Perbedaan Fardhu dan Wajib

Penulis Rizal H | Ditayangkan 01 Mar 2020

Perbedaan Fardhu dan Wajib

perbedaan fardhu dan wajib - Image from wajibbaca.com

Apa perbedaan fardhu dan wajib? Anda mungkin bertanya tanya mengenai hal ini.

Pada dasarnya keduanya memiliki makna yang sama. Fardhu adalah sesuatu yang harus dilakukan dan wajib adalah perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala jika ditinggalkan akan mendapat dosa.

Menurut pandangan mazhab Syafi'i tidak ada perbedaan antara fardhu dan wajib keduanya merujuk kepada sesuatu yang harus dikerjakan dan akan berdosa apabila ditinggalkan.

Perbedaan antara fardhu dan wajib hanya berlaku pada urusan haji saja, selain itu semuanya sama.

Jika terkait urusan haji, wajib adalah setiap amalan yang berkaitan dengan keabsahan haji, namun tidak berpengaruh terhadap sesuatu yang mebatalkan haji. Misal melempar jumrah dan ihram.

Sedangkan fardhu adalah amalan yang berkaitan dengan sah tidaknya haji. contoh wukuf di Arafah, tawaf Iwadah dan lain lain.

Jenis Jenis Wajib dalam Islam

Perbedaan Fardhu dan Wajib

perbedaan fardhu dan wajib - Image from wajibbaca.com

Menurut Syekh Wahbah Az-Zuhaily dalam bukunya yang berjudul Ushulul Fiqhil Islamy. 

Wajib terbagi kedalam 4 sudut pandang yakni sudut pandang waktu pengerjaannya, sudut pandang takarannya, sudut pandang subyek pelaku, dan sudut pandang penentuan obyeknya.

Berikut penjelasan rinci setiap sudut pandang diatas:

1. Sudut pandang waktu pengerjaannya

Dari sudut pandang waktu pengerjaannya hukum wajib dibagi menjadi dua yakni wajib mutlak dan wajib mu'aqqat.

  • ​Wajib mutlak adalah kewajiban yang tidak memiliki batas waktu tertentu. Contohnya adalah seseorang yang telah bersumpah dan dia melanggarnya, dia wajib melaksanakan denda (kafarah) yang waktunya tidak ditentukan, kapanpun boleh saja.
  • Wajib mu'aqqat adalah kewajiban yang memiliki batas waktu. Contohnya sholat lima waktu yang sudah ditentukan waktunya. 

Wajib mu'aqqat dibagi dua wajib muwassa' dan wajib mudhayyaq.

  1. Wajib muwassa' adalah kewajiban yang waktu pelaksanaannya boleh dipergunakan untuk melaksanakan kewajiban tersebut dan lainnya. Contoh pada saat sholat zhuhur, kita melaksanakan sholat zuhur dan boleh melakukan sholat lainnya setelahnya. 
  2. wajib mudhayyaq adalah kewajiban yang waktu pelaksanaan hanya boleh dipergunakan untuk melaksanakan kewajiban tersebut. Contoh pada saat bulan ramadhan hanya boleh melaksanakan puasa ramadhan bukan yang lain.

Baca Juga:

2. Sudut pandang takarannya

Dari sudut pandang takarannya hukum wajib di bagi menjadi dua yakni muhaddad dan ghairu muhaddad.

  1. Wajib muhaddad adalah kewajiban yang hanya boleh dilaksanakan dengan takaran yang sudah ditentukan oleh syariat. Contoh sholat lima waktu tidak boleh kurang dan lebih.
  2. Wajib ghairu muhaddad adalah kewajiban yang tidak ada takarannya. Contohnya orang yang mau bersedekah, dia bebas menentukan jumlahnya. 

3. Sudut pandang subyek pelaku

Ada 2 jenis wajib dari sudut pandang ini, yakni wajib ain dan wajib kifayah

  1.  W​ajib ain atau fardhu ain adalah kewajiban yang dituntut oleh syariat untuk dilakukan oleh orang per orang dan tidak boleh diwakilkan sifatnya perorangan atau individu. Contoh sholat lima waktu, zakat, puasa dan haji bagi yang mampu.
  2. Wajib kifayah kewajiban yang dituntut untuk dilakukan tanpa memandang siapa yang melakukannya. Contoh dalam urusan jenazah mulai dari memandikan hingga mengkuburkan wajib dari salah satu warga untuk mengurusinya, jika sudah yang ada ngurusi tidak ada kewajiban bagi yang lain.

4. Sudut pandang penentuan obyeknya

Dari sudut pandang ini wajib dibagi menjadi dua mu'ayyan dan mukhayyar atau mubham.

  1. Wajib mu'ayyan adalah kewajiban yang sudah ditentukan kualitas dan kuantitasnya berdasarkan syariat. Contoh zakat yang sudah ditentukan prosentase, nishab maupun haulnya.
  2. Wajib mukhayyar adalah kewajiban yang mana syariat memberi pilihan kepada kita untuk melakukan pilihan mana yang sanggup kita kerjakan. Contoh denda (kafarah) kepada seseorang yang berhubungan badan di siang hari, dia akan diberikan sangsi pilihan sesuai dengan syariat apakah dia harus membayarnya dengan membebaskan budak, berpuasa dua bulan berturut turut, atau memberi makan 60 orang fakir. 

Itulah perbedaan fardhu dan wajib beserta jenis jenis wajib berdasarkan kitab Ushulul Fiqhil Islamy. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL