Tugas Istri itu Lebih Berat dari Suami

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 08 Apr 2020

Tugas Istri itu Lebih Berat dari Suami

Tugas istri lebih berat dari suami - Image from wajibbbaca.com

Ngapain aja daritadi?

Mungkin itu kata-kata yang akan keluar dari mulut suami saat pulang kerja, melihat rumah dalam keadaan berantakan. Para suami, tanam baik-baik dalam benak Anda dari sekarang, tugas istri itu lebih banyak dari yang Anda pikirkan.

Ibu adalah segala-galanya. Jangan remehkan peran Ibu, sebab karenanya kita semua tumbuh besar dan bisa sehat seperti sekarang. 

Agama Islam bahkan mengajarkan sebuah ungkapan bahwa surga di telapak kaki ibu.

Demikian pula pesan Bupati PPU Yusran Aspar dalam puncak peringatan Hari Ibu Ke-86 di Kantor Bupati PPU, Senin (22/12) yang lalu. 

Yusran mengajak semua orang untuk menghormati dan menghargai kaum perempuan layaknya menghormati dan menghargai seorang Ibu.

“Jika ada seorang suami atau seorang laki-laki tidak menghargai dan memuliakan ibu, bisa dikatakan itu orang tidak tahu diri,” kata sang Bupati. 

Tugas seorang suami, sambungnya, bekerja di luar rumah mencari nafkah. Kadang secara kasat mata terlihat berat. Namun jika dibandingkan dengan apa yang dikerjakan Ibu di rumah seperti mengurus dan mendidik anak, pekerjaan dapur, sumur, sesungguhnya jauh lebih berat.

“Pantas jika ibu mendapatkan penghargaan atau lebih populer dengan sebutan hari ibu dibandingkan dengan hari bapak,” terang Yusran.

Baca Juga: Suami Harus Peka, Istri Juga Ingin `Nikmat`

Lebih jauh, Yusran menjelaskan, peringatan hari Ibu sebagai sarana kilas balik sejarah. Hakikatnya, peringatan ini membawa pesan penting tentang kebangkitan, persatuan, kesatuan, dan perjuangan kaum perempuan. 

Tidak terpisahkan dari kebangkitan dan perjuangan bangsa dan negara, serta semangat yang diwarisi oleh generasi penerus.

Meskipun harus diakui pembangunan berwawasan kesetaraan gender belum sepenuhnya optimal, namun dalam perkembangannya patut bangga dan disyukuri. 

Adapun kualitas hidup kaum perempuan, ditandai dengan kiprah perempuan dalam berbagai peran, kondisi, dan posisi strategis, seperti di bidang politik, hukum, pemerintahan, ekonomi, bahkan pertahanan keamanan.

Hal ini menunjukkan bahwa potensi kaum perempuan cukup besar jika diberi peluang dan kesempatan.

Dibekali kemampuan dan keterampilan, perempuan bisa berperan bersama kaum laki-laki di berbagai bidang pembangunan.

“Saya berharap agar peran dan kualitas organisasi perempuan ditingkatkan. Masih banyak peluang dan tantangan pembangunan seperti menyukseskan program Kabupaten Layak Anak serta Fasilitasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),” ungkap Yusron.

Akan tetapi perlu diingat, lanjut Yusran, jangan melupakan tugas dan kewajiban seorang istri bagi suami maupun ibu bagi anak-anak. 

Peran ibu dalam keluarga sangatlah penting terutama dalam mendidik anak yang menjadi dasar pembentukan karakter keluarga, masyarakat, hingga bangsa.

Baca Juga: Suami Selingkuh, Cerai atau Bertahan?

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) PPU Jumaisah mengungkapkan, peran dan tanggung jawab kaum perempuan semakin berat seiring dengan kemajuan zaman. 

Bukan hanya berperan seperti ungkapan sumur, dapur, dan kasur saja, kini kaum hawa memiliki peran yang lebih luas seperti halnya kaum adam.

“Besar pula tanggung jawab yang harus diemban. Namun tentu harus menyadari kedudukan sebagai perempuan terutama menjaga citra sebagai seorang ibu atau istri,” jelas Jumaisah.

SHARE ARTIKEL