Antara Suami dan Orang Tua, Mana yang Harus Lebih Ditaati?

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 17 Apr 2020

Antara Suami dan Orang Tua, Mana yang Harus Lebih Ditaati?

Ilustrasi seorang istri bersama Ibu dan anaknya - Image from wajibbbaca.com

Dahulukan suami atau orangtua?

Mungkin itu yang menjadi pertanyaan banyak wanita hingga saat ini.

Mereka memiliki suami yang harus ditaati, namun juga memiliki orang tua yang tak kalah penting. Lalu antara suami dan orang tua, manakah yang harus lebih ditaati?

Memiliki sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah merupakan impian dari setiap Muslim.

Namun terkadang, ada saja hal yang menjadi penghalang terwujudnya impian tersebut. Seperti halnya masalah yang hadir dari kedua keluarga. Yaitu keluarga dari pihak istri dan suami.

Tak sedikit antara keluarga suami dan istri mengalami perselisihan. Di sinilah, biasanya pihak istri merasa bimbang untuk memilih, mana yang harus ditaati.

Istri ingin berpihak kepada keluarga karena menaati dan berbuat baik pada kedua orang tua termasuk menjalankan perintah Allah Ta'ala.

Namun, dilain sisi menjadi sebuah pertimbangan kembali ketika mendengar sabda Rasulullah salallahu alaihi wasalam,

“Sekiranya aku boleh memerintah seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, pasti aku akan perintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya,” (HR. Ibnu Majah VI/30).

Dengan begitu, untuk waktu yang lama perselisihan tersebut belum berhasil terselesaikan. Lalu, istri harus memihak siapa?

Baca Juga: Merasa Bosan dengan Istri? Jangan Ceraikan, ini Solusinya

Memang, tak diragukan lagi bahwa hak kedua orang tua wajib ditunaikan. Menaati kedua orang tua secara makruf dan berbuat baik kepada keduanya merupakan perintah Allah yang sudah disebutkan-Nya dalam banyak ayat. 

Namun sebagai istri, Anda juga wajib menunaikan hak suami. Mereka berdua sama-sama memiliki hak yang wajib Anda penuhi

Anda berkewajiban untuk menunaikan hak masing-masing. Terkait kepada siapa Anda harus berpihak ketika terjadi perselisihan, maka Anda harus berpihak pada orang yang benar.

Apabila suami Anda yang benar dan Ayah Anda salah, maka Anda harus berpihak pada suami dan menasihati Ayah. Namun, apabila sebaliknya maka Anda harus berpihak pada Ayah dan menasihati suami.

Jadi, Anda harus berpihak pada kebenaran dan menasihati siapa yang salah di antara keduanya.Demikianlah sikap yang hendaknya Anda ambil saat keduanya berselisih.

Selain itu, upayakan untuk mendamaikan keduanya semampu Anda. Karena mendamaikan orang (yang berselisih), apalagi sesama kerabat, termasuk amal ketaatan yang agung. Anda akan mendapat pahala dari Allah saat melakukannya.

Allah Ta'ala berfirman, 

 لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Artinya: "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." (QS. An-Nisa: 114).

Baca Juga: Saat Ibumu Meminjam Uang Kepadamu `Iya Bu, nanti aku tanya istriku dulu`..

Bagi keluarga yang tengah menghadapi masalah perselisihan tersebut, hendaklah keduanya bertakwa kepada Allah, bermuamalah dengan persaudaraan yang berdasarkan Islam dengan hak kekerabatan yang ada di antara mereka.

Kedua belah pihak hendaknya melupakan perselisihan yang pernah terjadi serta saling memaafkan dengan ikhlas. Karena sejatinya beginilah sifat-sifat seorang Muslim.

Selain itu, janganlah mengikuti hawa nafsu atau bujukan syaitan. Selalu memohon perlindungan kepada Allah dari segala bujuk rayu syaitan.

Hanya Allah lah yang memberi petunjuk.

SHARE ARTIKEL