Teknologi Air Laut Jadi Air Siap Minum, Resmi Diterapkan di Jakarta & Riau

Penulis Unknown | Ditayangkan 19 Oct 2016
Hampir 80% Bagian tubuh manusia mengandung Air, oleh karena itu kita dianjurkan untuk minum air putih sebanyak 8 gelas perhari. Tapi, seiring berkembangnya jaman, Sumber air bersih kini semakin langka dan tercemar hingga di Jakarta sekalipun kekurang air bersih untuk diminum.

Teknologi Air Laut Jadi Air Siap Minum, Resmi Diterapkan di Jakarta & Riau

BACA JUGA: Turki: "Perang Dunia Ke-3 Akan Benar-benar Terjadi Jika Konflik Suriah Tak Kunjung Usai"

Oleh sebab itulah, pemerintah berinovasi dengan menerapkan teknologi merubah air laut menjadi air siap minum atau disebut dengan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).

"SWRO, yang paling dekat ada di Kepulauan Seribu, Jakarta, itu sudah beroperasi. Air ini langsung bisa diminum, setara dengan air mineral dalam kemasan," ujar Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Mochammad Natsir, di Kementerian PUPR, Jakarta.

Dikutip Wajibbaca dari Kompas, Pengoperasian ini memang dibutuhkan biaya cukup tinggo. Pasalnya pompanya saja membutuhkan 500 meter kolom air. Hal ini mengakibatkan biaya operasinya mencapai lebih dari Rp 25.000 per meter kubik. Sebagai perbandingan, untuk air biasa biaya operasinya Rp 4.000 per meter kubik tanpa bisa dikonsumsi.

Meski demikian, biaya tersebut bisa diterima masyarakat karena konsumsi air hanya untuk minum atau memasak. Sementara air untuk mandi dan kebutuhan lainnya yang perlu jumlah besar bisa disiasati menggunakan alternatif lain. Keuntungan lainnya dari teknologi SWRO tersebut adalah masyarakat tidak perlu lagi memasak air untuk minum.

"Di beberapa tempat sudah kita lakukan, yang terbesar di Tanjung Pinang, Riau, yakni 50 meter kubik per detik," tutur Natsir.

SWRO memang menjadi cara untuk memproduksi air baku bukan dari tanah, melainkan langsung dari laut. Meskipun teknologi SWRO dan perakitannya sudah bisa diproduksi di dalam negeri, namun membrannya masih harus impor.
SHARE ARTIKEL