Pilu, Orderan Sepi, Driver Ojol ini Malah Kena Tipu Rp100 Juta

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 15 Apr 2020

Pilu, Orderan Sepi, Driver Ojol ini Malah Kena Tipu Rp100 Juta

Ojol kena tipu 100juta - Image from www.google.com

Uang tabungan 7 tahun ludes dalam satu hari.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Ungkapan itu mungkin sangat tepat untuk menggambarkan kondisi yang dialami oleh seorang driver ojol satu ini. Sudah sepi ketambah ditipu orang, begini kronologinya

Bagaimana tidak, di tengah sepinya order yang diakibatkan oleh wabah virus corona, pria bernama Muhammad Adkhan ini juga kehilangan uang sebanyak Rp100 juta. Padahal uang itu merupakan hasil jerih payahnya menabung selama 7 tahun.

Kisa pilu itu kemudian dibagikan oleh Adkhan melalui akun Instagram pribadinya @adkhan1106.

Dalam kirimannya, Adkhan mengunggah foto dirinya yang tengah memegang Surat Laporan Polisi. Ia juga menulis sebuah caption yang menceritakan kronologi bagaimana dia bisa kehilangan uang tabungannya sebanyak Rp100 juta.

“Assalamualaikum, Wr. Wb. Perkenankan saya mau sedikit curhat," tulis Adkhan mengawali kisah sedihnya.

"Ditengah sepinya Orderan Ojol, ada saja orang yg tega mendzolimi saya. Mereka mencuri uang tabungan di ATM saya,” sambung Adkhan.

Baca Juga: Pesan Mulia Driver Ojol untuk Penipu yang Minta Antar Purwokerto-Solo

Lebih lanjut, Adkhan juga menceritakan bagaimana modus si pelaku untuk bisa menguras isi tabungannya.

“Modusnya dengan cara menawarkan bantuan memasukan kartu dengan mesin ATM yang sudah di ganjal, kejadian di pasar Tegal Danas Cikarang,” jelasnya.

Ia mengaku, kejadian itu sudah dilaporkan ke polisi. Meski demikian, Adkhan hanya bisa menyerahkan semuanya pada Allah SWT. Polisi pun juga telah berusaha untuk mengusut tuntas kasus ini, namun masih menunggu pihak bank untuk memberikan keterangan lebih lanjut.

“Saya hanya bisa pasrah sama Allah SWT uang sebanyak 100 juta itu hasil jerih payah selama 7 tahun yang didapat dari peluh keringat dan tetes air mata, saya sendiri sudah berusaha ikhtiar melaporkan ke pihak kepolisian yg berada di Cikarang pusat,” tulis Adkhan dalam postingan itu.

“Polisi sudah bekerja secara maksimal namun masih menunggu dari pihak bank,” tambahnya.

Baca Juga: Terdampak Corona, Pria ini Bantu Gratiskan Biaya Kontrakan untuk Ojol

Terakhir, Adkhan menutup kisahnya dengan meminta doa kepada warganet. Alih-alih meminta doa agar uangnya lekas dikembalikan dan pelaku mendapatkan balasan, Adkhan justru meminta netizen untuk mendoakannya agar cepat bisa ikhlas dan pelaku segera sadar.

“Mohon doa ya kawan2, supaya saya cepat ikhlas, serta mendapatkan ganti yg lebih baik. Semoga orang yg mendzolimi saya cepat mendapatkan hidayah, dan sadar orang yang telah di dzolimi adalah tumpuan dan harapan keluarga di kampung halaman,” tulisnya.

Dari unggahan tersebut, dapat diketahui bahwa saat mengunggah fotonya di Instagram, driver ojol tersebut sedang berada di Kap. Bugel Salam, Tegal Danas, DeltaMas, Cikarang.

Dalam kiriman tersebut juga dapat kita lihat sebuah Surat Laporan Polisi bernomor LP/ 35 - CP/ K/ I/ 2020/ Restro Bks.

Baca Juga: Derita Ojol Ditengah Wabah Corona: `Saya Bisa Mati Kelaparan`

Dalam surat itu, tertera kronologis kasus penipuan tersebut. Awalnya Adkhan mendatangi sebuah ATM untuk mengambil uang, sekitar pukul 17.20 WIB.

Ketika memasukkan ATM, kartu ATM tersebut sulit untuk masuk. Kemudian ia dibantu oleh seseorang yang tidak ia kenal yang antre di belakangnya.

Pelaku kemudian membantunya memasukkan kartunya pada mesin, namun saat ia cek saldo tidak bisa.

Ternyata kartu ATM milik ojol tersebut telah ditukar dengan kartu lain. Akhirnya driver ojol pindah ke ATM lain, akan tetapi tetap tidak bisa memeriksa saldo. Ia langsung menelpon bank terkait untuk memblokir nomor rekeningnya.

Keesokan harinya ia datang ke kantor bank untuk mengganti kartu dan cek saldo. Namun yang terjadi malah tidak disangka-sangka, pihak bank menjelaskan bahwa rekeningnya sudah melakukan transaksi senilai seratus juta rupiah.

Dari kejadian ini, kita bisa belajar bahwa jangan sampai menerima bantuan orang lain perihal perbankan, bahkan security sekalipun. Karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana modus kejahatan yang dilakukan oleh pelaku.

SHARE ARTIKEL