80 porsi bakso cuanki untuk disajikan ke pembeli.
Dari hasil jualannya, ternyata Agus tak mendapat untung yang besar. "Kalau laku Rp 80 ribu ya sekitar Rp 400 ribuan. Saya kebagian cuman 100 ribu rupiah karena harus setor ke yang punya dagangan," ujar Agus.
Kebanyakan anak memang dituntut untuk mencari ilmu setinggi tingginya. Namun, beda halnya dengan bocah ini, ia rela putus sekolah demi mencukupi kebutuhan hidupnya.

Lumrahnya tukang bakso keliling merupakan pria dewasa, lain hal nya di Garut, Jabar. Seorang bocah bernama Agus jadi tukang bakso keliling meski usianya baru 14 tahun.
Agus biasanya berjualan bakso cuanki keliling di kawasan Tarogong Kaler. Agus merupakan warga Kecamatan Singajaya yang sengaja merantau ke perkotaan Garut untuk menyambung hidup.
"Asli orang Singajaya. Di sini ngontrak," kata Agus saat berbincang dengan detikcom di Perum Bumi Cimanganten, Kecamatan Tarogong Kaler, Senin (13/08/2018).
Setiap hari Agus mejeng di perumahan-perumahan di sekitar Jalan Rancabango, Tarogong Kaler. Ia berjualan dari pukul 9 pagi hingga 5 sore.
Bertemu dengannya tentu terasa aneh dan iba. Tubuh mungil dengan tinggi badan sekitar 1.45 meter menopang tanggungan di pundaknya. Pentungan kecil yang juga ia bawa menjadi ciri khas Agus kala berdagang.
Saat ditanya alasannya berjualan dan merantau jauh ke kota, Agus hanya bilang ingin mandiri. Di kota, Agus tinggal di kontrakan di kawasan Jalan Adung, Tarogong, bersama beberapa rekannya sesama tukang bakso cuanki.
"Jualan baru mulai tahun ini. Pas baru lulus SMP," jelas dia.
Baca juga : Seorang Kuli Panggul Air, Rela Banting Tulang Demi Biayai Anak dan Istrinya
Seporsi bakso cuanki racikan Agus dihargai Rp 5 ribu sampai 10 ribu, tergantung banyaknya bakso dan cuanki yang dibeli. Setiap hari, tangan kecilnya mampu mengolah 80 porsi bakso cuanki untuk disajikan ke pembeli.
Dari hasil jualannya, ternyata Agus tak mendapat untung yang besar. "Kalau laku Rp 80 ribu ya sekitar Rp 400 ribuan. Saya kebagian cuman 100 ribu rupiah karena harus setor ke yang punya dagangan," ujar Agus.