Hati-hati! `Gila Selfie` Bisa Picu Gila Beneran Lho…

Penulis Unknown | Ditayangkan 12 Apr 2015


Di jaman yang serba modern ini, masyarakat menjadi cenderung kecanduan teknologi, khususnya dalam hal pemakaian smartphone. Pada akhir tahun ’90 an atau awal tahun 2000, masih sangat sedikit orang yang menggunakan handphone. Itu pun hanya digunakan untuk hubungan komunikasi saja, seperti telefon atau mengirim pesan singkat (SMS).

Namun, di era yang sekarang ini, teknologi sudah semakin canggih. Handphone tidak hanya digunakan sebagai media komunikasi semata, tapi juga bisa digunakan untuk menjelajah internet, media sosial, bermain game, dan berfoto ria. Inilah yang menjadikannya beralih sebutan menjadi ponsel pintar atau smartphone.
Hati-hati! `Gila Selfie` Bisa Picu Gila Beneran Lho…
Hati-hati! 'Gila Selfie' Bisa Picu Gila Beneran Lho…

Perkembangan smartphone juga sangat cepat. Saat ini, banyak produsen smartphone yang menawarkan produknya dengan berbagai keunggulan fitur. Fitur unggulan yang paling banyak dicari oleh pengguna biasanya adalah smartphone yang memiliki kamera beresolusi tinggi.

Maraknya penggunaan smartphone berkamera ini juga memicu munculnya fenomena self photography atau yang lebih dikenal dengan istilah selfie. Hal ini bukan merupakan hal baru di kalangan masyarakat, baik di Indonesia, maupun di dunia.

Fenomena ini menyebar luas dari semua kalangan, baik pelajar, pekerja kantor, bahkan siapa saja sudah sangat menggilai selfie. Setiap saat orang-orang ingin mengabadikan dirinya dengan mengambil foto dirinya di setiap moment. Tak hanya moment penting atau berharga saja, bahkan tanpa ada moment pun banyak orang yang melakukan selfie tanpa alasan. Bahkan hal ini bisa dilakukan setiap kali ada kesempatan, setiap hari, setiap jam, atau setiap menit.
Hati-hati! `Gila Selfie` Bisa Picu Gila Beneran Lho…
Hati-hati! 'Gila Selfie' Bisa Picu Gila Beneran Lho…

Biasanya foto-foto yang dihasilkan juga dibumbui dengan editing menggunakan aplikasi edit yang bisa dengan mudah digunakan oleh siapa saja. Hal ini tujuannya agar hasil foto menjadi lebih maksimal. Yang semula berkulit sawo matang bisa menjadi putih seperti artis Korea. Yang semula jerawatan bisa menjadi mulus tanpa jerawat. Yang semula memiliki bentuk wajah tembem bisa ditiruskan, dan lain-lain.

Kebiasaan selfie yang berlebihan ini sebenarnya tidak berbahaya, namun ada hal yang perlu dikhawatirkan. Karena ketagihan selfie bisa menyebabkan gangguan kesehatan kejiwaan atau mental. Menurut psikiater dan pekerja kesehatan mental lainnya menghubungkan kebiasaan selfie ini dengan penyakit mental narsisme dan obsesi seseorang terhadap penampilannya.

Meskipun sebenarnya tidak berbahaya, namun dalam jangka panjang bisa membangun kesadaran diri dan kepercayaan diri berlebihan, namun palsu. Mereka yang menggilai selfie cenderung melakukan foto berulang kali demi mendapat angle yang tepat dan sangat detail dalam segi penampilan dan pose. Mereka memperhatikan detail kulit, mata, pipi, bibir, gigi, rambut, dll agar foto yang dihasilkan terlihat bagus dan sempurna sesuai yang diinginkan. Hal ini bisa menjadikan foto yang didapat bisa jauh berbeda dengan kondisi yang aslinya.

Kepercayaan diri berlebih dengan hasil foto yang sempurna justru membuat kepercayaan akan diri sendiri menjadi berkurang. Hal ini dapat memicu seseorang untuk membuat gambaran ‘palsu’ diri hanya untuk memuaskan diri sendiri. Dan seringkali membuat orang yang tidak mengenal secara langsung, melainkan hanya melalui media sosial merasa tertipu dengan hasil foto selfie yang tidak asli.

Orang yang menggilai selfie biasanya juga rela melakukan hal-hal berbahaya demi mendapat hasil foto yang diinginkan, seperti foto di pinggir tebing, di tengah ombak, dengan binatang buas, dll. Bahkan ada sebagian orang yang cenderung tidak produktif karena terlalu banyak menghabiskan waktu hanya untuk sekedar mendapat foto selfie terbaik. 
Hati-hati! `Gila Selfie` Bisa Picu Gila Beneran Lho…
Hati-hati! 'Gila Selfie' Bisa Picu Gila Beneran Lho…
Penggila selfie juga cenderung untuk pamer dan tidak sadar tempat, di manapun ia berada, maka ia tak akan melewatkan satu moment pun tanpa melakukan selfie. Seperti saat sedang melakukan ibadah sholat Jum'at atau sholat Ied, mereka tak lupa mengabadikan moment tersebut untuk kemudian diupload ke dalam akun social media yang mereka miliki. Padahal moment seperti itu kurang tepat, karena waktu yang seharusnya digunakan untuk mendengarkan khutbah, berdzikir atau berdoa malah digunakan sebagai ajang selfie.

Sebenarnya memiliki hobi selfie tidak masalah, asalkan tidak berlebihan dan tidak terlalu banyak melakukan editing yang terlalu jauh berbeda dari aslinya, serta memilih tempat dan moment yang tepat. Cintai diri sendiri, menerima apa adanya yang diberikan Tuhan kepada kita, dan jadi diri sendiri lah yang bisa membuat kita tampil lebih percaya diri di mana pun berada. Jangan pedulikan apa kata orang tentang kekurangan kita, yang penting kita tidak menipu orang lain dengan ‘kepalsuan’.

Gimana sobat wajibbaca.com? Sebelum kita lebih jauh kecanduan selfie dan akan mengantar kita pada penyakit kejiwaan dan mental, sebaiknya mulai sekarang kurangi kebiasaan tersebut dan gunakan waktu untuk kegiatan yang positif dan bermanfaat. Semoga artikel ini bermanfaat untuk sobat semuanya.


SHARE ARTIKEL