Jelas Orang Tua Salah, Karena Cemburu, Kakak 4 Tahun ini Bunuh Adik Bayinya

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 15 Mar 2018

Jelas Orang Tua Salah, Karena Cemburu, Kakak 4 Tahun ini Bunuh Adik Bayinya

Foto diolah via wajibbaca.com, dari berbagai sumber

Memetik pelajaran dari kasus kakak bunuh adik karena cemburu

Tak sedikit orangtua yang membagi kasih pada anak-anaknya, ada yang dianak tirikan dan ada yang dianak emaskan

Seperti kejadian ini memperingatkan semua orang untuk menjaga mulut saat bicara pada anak kecil yang sangat berpengaruh, soal mulut yang berbisa dengan alasan klasik "Bercanda"

Tampaknya kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang untuk lebih berhati-hati dalam berbicara, apalagi pada bocah kecil, salah sedikit malah membuat mereka lakukan hal yang tidak-tidak.

Baca juga : Nonjok Orangtua yang Bebaskan Anak Main HP, Kejadian ini Jadi Pelajaran Keras

Sebuah unggahan tentang seorang bocah membunuh adiknya mendadak viral di media sosial.

Unggahan ini bermula dari akun Facebook dengan nama Mega Wati.

Kabarnya kejadian tersebut telah terjadi tujuh sampai delapan tahun lalu.

Ia bercerita dalam unggahan tersebut, seorang anak berusia sekitar empat tahunan, dengan tega membunuh adiknya.

Sang adik yang masih bayi tak bisa diselamatkan karena sang ibu datang terlambat.

Kejadian tersebut kabarnya terjadi di daerah rumahnya.

Rupanya alasan sang kakak tega melakukan itu karena sudah mendapat kata-kata dari orang lain kalau 'ibunya lebih sayang sama adiknya'.

Berikut ini cerita lengkapnya yang Tribunstyle.com lansir dari laman Facebook-nya.

"Keluarga di kompleks dekat rumah, ada anak laki2 yang membunuh adik perempuannya. Saat ibunya masuk ke kamar, dia melihat anak laki2nya sedang melompat2 di atas adiknya. Sang ibu segera menghampiri anak perempuannya, namun telat, dia sudah tidak bernyawa.

Motifnya ? Karena 'katanya' ibunya lebih sayang sama adiknya.

Sang anak laki2 umurnya 4 tahunan. 
Adik perempuannya masih bayi.

Dari saat sang ibu masih hamil, orang2 pada bilang ama si abang : ibu bapak kamu udah ga sayang ama kamu lagi, kan sudah ada adik baru. Karena terus menerus mendengar hal itu dan takut dibuang, terjadilah hal tersebut.

Mungkin pikirnya : sekarang aku ga akan dibuang karena sudah ga ada adik lagi.

Sekarang sang anak harus hidup sebagai orang yang membunuh adik kandungnya. Dan coba bilang, apa yang harus dilakukan sang ibu ? Setiap kali dia melihat anak laki2nya, dia akan mengingat anak perempuannya yang dibunuh anak laki2nya sendiri. Dan orang2 yang nakut2in anak laki2 itu ? Dapat gosip baru.

Apa susahnya bilang : 'wah, HEBAT ya, kamu sudah mau jadi abang lho, jaga adikmu baik2 ya' instead of 'kamu itu udah ga disayang, udah mau dibuang, tuh udah ada dedek baru'

Sebaik apapun kamu, kalau mulutmu berbisa, kamu bukan orang baik.
If you cannot say something good, then please don't say anything at all.

Note : 
1. Kejadiannya udah lama, udah 7-8 tahun yang lalu.
2. Saya percaya semua orang tua pasti mengajarkan dan memberikan pengertian ke anak bahwa adik itu bukan saingan, melainkan teman dan harus disayang, tapi perkataan yang didengar berulang2 oleh anak akan menjadi sugesti. Jadi ga usah debat bilang ini salah ortu sang anak kurang perhatian, inti post ini adalah soal mulut yang berbisa dengan alasan klasik 'bercanda'"

Jelas Orang Tua Salah, Karena Cemburu, Kakak 4 Tahun ini Bunuh Adik Bayinya

Baca juga : Balasan Pedih Bagi Suami yang Tak Memperhatikan Istri Saat Hamil, Tapi Malah Perhatikan Ibunya

Mega juga membagikan beberapa cerita yang serupa dari warganet lainnya.

Jelas Orang Tua Salah, Karena Cemburu, Kakak 4 Tahun ini Bunuh Adik Bayinya

Jelas Orang Tua Salah, Karena Cemburu, Kakak 4 Tahun ini Bunuh Adik Bayinya


Jelas Orang Tua Salah, Karena Cemburu, Kakak 4 Tahun ini Bunuh Adik Bayinya

Jelas Orang Tua Salah, Karena Cemburu, Kakak 4 Tahun ini Bunuh Adik Bayinya

Postingan ini juga direpost di media sosial lainnya seperti Twitter dan Instagram.

Banyak netter yang membagikan pengalaman mereka. Ternyata banyak netter yang mendapat sugesti membenci adiknya karena ucapan orang-orang sekitar mereka saat masih kecil.

Bagaimana sih..cara yang tepat membagi kasih sayang buat si Kakak dan si Adik dengan porsi yang pas??

Mencintai Cara Alami, Cara Terbaik
Kasih sayang haruslah mampu membuat orang yang disayangi merasa bahagia sekaligus mendewasakannya.

Contoh kecil ini mungkin pernah Anda alami di rumah, orangtua menyatakan kasih sayang dalam bentuk selalu menunggui anaknya belajar.

Alhasil, anak tak mendapat kesempatan untuk belajar sendiri dan tumbuh menjadi invidu mandiri. Sebagian anak, juga merasa tak nyaman belajar sambil ditunggui orangtuanya. Mereka lebih bahagia jika boleh belajar dengan gayanya sendiri dan orangtua cukup mengawasi sekali-sekali.

Dengan kata lain, kasih sayang dalam keluarga paling baik diungkapkan dengan cara natural. Tanpa harus dengan cara yang heboh, bagaimana cara ibu memperlakukan ayah atau sebaliknya, akan menjadi bentuk pengajaran langsung mengenai kasih sayang.

Tanpa diminta, anak pun akan menangkap bagaimana ibu membagi perhatiannya kepada ayah dan anak-anak.

Baca juga : Kalau Anda Merasa Dianak Tirikan oleh Orangtua? Tetap Sabar dan Lakukan 9 Hal ini

Kasih sayang kakak beradik
Kasih sayang yang natural juga perlu ditumbuhkan pada hubungan kakak beradik. Ingat, persaudaraan di antara mereka berlangsung selamanya.

Untuk itu, hilangkan favoritisme pada anak tertentu. Kakak tak selalu harus mengalah, dan adik tak mesti selalu dibela.

Jangan tumbuhkan rivalitas di antara mereka, sebab bukan untuk tujuan itu Anda menghadirkan adik bagi si kakak, bukan?

Membantu kakak beradik menemukan kasih sayang memang bukan tugas yang ringan. Janis Keyser, parenting educator pada Departemen Pendidikan Anak Usia Dini di Cabrillo College di Aptos, California (www.babycenter.com) memberikan saran begini: bayangkan bahwa sebuah keluarga adalah segitiga yang meletakkan ayah dan ibu di puncak, serta anak-anak di bagian bawahnya.

Hubungan segitiga ini saling berhubungan bagaikan lingkaran dimana masing-masing anggota keluarga memiliki kontribusi untuk saling mendukung.

Caranya, libatkan anak untuk mengambil peran dalam family support system. Bersabarlah, wajar saja kalau kakak beradik yang masih kecil selalu berebut tempat dan mainan.

Lama-lama kalau Anda selalu berlaku adil dan melibatkan anak-anak untuk membantu satu sama lain, mereka justru akan saling mendukung.

"Saya menyebutnya, melakukan tugas di luar pekerjaan," kata Keyser. "Sebagai orangtua, meskipun saya suka sekali mengasuh dan merawat anak-anak, saya berusaha memberi ruang kepada mereka untuk saling peduli satu sama lain.

Dengan cara ini, anak-anak memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan memberi dan menerima. Hubungan timbal balik ini akan memperkuat persaudaraaan sepanjang masa.

Contohnya, waktu anak sulung saya Calvin yang berusia 4 tahun menendang adiknya Maya yang masih bayi, saya tidak langsung berlari untuk menenangkan si adik.

Sambil deg-degan saya biarkan Calvin mengatasi tangisan adiknya. Tak lama kemudian, Maya sudah tersenyum kembali pada abangnya.

Dari situ Calvin melihat dirinya sebagai orang yang welas asih daripada sebagai si tukang cari gara-gara.

Maya pun melihat sang kakak sebagai saudara yang menyayanginya."

Hmmm, sungguh pelajaran yang menarik, bukan?

Ciri-ciri kurang kasih sayang
Anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dalam keluarga atau merasa tersaingi oleh saudaranya, umumnya akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:

* Terlihat gelisah dalam bertindak, berusaha selalu mencari-cari perhatian. Entah dengan mengganggu lingkungan sekitarnya, menangis keras jika permintaannya tidak dipenuhi saat itu juga, dan ngambek atau mengurung diri saat mengalami sesuatu yang dirasa tidak menyenangkannya.
* Agresif. Di saat marah ia tak segan-segan membanting barang atau merusak sesuatu. Apa pun akan dilakukannya selama perilaku itu bisa menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.
* Lebih sulit diatur dan cenderung selalu melawan jika diberi pengertian. Setidaknya ia akan balik bertanya, "Kenapa saya harus melakukannya? Kalau saya tidak melakukannya, memang apa sanksinya?"
* Tidurnya gelisah, kadang mengalami gangguan tidur, seperti mengigau, terbangun beberapa kali di malam hari gara-gara mimpi buruk.
* Ada kalanya pertumbuhan fisiknya terganggu, seperti terlalu kurus atau bahkan kelewat gemuk.
* Umumnya anak seperti ini juga bermasalah dalam proses pendidikan formalnya. Tak jarang anak-anak yang kurang kasih sayang ini akhirnya terpaksa tinggal kelas karena tidak bisa belajar dengan baik.

Baca juga :

Atasi rasa cemburu berlebih si kecil dengan 5 cara berikut ini

Dampak yang mungkin timbul sebagai akibat kecemburuan si kecil

1. Jika si kecil merasa cemburu, bisa jadi nampak ada perubahan pada kestabilan emosinya. Dia cenderung lebih cengeng, gampang emosi, atau bahkan bisa memukul teman, ayah bunda atau adik bayi.

2. perubahan tingkah laku juga dapat nampak sebagai kemunduran ke tahap sebelumnya. Jika sebelumnya si kecil sudah tidak ngompol saat tidur siang, mungkin dia mulai ngompol atau bahkan buang air besar dicelana lagi.

3. Melawan. Perubahan karakter yang cukup ekstrim dapat pula terjadi. Mungkin sebelumnya si kecil termasuk anak yang penurut, atau pendiam, tapi kemudian berubah secara drastis menjadi anak yang suka melawan.

4 Mudah menangis. Ekspresi menangis adalah hal yang paling umum dilakukan ketika dia berhadapan dengan suatu masalah dan dia tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Jadi bagi si kecil menangis adalah bagian dari penyelesaian masalahnya.

Meredakan perasaan cemburu berlebih pada anak batita

1. Dengan semakin bertambahnya usia, dan bimbingan dari ayah bunda, si kecil akan mulai faham sedikit-demi sedikit tentang apa yang sebenarnya terjadi. Jika luapan emosi karena cemburu ini terjadi hanya sesekali saja, ayah bunda tidak perlu terlalu khawatir. Cukup awasi dan berikan pemahaman bahwa ayah bunda tetap mencintai si kecil.

2. Selama masa keamilan si adik bayi, sebaiknya bunda mulai mengedukasi si kecil tentang kehadiran adik bayi. Selama sembilan bulan masa kehamilan, ayah bunda memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan kepada si kecil sesuai dengan pemahamanya. Jelaskan dengan cara yang realistis bahwa adik bayi yang baru lahir masih terlalu kecil untuk diajak bermain, dan akan sering menangis.

3. Libatkan sesuai kemampuanya dalam mengurus adik bayi. Misalnya saat si bayi sedang ganti popok, libatkan dia untuk mengambil popok atau baju bersih dari lemari, atau mintalah si kakak bernyanyi untuk menenangkan tangisan adik bayi.

4. Hindari sebisa mungkin perubahan dalam menjalani rutinitas si buah hati. Jangan terlalu nampak bahwa ayah bunda terlalu memperhatikan adik bayi dan mengabaikan dirinya. Jika si kecil menjadi agak rewel, turuti sebisa mungkin apa permintaannya. Di saat adik bayi tertidur, manfaatkan untuk memberikan perhatian lebih bagi si kakak.

5. Jangan hadapi kecemburuan si buah hati dengan emosi. Merespon kecemburuan mereka dengan kemarahan apalagi dengan kekerasan fisik dapat memperburuk keadaan. Coba fahami sudut pandang si kecil dan berusaha untuk lebih bersabar. Berkata tegas sekali-sekali diperlukan tapi bukan berarti harus
marah

Nah guys, mulai sekarang hati-hati ya dalam berucap.

Jangan sampai anak kamu nanti benci pada adiknya karena ucapanmu atau orang-orang di sekitarnya.

SHARE ARTIKEL