SUBHANALLAH : Sungguh MENGGETARKAN HATI, Kisah Nenek Penjual Bawang Ini

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 16 Jun 2016
SUBHANALLAH : Sungguh MENGGETARKAN HATI, Kisah Nenek Penjual Bawang Ini
Sungguh bahagia beliau
Sungguh akan malu kita yang muda jika masih berpangku tangan, jika kita tahu kisah nenek penjual bawang ini. Inilah Rohani, seorang nenek penjual bawang putih yang beberapa hari terakhir fotonya beredar di sosial media. Netizen tersentuh dan haru melihat nenek renta ini tetap semangat bekerja. Bahkan sambil berjualan ia selalu membaca lembar demi lembar kitab Latiful Mutaharoh.

Meski sudah lanjut usia, mbah Ro sama sekali tidak kesulitan membaca setiap baris tulisan Arab dalam kitab itu meski tanpa bantuan kacamata.

Dilansir kompas, nenek yang sudah berusia 90 tahun ini, memiliki 4 anak. Dan keempat anak-anaknya sudah melarangnya berjualan. Namun, ia tidak bisa hanya berdiam diri di dalam rumah, apalagi hanya diam meminta belas kasih anak-anaknya maupun orang-orang sekitarnya.

Baca Juga : Sungguh KASIHAN : Kisah Pasangan Muda, Menyewa 'Rumah Hantu' Bekas Dukun

Nenek Rohani, berjualan bawang putih dan kemiri di emperan toko di kawasan Shopping Center, Jalan Jend. Sudirman, Kota Magelang. Sambil duduk bersimpuh, nenek Rohani menunggu pembeli barang dagangannya yang ia bawa di atas tampah. Hal yang membuat netizen tersentuh, yaitu nenek ini selalu tertunduk serius membaca kitab berbahasa arab Latiful Mutoharoh. Sesekali , suaranya terdengar lirih.

Tak lama ada seorang ibu menghampirinya untuk membeli sebungkus bawang miliknya. Ia pun melayani ibu ini dengan ramah dan cekatan meskipun usianya sudah lanjut. “Ini bawang lanang, harganya Rp 20.000 per bungkus. Bagus untuk obat darah tinggi (hipertensi), dibuat sambal. Lalu dicampur dengan minyak goring juga enak sekali,” kata Mbah Ro, begitu orang orang memanggilnya.

Meskipun Mbah Ro sudah berusia 90 tahun, beliau sama sekali tak kesulitan membaca setiap baris tulisan arab tanpa bantuan kaca mata. Jika melihat usianya, pendengaran Mbah Ro ini masih bagus. Setelah melayani pembeli, Mbah Ro lantas menutup kitab dan merapikanya. Kemudian beliau membungkus bawang – bawangnya ke dalam plastik bening.

Baca Juga : Buang Angin (KENTUT) Saat Shalat, Setelah SALAM PERTAMA, Bagaimana Shalat Saya?

Mbah Ro menuturkan, membaca Al Quran maupun kitab sudah menjadi kebiasaanya semenjak kecil. Sebagai muslimah, ia tidak pernah meninggalkan kebiasaan itu karena telah diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

“Sebelum berangkat jualan say abaca Al Quran dulu sebentar. Nah kalau sambil jualan baca kitab yang isinya soal fikih Islam, soal wudhu, soal puasa dan sebagainya. Saya sudah sampai jilid tujuh.” ucap Mbah Ro.

“Nanti malam baca Al Quran lagi dirumah. Kalau baca (Al Qur’an) disini (tempat jualan) suka dibilang pamer” tambahnya.

Mbah Ro, mengatakan semenjak kecil memang gemar berdagang. Semula, beliau memiliki lapak di dalam Pasar Rejowinangun. Namun. Lapaknya hancur akibat kebakaran pada tahun 2008 silam. Beliau tetap berjualan meski di emperan toko tidak jauh dari Pasar.

Meski dilarang oleh keempat anaknya, Mbah Ro tetap berjualan karena ia tak bisa hanya berpangku tangan meminta belas kasihan orang orang disekitarnya.

Baca Juga : Ada Masjid Jin, Ada Suara Dzikir, tapi Tak Satupun Orang di Dalamnya

“Simbah memang dari dulu sudah dagang , ini dicontohkan kanjeng Nabi Muhammad, angsal donya lan akhirate (dapat dunia dan akhirat)” tuturnya.

Mbah Ro tinggal sendiri di rumahnya, Kampung Ganten, Kota Magelang. Ketika berjualan ia juga pernah dirazia Satpol PP, dan semua baranganya diangkut, katanya terjadi beberapa bulan lalu. Saat itu Mbah Ro harus berdebat dengan petugas untuk mendapatkan kembali bawang dan kemiri miliknya.

“Simbah diantar teman ke kantor Satpol PP. Sampai disana simbah masih disemayani (dijanjikan) kalau bawang simbah baru bisa diambil 2 hari lagi,” kenangnya sambil mengusap air mata.

Meskipun sudah lanjut usia, Mbah Ro tetap melaksanakan ibadah puasa wajib dibulan ramadhan ini, bahkan dihari hari biasa mbah Ro, selalu menjalankan puasa sunnah Senin Kamis.

“Shalat dan puasa itu wajib. Kalau sedang sakit dibolehkan shalat sambil tidur, boleh pakai isyarat, namanya wajib, ya enggak boleh ditinggalkan,” ucap Mbah Ro.

“Kalau puasa Senin dan Kamis itu dulu diajarkan sama guru mengaji simbah agar mudah membaca Al Quran. Di akhirat nanti (Al Quran) yang akan menolong simbah,” lanjut Mbah Ro.

Mbah Ro mengingatkan bahwa usianya sudah tidak muda lagi. Hampir semua temanya telah meninggal dunia. Semua yang ia jalani di dunia adalah anugerah dari Allah SWT yang patut disyukuri.

Baca Juga : Muallaf ini 8 Bulan Hanya Dapat Belajar Al Fatihah, Inilah Kisahnya !

“Yang ngasih sehat itu kan Gusti Allah, kita hanya harus bersyukur dengan cara ngibadah,” pungkasnya.

Kisah Mbah Ro ini belakangan menjadi perbincangan netizen di media social Facebook dan twitter.  Salah seorang warga telah memposting foto Mbah Ro ini yang sedang berjualan bawang sembari membaca kitab. Setelah postingan di media social itu. Mbah Ro mengaku mendapatkan banyak kejutan setiap hari. Ada orang tiba – tiba memberinya Al Quran, mukena, hingga memborong bawang dan kemirinya.

“Kulo mboteb mangertos  (saya tidak mengerti), kok tiba-tiba banyak yang datang ke sini, sedanten kersane Gusti Allah (semua atas kehendak Allah), “ tuturnya.
Berikut video Mbah Rohani,


Foto Mbah Ro yang kemudian menyabar secara viral itu dibanjiri pujian oleh netizen. Tidak sedikit yang berkomentar bahwa Mbah Ro adalah sosok nenek yang patut dicontoh oleh siapapun.

Baca Juga : PERCAYA ATAU TIDAK, Masjid Ini Memiliki Dua Arah Kiblat

Berbanding terbalik dengan moral anak muda jaman sekarang yang sangat miris. Sungguh malu kita yang masih muda jika tak bisa melakukan walau sedikit kebaikan. Semoga Allah selalu melindungi Mbah Ro.
SHARE ARTIKEL