Berbagai Cara dan Waktu Allah SWT untuk Mengabulkan Doa Hamba-Nya

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 07 Jan 2021

Berbagai Cara dan Waktu Allah SWT untuk Mengabulkan Doa Hamba-Nya

Ilustrasi berdoa kepada Allah - Image from kalam.sindonews.com

Pengabulan Allah tak selalu memenuhi permintaan hambanya 

Namun ada 4 cara Allah SWT dalam mengabulkan doa hamba-Nya. Tidak selalu dalam waktu yang dekat, kadangkala juga menunggu waktu lama sembari memberikan hikmah dan pembelajaran bagi hamba-Nya. Ini penjelasan lengkapnya. 

Dalam setiap langkah dan usaha kita, hendaknya kita senantiasa mengiringinya dengan doa kepada Allah SWT. Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang senantiasa meminta kepada-Nya.

Bahkan Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa berdoa dan meminta kepada-Nya.  Tak hanya itu, Allah SWT juga memberikan jaminan akan mengabulkan doa dan permintaan hamba-Nya. 

Dalam beberapa ayat yang tertulis di Al-Qur'an, Allah SWT memerintahkan mereka untuk mengajukan permohonan. 

Berikut ini adalah anjuran doa dalam Surat Al-Baqarah ayat 186

 وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Artinya, "Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, maka (jawablah), ‘Aku dekat. Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku.'" (Surat Al-Baqarah ayat 186).

Selain itu, berikut ada kutipan anjuran doa dalam Surat Ghafir ayat 60:

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ 

Artinya, "Tuhanmu berkata, ‘Memohonlah kepada-Ku, niscaya Kukabulkan permohonanmu.'" (Surat Ghafir ayat 60). 

Selain dari ayat Al-Qur’an, anjuran doa juga banyak ditemukan dalam hadits-hadits Rasulullah SAW. 

Namun yang perlu diingat bahwa pengabulan doa dapat terjadi dengan beberapa bentuk dan cara sebagaimana keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri sebagai berikut:

Artinya, “Ketahuilah, pengabulan doa manusia (ijabatud du‘a) diwujudkan dalam berbagai bentuk,” (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Syarah Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 92).

Cara Allah Mengabulkan Doa hamba-Nya 

Berikut ini adalah beberapa cara Allah untuk mengabulkan doa hamba-Nya: 

1. Allah SWT mengabulkan segera doa hamba-Nya sebagaimana harapan dan doa mereka. 

2. Allah SWT menunda pengabulan doa hamba-Nya dengan maksud dan hikmah tertentu yang akan bermanfaat untuk mereka. 

3. Allah mengabulkan doa hamba-Nya dengan bentuk yang sangat berbeda dengan permohonan hamba-Nya, karena permintaan dan permohonan mereka tidak mengandung kemaslahatan. 

Sementara itu, Allah SWT menggantinya dengan pemberian yang lebih bermanfaat bagi hamba-Nya. 

Bisa jadi juga Allah mengabulkan permohonan hamba-Nya dengan bentuk yang lain dari permintaan mereka karena apa yang mereka minta memang terdapat kemaslahatan. 

Sedangkan pada gantinya terdapat sesuatu yang lebih maslahat dari permintaan mereka. (Lihat Al-Baijuri: 92). 

Waktu Allah Mengabulkan Doa 

Syekh Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam-nya juga mengatakan hal serupa terkait cara dan waktu Allah mengabulkan permohonan para hamba-Nya. 

Ia berpesan agar setiap muslim memahami cara Allah mengabulkan permintaan mereka. Dan juga berpesan agar mereka tidak berputus asa dari rahmat-Nya.

Artinya, "Jangan sampai penundaan pengabulan doa yang disertai dengan keseriusan doa membuatmu putus asa. Allah telah menjamin ijabah-Nya pada sesuatu yang Dia pilihkan untukmu, bukan pada apa yang kaupilihkan untuk dirimu, dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang kauinginkan." (Syekh Ibnu Athaillah, Al-Hikam). 

Berdasarkan dari keterangan Al-Baijuri ini, kita bisa menyimpulkan bahwa Allah memiliki berbagai cara untuk mengabulkan doa hamba-Nya berkaitan dengan waktu dan bentuk dari doa itu sendiri. 

Pentingnya Husnuzhan kepada Allah SWT 

Nasehat ini diharapkan agar setiap muslim tidak berburuk sangka (husnuz zhan) pada Allah. 

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebut bahwa, Allah SWT berdasarkan pada prasangka hamba-Nya, 

”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).

Semoga kita tergolong hamba-hamba Allah SWT yang senantiasa berdoa dan berharap kepada-Nya, serta menjadi hamba Allah yang husnuzhan kepada-Nya. 

Wallahu a’lam bis showab. 

SHARE ARTIKEL