Kalian yang Memakai Baju Itu, Mengapa Saya yang Malu? Ya, Saya Malu Menjadi Wanita

Penulis Unknown | Ditayangkan 08 Mar 2017

Kalian yang Memakai Baju Itu, Mengapa Saya yang Malu? Ya, Saya Malu Menjadi Wanita

Saya malu menjadi wanita.
Itulah ungkapan yang ingin saya lontarkan kepada mereka yang masih saja bangga dengan lekukan indah terlihat, yang mana katanya mampu menggugah selera pria yang melihatnya. Ah, saya tahu, memang bukan sebagai seseorang yang kenal dengan mereka itu. Namun lebih tepatnya, saya hanya ingin mengutarakan isi hati. Mengapa masih saja ada yang gemar mengenakan pakaian yang kurang bahan

Baca juga : Karena Tuhan Tak Akan Memberikan Apa yang Kamu Inginkan, Ikhlaskanlah

Saya malu menjadi wanita.
ya, memang benar kurang bahan, terbukti karena masih banyak baju dan rok yang lebih santun. Akan tetapi mengapa masih saja banyak yang lebih menyukai rok ataupun pakaian yang bisa menimbulkan keburukan bagi si wanita itu sendiri?

Saya malu menjadi wanita.
Bagaimana tidak? Di saat sudah berusaha menutup aurat semampunya, eh di sekitar justru bertebaran wanita-wanita lain berpakaian minim. Bukan, bukan karena saya merasa lebih baik dari mereka. Mungkin ilmu kewajiban menutup aurat belum sampai pada perempuan-perempuan itu. Atau jika sekilas dilihat dari ciri-cirinya, sepertinya mereka memang bukan muslimah, jadi mana ‘kena’ aturan wajib menutup aurat?

Saya malu menjadi wanita.
Wahai Bu, Tante, Mba, Neng cantik …
Busana kalian kurang bahan dan sungguh membahayakan. Tolong camkan, yang mungkin kena getahnya bukan cuma kalian. Tapi perempuan lain bisa saja jadi korban. Bagaimana bisa seperti itu? Memang benar kalian yang memakainya, namun bisa saja kan karena kalian tak bisa digapai, menjadikan keburukan itu dilampiaskan pada wanita lain?

Saya malu menjadi wanita.
Itulah mengapa, Hati saya teriris-iris jika melihat aurat wanita diumbar-umbar, baik secara live maupun tidak. Baik cetak maupun online. Malu sekali rasanya menjadi bagian dari kaum ini, kalau hanya dijadikan objek pemuas hawa nafsu semata. Tidak, saya tidak memaksa kalian untuk berhijab. Karena harus diakui bahwa sebagian wanita yang merasa ‘sudah berhijab’ pun, bahkan bisa jauh lebih menarik perhatian dibandingkan mereka yang tidak.

Hanya saja sebagai sesama wanita, saya minta tolong… berpakaianlah dengan santun. Iya, saya mengerti itu hak asasi kalian. Kalian mau pakai busana apa kek, itu hak kalian, belinya pun juga nggak minta duit saya. Tapi, duh… jika saya yang sudah berhijab saja risih sekali melihat pria-pria itu memandangi tubuh mulus kalian sambil cekikikan dan tatapan penuh makna, kok yaa kalian bisa yaa, anteng-anteng aja ditatap seperti itu?

Apakah rasa malu kini sudah benar-benar langka bahkan punah dan tinggal cerita?

Kalian yang Memakai Baju Itu, Mengapa Saya yang Malu? Ya, Saya Malu Menjadi Wanita

Baca juga : Dia Memintaku untuk Menikah Sementara Dengannya, Apakah Boleh?

Oleh karena itulah, sebagai wanita yang ingin memberikan perhatian kepada kalian yang pasti ketika membaca hal ini sudah tegang urat nadinya dan ingin mencemooh saya. Tapi, jika kalian tahu saya ingin sekali mengingatkan, ketika kalian memakai baju yang lebih santun, apakah ada perbedaannya? Ya, tentu saja ada.

Karena saya bangga menjadi seorang wanita.
Dimana ketika kelak kalian sudah menemukan seseorang yang terbaik dalam hidup. Maka kalian mungkin saja akan mengerti apa gunanya menutup diri dengan pakaian yang lebih menenangkan hati. Bukan baju dan rok mini yang menggairahkan lelaki. Tentu saja masih boleh, asal hanya ketika bersama suami, sehingga nantinya ketika kalian sudah membenahi diri. Sosok kecil yang dititipkan Tuhan kepada kalian, akan bangga saat bertanya, "Mama cantik sekali dengan baju santun begini, aku bersyukur karena Tuhan mengirimkan mama untukku disini".
SHARE ARTIKEL