Sisi Negatif Sifat Berburuk Sangka Menurut Islam

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 09 Oct 2019

Sisi Negatif Sifat Berburuk Sangka Menurut Islam

Ilustrasi berburuk sangka - Image from m.inilah.com

Allah Ta’ala mengingatkan kita tentang adanya tiga macam dosa yang tanpa sadar kita lakukan. Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49]: 12)

Dari hadist diatas, Allah SWT menyebutkan tiga macam dosa, yaitu su’udzon (buruk sangka tanpa dasar), tajassus (berusaha mencari-cari keburukan orang lain) dan ghibah (menggunjingkan orang lain).

Orang yang mempunyai sifat suka berburuk sangka kepada orang lain tanpa alasan, maka dia akan mencari-cari kesalahan dan keburukan orang tersebut untuk membenarkan dan membuktikan prasangkanya. Nah hal inilah yang disebut dengan tajassus. Berikut artikel ini akan membahas tentang berburuk sangka atau su'udzon.

Berburuk Sangka dalam Bahasa Arab

Berburuk sangka bahasa arab adalah “su’-u al-zhann-i” yakni salah satu sifat buruk yang bisa merusak pikiran dan menghambat hubungan silaturrahim di antara manusia. Jika sikap berburuk sangka terdapat di dalam diri seseorang, maka sifat itu akan merusak pikiran, ide, dan pandangannya. Selain itu sikap berburuk sangka juga dapat merusak hubungannya dengan orang lain.

Berburuk sangka dalam islam sangat tidak dianjurkan atau haram hukumnya, oleh karena itu Allah sangat membenci orang yang mempunyai sifat berburuk sangka, Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)

Berburuk sangka banyak jenisnya, yang mana kesemuanya mencakup kehidupan sehari-hari seperti berburuk sangka pada keluarga, teman, dan yang paling parah atau yang paling besar dosanya adalah berburuk sangka kepada Allah SWT. Padahal sejatinya takdir Allah merupakan hal terbaik, baca selengkapnya disini : Jangan Suudzon dengan Takdir Allah, Karena Itulah yang Terbaik, Meski Apapun yang Terjadi

Berburuk Sangka Kepada Allah SWT

Sebagai orang muslim, kita harus mempercayai bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang maha sempurna, baik dari nama, sifat maupun perbuatan atau takdir-Nya. Tidak ada satupun aib atau cela yang terdapat pada Allah Ta'ala. Kita wajib percaya dan menerima semuanya yang telah ditetapkan Allah kepada kita para hambaNya.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Fath

وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ ۖ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا 

Artinya: "Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali".

Dari keterangan diatas, kita dapat mengetahui bahwa jika kita su'udzon atau berburuk sangka kepada Allah, maka kita akan mendapat ganjaran yang sangat berat kelak di akhirat. Oleh karena itu jangan sekali-kali kita berburuk sangka pada-Nya walau hanya sedikit saja. Salah satu cara menghilangkan sifat su'udzon adalah dengan husnudzan atau berbaik sangka, baca selengkapnya di : Pengertian Husnuzan, Contoh dan Manfaat Husnudzan Menurut Islam.

Berburuk sangka kepada Allah merupakan bentuk cemooh atau kata-kata yang mengingkari takdirnya, contohnya antara lain :

1. Berburuk sangka atas rezeki
Janganlah kita berburuk sangka atas rezeki yang kita peroleh, "kok Allah tidak memberikan rezeki yang cukup ya?" atau "kok rezeki saya dan teman saya berbeda jauh ya?"

Sesungguhnya Allah SWT sudah mengatur besar kecilnya rezeki yang diperoleh umat-Nya, selalu ingatlah bahwa Allah memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, 

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

Artinya : “Sesungguhnya Allah Dialah Yang Banyak Memberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (Surat Adz-Dzariyat:58).

2. Berburuk sangka atas jodoh
Ini adalah berburuk sangka yang kadang kita tidak sadar mengucapkannya, melihat teman-teman atau saudara yang menikah sedangkan kita sendiri belum, maka akan timbul perasaan buruk sangka pada Allah. 

Padahal sebenarnya Allah telah mentakdirkan kita bertemu dengan jodoh kita di waktu yang tepat. Jika Anda belum ditemukan dengan jodoh, maka hal yang harus dilakukan adalah senantiasa memperbaiki diri dan berikhtiar kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 49 berikut :

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya : "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah". (QS. Adz-Dzariyat : 49).

Demikian artikel tentang berburuk sangka ini, semoga dapat bermanfaat. Dan jangan lupa untuk selalu menjaga hati dari sifat suudzon ya!

SHARE ARTIKEL