Jangan Berprasangka Buruk pada Allah SWT, Ini Azab Pedih yang Dijanjikan-Nya

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 20 Jan 2021

Jangan Berprasangka Buruk pada Allah SWT, Ini Azab Pedih yang Dijanjikan-Nya

Ilustrasi berprasangka buruk pada Allah - Image from rahmadanil.com

"Allah tidak adil, Allah tidak sayang pada hamba-Nya, dll" 

Jangan sekali-kali berprasangka buruk pada Allah SWT. Bahkan Rasulullah SAW mengingatkan jangan sampai kalian mati dalam keadaan husnuzhon kepada Allah SWT. Berikut adalah azab Allah bagi hamba yang berprasangka buruk pada-Nya.

Suudzan atau berburuk sangka adalah perilaku yang dilarang oleh Allah SWT. Sikap berburuk sangka adalah sifat yang bisa merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. 

Bagi diri sendiri, sifat ini bisa memunculkan penyakit hati seperti rasa iri dan dengki. Sementara itu bagi orang lain, bisa merusak hubungan ukhuwah islamiyah yang telah dibangun. 

Banyak sekali ayat Al Quran dan hadist yang menunjukkan larangan berprasangka buruk kepada orang lain. 

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12 yang artinya: 

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Sebaliknya Allah SWT menganjurkan pada kita untuk berprasangka baik. 

BACA JUGA

Hukuman Allah pada Orang yang Berprasangka Buruk

Berprasangka baik atau yang biasa disebut dengan husnuzan, bisa bernilai sebagai kewajiban saat menjalin hubungan baik dengan manusia dan juga Allah SWT. 

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda jangan sampai kalian mati kecuali dalam keadaan husnuzhan kepada Allah SWT. (HR Muslim).

Tak hanya kepada Allah SWT, husnuzhan juga dianjurkan dalam hubungan antarsesama manusia. Rasulullah SAW selalu memberikan teladan kepada para sahabatnya untuk berbaik sangka kepada setiap orang. 

Derajat keharaman prasangka buruk adalah berbeda-beda. Derajat yang paling tinggi adalah suudzon kepada Allah SWT, bahkan Allah tak segan menyebut orang-orang yang memiliki prasangka buruk kepada-Nya sebagai orang munafik.

"Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah.Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Alloh memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.”" (QS al-Fath: 6).

Allah SWT akan memberikan azab dan mendapat giliran kebinasaan yang amat buruk dari-Nya. 

Prasangka Menentukan Sikap dan Perbuatan

Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul Terapi Penyakit Hati menuliskan, Al-Hasan al-Bashri berkata: 

"Sesungguhnya orang mukmin itu berbaik sangka kepada Rabbnya sehingga ia pun melakukan amalan yang baik. Sebaliknya, sesungguhnya orang yang durhaka itu berburuk sangka kepada Rabbnya sehingga ia pun melakukan amalan yang buruk."

Oleh sebab itu, dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa prasangka itu memiliki peranan yang besar untuk menentukan perilaku kita. 

Sebagai contoh, saat kita berprasangka buruk terhadap orang lain, maka tentu sikap yang muncul terhadap orang tersebut adalah cenderung membenci, emosi atau bahkan memusuhinya. 

Padahal prasangka buruk yang kita yakini belum tentu kebenarannya. 

Oleh sebab itu, penting untuk menghindari berprasangka buruk terhadap orang lain, supaya kita senantiasa bisa membangun hubungan silahturahim yang baik dengan sesama muslim. 

Apalagi berburuk sangka kepada Allah SWT, selain mendorong kita untuk berbuat buruk, perilaku tersebut juga membuat kita mendapatkan hukuman atau azab dari Allah SWT.

Contoh Perbuatan Berburuk Sangka pada Allah 

Berikut adalah berbagai tanda atau perilaku yang menunjukkan sikap berburuk sangka kepada Allah SWT, diantaranya adalah sebagai berikut: 

  • Allah SWT tidak adil, mengapa aku selalu bernasib sial?!
  • Hidup kok rasanya sulit terus menerus, mana janji Allah yang katanya akan mengabulkan semua doa hamba-Nya
  • Allah SWT tidak berkuasa untuk melakukan segala hal, maka usahalah sendiri untuk mencapai tujuan

Prasangka tersebut tentu bertentangan dengan sifat-sifat baik Allah SWT. Dimana Allah SWT adalah Maha Adil, Maha Kuasa, dan berjanji akan mengabulkan doa hamba-Nya jika ia berdoa kepada Allah SWT. 

Adakalanya kita berada dalam kondisi tidak menyenangkan, maka alangkah baiknya untuk berprasangka baik pada Allah SWT. Percayalah bahwa jalan yang saat ini kamu tempuh adalah pilihan yang terbaik dari Allah.

Niscaya kamu pasti dapat mengambil hikmah dan pembelajaran dari takdir yang Dia berikan. 

Sementara itu saat berprasangka buruk, maka hanya akan mengantarkanmu jauh dari kebenaran. 

"Dan kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikit pun berguna untuk melawan kebenaran .... " (QS Yu nus: 36). 

Wallahu a'lam bishowab. 

SHARE ARTIKEL