Lakukan Hal ini, Bila Anak Malas Belajar !

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 13 Jun 2016

Lakukan Hal ini, Bila Anak Malas Belajar !
Anak malas belajar
Nilai anak anda di sekolah kurang dari rata rata? Apakah kendalanya ia malas belajar? Malas belajar merupakan masalah yang menduduki posisi paling atas pada anak-anak praremaja. Dan, yang namanya praremaja itu adalah anak yang berusia 10 -12 tahun.

Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd, psikolog keluarga yang juga founder HeartSprings Therapy Center & Diana and Associate mengungkapkan anak usia praremaja yang malas belajar mencapai 70% lebih.

“Bayangkan, diperkirakan persentase masalah ini bisa mencapai sekitar 70 persen atau lebih. Tidak heran kalau orang tua sering kali pusing menghadapi anak usia ini,” katanya dilansir dari parenting.co.id.

Baca Juga : Anak Aktif di Rumah, Tapi Pasif di Sekolah, Ini Alasanya?

Apa penyebabnya ?
Umumnya, anak praremaja sudah duduk di kelas 4 SD dan pelajaran sedang susah-susahnya. Anak bukannya semakin rajin, namun makin sebal. Bagaimana tidak? Tuntutan belajar makin tinggi, tapi sebenarnya mereka masih ingin bermain.

Bagaimana solusinya? Lakukan hal ini !
Orang tua harus menjelaskan kepadanya mengapa ia harus belajar. Hal ini dimungkinkan karena nalarnya sudah berkembang dengan baik. Jadi, ia harus benar-benar mengerti arti dan manfaat belajar untuknya. Misalnya, belajar sains. Melalui sains, ia bisa mengetahui peristiwa alam, seperti gerhana. Mengapa terjadi gerhana dan apa dampaknya, dll. Selain itu, Anda harus membangkitkan kembali minat belajarnya sekaligus mengarahkannya. Misalnya, anak senang nonton TV. Pilihlah program TV yang baik. Dari sini, jelaskan kalau pintar berhitung, misalnya, ia bisa membuat bangunan yang menjulang tinggi, dll.

Perlukah ke psikolog? Jika anak terlihat benar-benar malas sekali belajar. Namun, Anda jangan terburu-buru memberi label anak malas belajar. Bisa jadi, ia memang kurang fokus saja belajarnya karena ia adalah anak dengan ADHD (Attention Defi cit Hyperactivity Disorder) tapi ringan. Dan, kondisi ini tidak terlihat sebelumnya.
Bisa jadi, ini karena ia belajar di sekolah yang lebih berbasis Amerika. Pada sekolah ini, anak belum terlalu belajar hingga kelas 3 SD. Juga, ia tidak harus duduk tenang, masih banyak main, dll. Sistem seperti ini disebut active learning. Berbeda dengan sekolah yang berbasis Singapura. Di sini, anak harus duduk tenang dan banyak menulis. Jika kurang fokus, hal ini terlihat pada usia yang lebih dini. Bila Anda mulai curiga pada anak, boleh saja dibawa ke psikolog.

Baca Juga : 7 Ucapan Yang Sering Tak Disadari orang tua ini, Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak

“Untuk dilihat saja. Kadang-kadang anak perlu seseorang untuk diajak ngobrol. Bagaimana pun, tidak semua anak memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya. Psikolog bisa melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Jadi, tidak cuma menyalahkan atau memarahinya saja. Jika orang tua hanya memarahi saja, mau tidak mau ia akan malas ngomong,” pungkas Rosdiana.

Tapi dalam hal ini, orang tua memang boleh cemas tapi tidak berlebihan. Anak anda sedang berada dalam fase transisi, yang ia sendiri sedang bingung apakah sudah besar atau masih kecil. Waktu bermainya menjadi berkurang tersita waktu belajar. Tapi bila anak sudah menemukan motivasi bahwa belajar itu memang perlu agar ia tahu segalanya, maka dengan sendirinya anak akan lebih focus pada sekolahnya daripada hanya bermain main.
SHARE ARTIKEL