"No Complain Day" itu Mudah Lho

Penulis Larensi Mahligai Mustika Rani | Ditayangkan 12 May 2023


komplain - Image from hariansuara

Istilah No Complain Day ini sebenarnya penulis dapatkan dari salah satu sekolah ibu di Malang. 

Kalau dilihat dari kata-katanya, terlihat mudah ya? Tapi sebagai perempuan dan seorang ibu, sebenarnya penuh perjuangan.

Ada suatu kisah seorang pemandu wisata yang menjalani hari-harinya dengan penuh senyum kebahagiaan, tenang dan lebih ceria dalam menghadapi hari-harinya.

Sahabatpun heran karena biasanya dia tidak bersikap seperti itu. Dan ketika sahabatnya bertanya, dia mendapatkan jawaban yang luar biasa.

Jadi,cerita ini berawal dari pemandu wisata ini melakukan pekerjaannya untuk mengantar sepasang turis yg sudah berumur. Pasangan ini terlihat selalu tersenyum bahagia satu sama lain apapun yang terjadi. Ketika jalanan macet, cuaca hujan sekalipun, atau ada kejadian yang sangat mengganggu mereka, respon pasangan ini adalah tersenyum. Ketika turis lain mengeluh, bahkan protes ke pemandu wisata, mereka malah berterimakasih.

Setelah diusut, ternyata ada rahasia yang luar biasa dari pasangan sederhana ini. Mereka berdua telah berkomitmen untuk tidak mengeluh pada apapun yang terjadi. Awalnya memang mereka mengakui sangat susah. Dulunya, kakek ini termasuk orang yang paling sering mengeluh dan komplain ketika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan rencananya. Dia sampai tidak pernah merasa bahagia, dan selalu merasa hidupnya sangat tidak beruntung. 

Sampai suatu hari, dia tersentak karena dimaki oleh orang lain karena sangat berisik dan selalu mengeluh. Dari situlah, dia merasa kalau selama ini dia merasa dirinya berlebihan menilai segala sesuatu. Kakek nenek ini ingin mencoba menjalani hari dengan santai dan berkomitmen untuk tidak berkeluh kesah. Mereka menyebutnya "No Komplain Day". Ternyata yang terjadi adalah sesuatu yang selalu mereka inginkan tapi sangat susah untuk mendapatkannya selama ini, yaitu tenang dan bahagia.

"Mengeluh dan bahagia adalah 2 kata seperti terang dan gelap. Keduanya tidak pernah hadir secara bersamaan."Ketika kita mengeluh, kebahagiaan akan hilang. Sedangkan menerima dan bahagia adalah saudara kembar yang kerap hadir bersama.

Menjadi seorang ibu, berkeluh kesah rasanya memang sangat menggoda untuk dilakukan. Terasa ada yang mengganjal ketika kita tidak mengeluarkan uneg-uneg yang ada dipikiran dan hati kita. Terlihat manusiawi, tapi efek mengeluh dan komplain bisa menyedot kebahagiaan kita setiap harinya. Sikap ini juga bisa dicontoh oleh anak-anak kita, yang secara otomatis menyimpan memori kurang baik itu setiap harinya. Yuk, mulai sekarang belajar mengendalikan ego kita!

SHARE ARTIKEL