Bali Mendadak Viral, Meski Jadi Wisata Paling Diminati Dunia Tapi di Video ini Sungguh Miris
Penulis Unknown | Ditayangkan 08 Mar 2018
foto via tribunnews.com
Mulai dari laut hingga hutan dan keanekaragaman hayatinya yang indah...
Harta yang dimiliki Indonesia ini cukup baik diolah untuk dijadikan tempat wisata.
Dalam daftar tempat wisata paling terkenal di dunia, Bali menjadi salah satu yang termasuk di dalamnya.
Indonesia pun juga sangat terkenal dengan kekayaan yang dimiliki Pulau Dewata itu.
Semua turis dunia sangat mengenal Bali sebagai destinasi menarik untuk dikunjungi.
Baca Juga : Geram Beredar Video Warga Buang Sampah di Laut, Menteri Susi "sebarkan videonya"
Meskipun, tak menutup kemungkinan lokasi lain di Indonesia yang juga punya potensi yang sama. Keindahan laut di Pulau Dewata juga merupakan satu yang paling terkenal. Sayangnya, isu tentang polusi laut yang beberapa kali muncul terasa semakin mengerikan saja.
Hingga, fakta tersebut kembali viral di dunia Internet dunia.
Berawal dari postingan sebuah akun Facebook. Sebuah akun Facebook bernama Rich Horner membagikan pengalamannya menyelam di laut Nusa Penida melansir dari tribunnews.com, Bali.
Rich Horner sendiri merupakan wisatawan asal Inggris.
Laut yang diarunginya tersebut dikenal dengan sebutan Manta Point lantaran banyak ikan pari manta yang berkumpul di tempat tersebut.

foto via tribunnews.com
Rich Horner merekam dirinya sendiri yang tengah menyelam di dalam laut.
Di sekitarnya, tampak banyak sampah plastik terapung mengikuti arus ombak laut bersamaan dengan ikan-ikan yang berenang ke sana ke mari.
Baca Juga : Pernah Berpikir Air Laut Asin? Beginilah Jika Samudera Menjadi Tawar
"The ocean currents brought us in a lovely gift of a slick of jellyfish, plankton, leaves, branches, fronds, sticks, etc....
Oh, and some plastic. Some plastic bags, plastic bottles, plastic cups, plastic sheets, plastic buckets, plastic sachets, plastic straws, plastic baskets, plastic bags, more plastic bags, plastic, plastic, so much plastic!
Surprise, surprise, there weren't many Mantas there at the cleaning station today... They mostly decided not to bother.
(Arus laut membawakan kita hadiah terbaik, ubur-ubur, plankton, daun, ranting, palem, batang, dan lain-lain.
Oh, dan beberapa plastik. Tas plastik, botol plastik, gelas plastik, lembaran plastik, keranjang plastik, kemasan plastik, sedotan plastik, dan masih banyak plastik lainnya!
Kejutan, tidak banyak Manta yang berkumpul di cleaning station hari ini. Mereka memutuskan untuk tidak mengganggu)," tulis Rich Horner dalam Facebooknya.
Video Horner tersebut sudah ditonton sebanyak 1 juta kali.
Tidak hanya di Facebook, Rich Horner juga mengunggah videonya tersebut di saluran YouTube.
Melihat kondisi laut Bali yang memprihatinkan, banyak netizen memberikan komentar terkait video Rich Horner tersebut.
Baca Juga : Keren!! Demi Tuntut Perusahaan Kimia, Lihat yang Dilakukan Petani Ini Selama 16 Tahun
"Bagaimana kita hidup kalau laut kita sejorok itu," tulis Terry Hutahean.
"Kami pernah menyelam di Manta Point beberapa tahun yang lalu dan itu adalah pengalaman yang sangat menakjubkan. Namun, saat kami berkeliling Bali dan Lombok, sangat menyedihkan melihat warga membuang sampah mereka ke sembarang tempat, termasuk laut. Pendidikan bagaimana cara membuang sampah yang benar sepertinya sangat dibutuhkan," tulis Mandy McShane.
"Ini sangat menyedihkan dan merupakan hal yang sangat serius, kita harus melakukan suatu untuk membersihkan kekacauan ini, yang kita butuhkan adalah melakukan daur ulang. Kita harus bertindak sekarang sebelum kehidupan di laut dan sungai mulai punah," tulis Jim Burgess.

foto via tribunnews.com
Baca Juga : Teknologi Air Laut Jadi Air Siap Minum, Resmi Diterapkan di Jakarta & Riau
Plastic Pollution, sebanyak 299 juta ton sampah plastik mengotori berbagai belahan dunia pada 2013 lalu.
Banyak cara dilakukan untuk mengurangi sampah plastik, seperti daur ulang dan penggunaan tas kain untuk belanja.
Pada 2015, jumlah sampah plastik berkurang menjadi 297,5 juta ton.
Meski berkurang, sampah plastik masih menjadi masalah utama bersama.
Dibutuhkan kesadaran dari masing-masing pribadi untuk mengelola sampah mereka agar tidak mengotori atau bahkan mencemari lingkungan.