Hanya Gara-gara Nilai Jelek dan Takut Dimarahi Ibu, Bocah 11 Tahun Sudah Berani Bunuh Diri
Penulis Unknown | Ditayangkan 24 Oct 2016 Seorang anak kecil memang harus dapat perlakuan khusus dalam hal belajar. Selain mengajharnya dengan sabar, orang tua juga sebaiknya tidak memakai kekerasan. Jangan samapi seperti bocah malang ini.

BACA JUGA: Ironis! DIbalik Harga Mainan China yang Harganya Murah, Terdapat Fakta Menyedihkan
Dikutip Wajibbaca dari Tribunnews, Seorang siswa SD kelas 5 gagal dalam 2 mata plajaran yakni matematika dan bahasa Cina. Padahal, tahun-tahun sebelumnya dia bisa memperoleh rata-rata sekitar 70.
Pada tanggal 18 Mei, tepat Sembilan hari di ulang tahunnya yang ke-11, anak itu ditemukan tewas hanya beberapa blok dari flat yang ia tinggali bersama orangtuanya di Singapura. Ia dijadwalkan untuk mengumpulkan hasil ujian hari itu kepada orangtuanya.
Dilansir melalui laman The New Paper, ibunya 45 tahun, berpikir ia telah telah bunuh diri karena hasil ujiannya jelek, dengan melompat dari jendela kamarnya di flat lantai 17. Tapi ayahnya, seorang insinyur, 47 tahun, merasa anaknya tak sengaja terjatuh dan tewas.
Identitas anak itu, anggota keluarga dan sekolah tidak bisa diungkapkan karena diperintah untuk bungkam. Petugas investigasi, Inspektur Lynn Ong, mengatakan ibu anak itu, seorang ibu rumah tangga, berharap anaknya tersebut mencetak setidaknya nilai 70 per pelajaran untuk ujiannya.
Ia telah mencetak sekitar nilai 70 untuk setiap mata pelajaran dari kelas 1 sampai 4. Jika ia tidak memenuhi harapan ibunya, ibunya akan memukul telapak tangannya dengan rotan. Inspektur Ong menambahkan, "Dia akan memukulnya sekali untuk setiap nilai yang lebih rendah dari 70."
Namun, ibunya akan tetap memukul dengan rotan jika nilai rata-rata semua mata pelajaran di bawah nilai 70. "Tapi terkadang, si ibu melihat kertas ujiannya terlebih dahulu, jika soal-soalnya sulit, ia tak akan memukulnya." Tapi ketika nilainya baik, sang ibu juga sering memberinya hadiah.
Tepat pada tanggal 18 Mei, ayahnya melihat ia membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk bersiap-siap ke sekolah. Ketika mencoba membuka, sang ibu sadar bahwa pintunya telah dikunci dan mencoba membukanya dengan pintu cadangan.
Setelah terbuka, dia sadar tidak ada seorangpun didalamnya. Dan alangkah terkejutnya mereka, ketika melihat keluar jendela menemui anaknya berbaring di patch rumput di lantai paling dasar flat mereka.
Melihat hal itu, sang ibu langsung menelepon polisi. Inspektur Ong mengatakan, ketika kepala sekolah tiba di tempat kejadian, ibu itu tampak 'sangat emosional tidak stabil'. "Dia mendengarnya meratap dalam bahasa Mandarin, mengatakan 'Saya hanya meminta 70, saya tidak berharap Anda untuk mendapatkan 80'," tambah Inspektur Ong.
Seorang paramedic menyatakan bahwa dia baru saja tewas dan polisi tidak mencurigai adanya permainan kotor dari pihak lain. Penyebab kematian ditemukan beberapa luka-luka, sesuai dengan bukti-bukti seseorang yang jatuh dari ketinggian..
Bagi orang tua dan calon orang tua, didiklah anak anda dengan kasih sayang dan hindari kekerasan. Gak mau kan, kejadian itu terjadi pada anak tercinta kita?

BACA JUGA: Ironis! DIbalik Harga Mainan China yang Harganya Murah, Terdapat Fakta Menyedihkan
Dikutip Wajibbaca dari Tribunnews, Seorang siswa SD kelas 5 gagal dalam 2 mata plajaran yakni matematika dan bahasa Cina. Padahal, tahun-tahun sebelumnya dia bisa memperoleh rata-rata sekitar 70.
Pada tanggal 18 Mei, tepat Sembilan hari di ulang tahunnya yang ke-11, anak itu ditemukan tewas hanya beberapa blok dari flat yang ia tinggali bersama orangtuanya di Singapura. Ia dijadwalkan untuk mengumpulkan hasil ujian hari itu kepada orangtuanya.
Dilansir melalui laman The New Paper, ibunya 45 tahun, berpikir ia telah telah bunuh diri karena hasil ujiannya jelek, dengan melompat dari jendela kamarnya di flat lantai 17. Tapi ayahnya, seorang insinyur, 47 tahun, merasa anaknya tak sengaja terjatuh dan tewas.
Identitas anak itu, anggota keluarga dan sekolah tidak bisa diungkapkan karena diperintah untuk bungkam. Petugas investigasi, Inspektur Lynn Ong, mengatakan ibu anak itu, seorang ibu rumah tangga, berharap anaknya tersebut mencetak setidaknya nilai 70 per pelajaran untuk ujiannya.
Ia telah mencetak sekitar nilai 70 untuk setiap mata pelajaran dari kelas 1 sampai 4. Jika ia tidak memenuhi harapan ibunya, ibunya akan memukul telapak tangannya dengan rotan. Inspektur Ong menambahkan, "Dia akan memukulnya sekali untuk setiap nilai yang lebih rendah dari 70."
Namun, ibunya akan tetap memukul dengan rotan jika nilai rata-rata semua mata pelajaran di bawah nilai 70. "Tapi terkadang, si ibu melihat kertas ujiannya terlebih dahulu, jika soal-soalnya sulit, ia tak akan memukulnya." Tapi ketika nilainya baik, sang ibu juga sering memberinya hadiah.
Tepat pada tanggal 18 Mei, ayahnya melihat ia membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk bersiap-siap ke sekolah. Ketika mencoba membuka, sang ibu sadar bahwa pintunya telah dikunci dan mencoba membukanya dengan pintu cadangan.
Setelah terbuka, dia sadar tidak ada seorangpun didalamnya. Dan alangkah terkejutnya mereka, ketika melihat keluar jendela menemui anaknya berbaring di patch rumput di lantai paling dasar flat mereka.
Melihat hal itu, sang ibu langsung menelepon polisi. Inspektur Ong mengatakan, ketika kepala sekolah tiba di tempat kejadian, ibu itu tampak 'sangat emosional tidak stabil'. "Dia mendengarnya meratap dalam bahasa Mandarin, mengatakan 'Saya hanya meminta 70, saya tidak berharap Anda untuk mendapatkan 80'," tambah Inspektur Ong.
Seorang paramedic menyatakan bahwa dia baru saja tewas dan polisi tidak mencurigai adanya permainan kotor dari pihak lain. Penyebab kematian ditemukan beberapa luka-luka, sesuai dengan bukti-bukti seseorang yang jatuh dari ketinggian..
Bagi orang tua dan calon orang tua, didiklah anak anda dengan kasih sayang dan hindari kekerasan. Gak mau kan, kejadian itu terjadi pada anak tercinta kita?