Agama itu Nasihat, Siapa yang Agamanya Kuat InsyaAllah Hidupnya Selamat

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 19 Dec 2016
Agama itu Nasihat, Siapa yang Agamanya Kuat InsyaAllah Hidupnya Selamat
Agama itu Nasihat, Siapa yang Agamanya Kuat InsyaAllah Hidupnya Selamat
Bagaimana kita membedakan baik dan buruk tanpa adanya nasihat

Majelis Taklim Masjid Nurullah menggelar kajian rutin di Masjid Nurullah, Kompleks Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (14/12). Kajian tersebut dilaksanakan seusai menunaikan shalat Magrib berjamaah. Pada kajian itu, Majelis Taklim Nurullah mengundang Ustaz Ali Ahmad sebagai pemateri. Adapun tema yang dibahas, yakni tentang agama sebagai sebuah nasihat. Demikian lansir republika.co.id.

Ustaz Ali Ahmad mengatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda terkait agama sebagai sebuah nasihat. "Dalam hadisnya, Rasulullah ditanya (agama) nasihat untuk siapa. Beliau menjawab (nasihat) untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, imam kaum Muslimin atau mukminin, dan bagi kaum Muslimin pada umumnya," ungkap dia.

Secara umum, hadis tersebut memiliki beberapa kandungan yang sangat penting dalam Islam. Pertama, perihal saripati agama sebagai sebuah nasihat. Imam Al Khatabi pernah berkata bahwa sesungguhnya agama adalah tiang dan penyangganya adalah nasihat. Kemudian, dalam hadis tersebut tak ada yang diistimewakan dan dikecualikan.

Baca Juga: Menikah, Tapi Pekerjaan Tak Tetap Bahkan Menganggur? Baca 5 Hal Penting ini

"Sebab, semua mendapatkannya. Tetapi, dengan makna, wujud, jenis, dan tuntunan yang berbeda-beda," ujar Ustaz Ali Ahmad.

Kendati dalam hadis itu juga disebutkan nama Allah SWT, bukan berarti Dia juga membutuhkan nasihat. Terdapat makna tersendiri terkait hal ini. Sebab Allah SWT, sebagai Sang Pencipta alam semesta, tak membutuhkan nasihat dari para makhluknya.

Ustaz Ali Ahmad mengatakan, berdasarkan penjelasan Imam An Nawawi, nasihat kepada Allah SWT memiliki beberapa makna. Antara lain memurnikan keimanan kepada-Nya dan mengingkari sekutu bagi-Nya. Terkait keimanan kepada Allah SWT, menurut Ustaz Ali Ahmad, ada empat hal yang perlu diketahui umat. Pertama, meyakini keberadaan dan wujud Allah SWT. "Tapi, hal ini masih tidak cukup agar kita disebut beriman. Karena banyak yang meyakini keberadaan dan wujud-Nya, tapi tidak menjalankan perintah-Nya," ujar dia.

Kedua, meyakini segala perbuatan Allah SWT. Apa yang terjadi pada diri seorang Muslim, tidak pernah terlepas dari kekuasaan-Nya. Kendati, manusia memang tidak akan mampu mengetahui apa rencana dan kehendak-Nya. "Dan ini juga masih belum cukup untuk mengimani Allah SWT," kata Ustaz Ali Ahmad menjelaskan.

Hal berikutnya adalah tidak mengingkari sifat-sifat-Nya yang sempurna dan agung. Terkait hal ini, ucap Ustaz Ali Ahmad,  berkaitan dengan hal sebelumnya. Menurut dia, terkadang manusia selalu berburuk sangka kepada Allah SWT. Padahal, dia tak pernah tahu apa yang sedang direncanakan oleh-Nya untuk kehidupannya.

Terakhir sebagai pelengkap dan bukti bahwa seorang Muslim beriman kepada Allah SWT adalah dengan menjalankan segenap perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. "Sebagaimana telah diketahui bahwa tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya," ujar Ustaz Ali Ahmad.

Baca Juga: Inspirasi ini Dapat Kita Contoh dari Nabi Muhammad agar Selalu Optimistis

Ia mengatakan, manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna. Manusia sudah  diberi pendengaran, penglihatan, naluri, serta hati. Semua hal ini sudah sepatutnya dimanfaatkan untuk memaksimalkan ibadah kepada Allah SWT.

Karena itu, Ustaz Ali Ahmad mengajak jamaah yang hadir pada kajian tersebut untuk senantiasa meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Tak hanya selalu sibuk dengan dunia, tapi juga memikirkan akhirat. Sebab, mereka yang hanya selalu mengejar dunia, walaupun diberi kemudahan oleh Allah SWT, dapat dipastikan tidak akan mendapatkan tempat di akhirat kelak.

Ketua DKM Nurullah Yahya Selki mengatakan, kajian memang rutin digelar di Masjid Nurullah hampir setiap hari. Karena itu, DKM Nurullah, lanjutnya menerangkan, selalu mengundang berbagai tokoh atau pemateri kajian. Ustaz Ali Ahmad misalnya, diundang dari Cirebon, Jawa Barat, untuk mengisi kajian di Masjid Nurullah.

Kajian rutin, kata Yahya, diharapkan dapat memberi pencerahan dan bekal ilmu yang cukup kepada segenap jamaah Masjid Nurullah. "Dan ilmu ini tidak hanya sekadar menjadi penuntun, tetapi juga mereka sebarkan dan amalkan dalam kehidupannya," ujar dia.
SHARE ARTIKEL