Begini Kisah Wirda (Anak Ust. Yusuf Mansur) Mimpi Bertemu Rasulullah SAW.

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 17 Jul 2016
Begini Kisah Wirda (Anak Ust. Yusuf Mansur) Mimpi Bertemu Rasulullah SAW.
Wirda Salamah Ulya
Siapa yang tak kenal Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz kondang ini dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustadz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku sampai menjadi ustadz terkenal seperti sekarang. Ustadz Yusuf menikah dengan Siti Maemunah dan telah dikaruniai lima orang anak. Salah satunya adalah Wirda Salamah Ulya, kali ini ia mau berbagi melalui blog pribadinya, yusufmansur.com tentang Wirda yang bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW, berikut.

Saya mau cerita tentang mimpi Wirda ketemu Rasulullah SAW.

Malam sebelom Wirda mimpi ketemu Rasul, kami bercanda-canda di meja makan. Saat itu Wirda baru 7 tahun. Mamahnya wirda, Maemunah, ngasih tau saya, “Pah, Kakak dah hafal Yaasiin sampe Innamaa amruhu loh…'

Saya terkejut senang. Putrikuuuu… 7 tahun… tapi udah hafal Yaasiin sampe innamaa amruhuu… “Masa sih…?” tanya saya.

Wirda dan Mamahnya pun dua-duanya tersenyum. Lalu Wirda saya suruh baca. Mulailah Wirda baca. Saat Wirda mulai baca, menetes air mata saya. Ayah mana yang ngga terharu. Putrinya hafal Yaasiin!

“… Yaasiin Innamaa amruhuu idzaa arooda syai-an ay yaquula lahuu kun fayakuun.” Begitu Wirda baca.

Saya yang lagi terharu, eh koq liat Wirda sama mamahnya senyum-senyum. Saya baru sadar sesuatu. Apa itu?

Mereka Sedang bercanda dengan saya.

Ya, Wirda dan mamahnya bercanda. Bukannya Wirda hafal utuh satu Yaasiin. Melainkan benar-benar Yaasiin Innamaa amruhu… Itu “hanya” ayat pertama dan ayat 82. (Yaasiin 83 ayat). “Wuah.. Papah dikerjain nih.. tapi Papah senang.. 2 ayat pun, Qur’an.”

Istri saya senyum-senyum lagi. “Saya duluan Pah yang dikerjain Wirda. “Mah, Mamah, Kakak udah hafal Yaasiin sampe Innamaa amruhuu…”

Setelah itu, Wirda bilang sama saya, “Boleh ngga Pah, ngafalnya satu juz aja? Atau 15 juz dah. Ngga usah 30 juz…?”

“Kenapa…?”

“Berat. Susah.”

Sebagai ayah, saya mencoba bijak. Dan ini sekaligus saya coba jadi karakter saya, memudahkan.

“Boleh Kak…” ucap saya.

Kemudian, malam itu, sekitar pukul 9 malam, Wirda kecil, My Little Princess, tidur di kamarnya. Dan peristiwa itu pun terjadi…

Sekitar jam 2 dini hari Wirda masuk kamar saya. Bangunin saya sambil terisak. “Pah… Pah… Kakak dimarahin…”

Saya bingung… “Siapa Kak yang marahin…?”

Saya ngga ngerti, siapa yang malem-malem begini marahin…? Dimarahin siapa…?

“Rasulullah…”, kata Wirda.

Saya mencoba mulai menebak… Subhaanallaah nih kalo bener Wirda mimpi Rasul.

Saya lanjutin nanya, “Rasul koq marahin Kakak…? Kenapa…?”

“Kakak ditanya, kenapa hanya mau ngafal 1 juz? 15 juz? Kenapa ngga semuanya aja? 30 juz?” kata Wirda  sambil nangis.

Saya tertegun saat itu. MasyaAllah, malamnya Wirda bercanda-canda dengan saya, eh Rasul datangin Wirda dalam mimpinya…

Wirda ngajak saya ke kamarnya. Dia nunjukin kertas. Isinya syair. “Dari Rasul…”, katanya.

“Tapi jangan dikasih tau yang lain…”

Saya kembali tertegun. Subhaanallaah…

Wirda kemudian berkata, “Kakak meniatkan dan berjanji ngafal Qur’an sampe 30 juz.”

Ya. Wirda bukannya dimarahin, tapi ditanya sama Rasul.

Saya saat itu bertanya ke Wirda, tentang gimana Rasul, gimana rumahnya? Karena Wirda bilang, diajak shalat sama Rasul di rumahnya.

Saya geleng-geleng kepala. Luar biasa. Subhaanallaah… Diajak shalat. Makmunan imaman sama Rasulullaah.

Beberapa tahun kemudian, Wirda mendapat hadiah dari Allah

Hadiah yang dimaksud adalah umrah … Pergilah ke Madinah. Ke kota Rasul.

Wirda menyimpan pertanyaan, kemana dan di mana rumah yang dia lihat, dan dia masukin? Lah emang udah ngga ada.

Wirda juga mencari jawaban, kemana sungai yang dia liat, pohon buah yang dia liat? Ya juga ngga ada.

Apalagi pohon buahnya, buah mangga. Wirda saat di mimpi melihat pohon mangga, yang buahnya udah dalam keadaan terkupas kulitnya.

Pertanyaan itu rupanya dia simpan. Dia ikutin ziarah ke makam nabi, shalat di Nabawi, ke Roudhoh…

Hingga saya kedatangan Dr. Syafiq. Asal Jember, yang menjadi ahlul Madinah. Relasinya begitu luas.

Dr. Syafiq ini bahkan pengisi suara di CD-CD sejarah Makkah, Madinah, yang diterbitkan Saudi sana. Berikut alih bahasanya.

Kemudian terbersitlah ajakan ngajak anak-anak, termasuk Wirda, ke musium Madinah. Ini rute yang ngga umum bagi jamaah umroh. Ke manakah itu?

Kami pergi ke Musium Nabawi. Sampe di sana, Wirda memekik… “Pah….!!!”

“Pah…! Lihat… Ini rumahnya Rasul…!”. Betul, ada replika rumahnya Rasul. Wirda nunjuk-nunjuk ke replika itu.

“Persis yang kakak liat dan kaka masuk…”. Saya liat matanya berbinar, dan seperti mau nangis. Dr. Syafiq kemudian berkisah.

Mengisahkan satu demi satu apa yang ada di musium Madinah tersebut…

Alhamdulillaah… Sekian dulu… Mohon doanya buat Wirda dan 4 adiknya yang lain. Saya doakan buat semuanya juga.

Saya doain semua bisa rajin shalawat, supaya bisa ke Masjid Nabawi, ziarah ke makam Rasul, dan shalat di sana, khushushon di Roudhoh.

Saya doain juga supaya bisa punya anak-anak penghafal Qur’an. Bahkan diri kita semua, bisa ngafal Qur’an. Di tengah kesibukan dan profesi.

Salam hormat,

Yusuf Mansur

Wassalaam.


Baca Juga : Kenalilah Watak dan Kepribadian Anak Kita

MasyaAllah, ada sebuah hadits shahih diriwayatkan sebagai berikut,

“Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia benar telah melihatku karena setan tidak mungkin menyerupai diriku.” (HR. Muslim no. 2266)

Dan Allah tidak akan memberikan keistimewaan ini pada sembarang orang. Sungguh bahagia bila seorang muslim dapat bermimpi bertemu Rasulullah SAW, karena bahkan ulama ataupun seorang habibpun belum tentu dapat bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW.
SHARE ARTIKEL