Penyebabnya Sepele, Arya Bisa Jadi Bocah Tergendut Di Dunia. Hati-Hati.

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 18 Jul 2016

Penyebabnya Sepele, Arya Bisa Jadi Bocah Tergendut Di Dunia. Hati-Hati.
Penyebabnya Arya jadi bocah tergendut sedunia hanya makanan dan minuman instan
Berita mengenai Arya ini sudah menjadi perbincangan banyak netizen, karena ia yang saat ini mempunyai berat badan hingga 185 kg. Sungguh diluar batas kenormalan, karena arya menderita severe obesity (Obesitas Kelas Berat).

Arya lahir dengan berat badan 3.8 Kg masih dalam kategori normal. Tidak ada yang aneh dengan pertumbuhan Arya saat kecil. Namun, memasuki usia 5 tahun pertumbuhannya cukup drastis. Pada umur 8 tahun ke 10 tahun berat badannya naik sampai 72 Kg. Begitu ujar Ayah Arya, Bapak Ade.

Sebelum membawa Arya ke dokter, Arya sering makan 4 kali sehari dan juga sering mengkonsumsi mie instan. Kalau mengonsumsi mi instan, makan nasinya berkurang. Jadi mi instan sebagai pengganti nasi. Ujar Ade

Masalah lainnya bila Arya sulit tidur, kerap meminum minuman kemasan rasa jeruk. Dalam 24 jam ia menghabiskan 20 gelas minuman kemasan. Arya akan menangis hingga berguling-guling jika kemauannya untuk minum minuman kemasan tidak dipenuhi.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, orangtua Arya membatasi asupan makan sang anak. Dalam sehari, anaknya makan maksimal tiga kali.
Sekarang setelah berkonsul dengan dokter, asupan Arya dibatasi dalam sehari hanya makan 3 kali sehari. Kalau masih lapar, diberi apel merah atau pisang. Sebanyak 6 pisang atau 3 apel.

Ketua Tim Penanganan Pasien Arya, dr Julistyo TB Djais, SpA(K), mengatakan, dari hasil wawancara dengan keluarganya, berat badan pasien pada usia 5 tahun 90 kg. Saat ini, berat badan Arya mencapai 189,5 kg.

“Keluhan sesak napas yang dirasakan terjadi sejak satu tahun sebelum masuk RS,” ucapnya.

Akibat berat badan yang sangat super obesitas Arya hanya mampu berjalan 30 meter. Ia susah berdiri, berjalan bahkan memakai pakaian sendiri. Saat tidur pun Arya hanya bisa tengkurap.

“Karena keluhannya, Arya sempat dibawa berobat ke puskesmas setempat dan disarankan untuk diet. Namun, karena tidak ada perbaikan kondisi, Arya dirujuk ke RSHS oleh Kadinkes (Karawang),” kata Julistyo.

Baca Juga : Kenalilah Watak dan Kepribadian Anak Kita

Selama ini Arya makan 4-5 kali sehari sebanyak 2 porsi, lauk 1 potong, dan sayur 1 porsi.

Ia makan mi instan tiap hari, dan sekali makan 2 bungkus. Arya juga gemar mengonsumsi minuman manis kemasan sebanyak 20 kotak sehari dan es krim.

Total kalori yang dikonsumsi dalam sehari menurut dietary recall mencapai 6.000 KKal, sebelum diet dilakukan. Tiga bulan terakhir setelah ia diet, jumlah yang dikonsumsi 3.000 KKal.

Sejak 4 bulan lalu, Arya disarankan diet, dan berat badannya turun 4 kg.

“Sempat cuti perawatan karena Lebaran, sekarang berat badannya naik lagi,” kata Julistyo.

Untuk itu, salah satu tugas tim dokter adalah mendidik orangtua untuk menjalani program yang sudah berlangsung di rumah sakit.
Sebagus apa pun pola di rumah sakit, jika ia kembali ke pola makan sebelumnya saat di rumah, maka pengobatan tidak akan berjalan optimal. Arya termasuk anak dengan paling berat di dunia. Ujar Julistyo

Syukurnya sampai sekarang belum ada penyakit komplikasi akibat obesitas yang dideritanya. Ini dikarenakan lemak di tubuh Arya hanya bertumpuk dibawah kulit.

Tim yang beranggotakan 13 dokter spesialis akan berupaya menurunkan berat badannya. Ke-13 dokter berlatar belakang bidang gizi anak, endokrin anak, tumbuh kembang anak, patologi klinik, radiologi, bedah anak, ortopedi, psikiatri anak, gizi, dan rehabilitasi medik.

Jadinya bila terlalu memanjakan anak dengan makanan yang instan-instan, akan berakibat buruk. Hati-hati buat para orangtua, bila anaknya susah dikontrol nafsu makanya, terutama keinginan anak untuk makan dan minum yang serba instan.
SHARE ARTIKEL