Waspada, Curah Hujan Tinggi, BMKG Sebut Indonesia Dilanda Cuaca Ekstrem

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 27 Feb 2020

Waspada, Curah Hujan Tinggi, BMKG Sebut Indonesia Dilanda Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem sebabkan banjir di wilayah Jabodetabek - Image from bpbd.blitarkab.go.id

Waspada, fenomena cuaca ekstrem melanda Indonesia

Banyak di berbagai wilayah tengah terjadi banjir, curah hujan yang tinggi, badai, dan tanah longsor. Terkait hal ini, BMKG mengungkap bahwa Indonesia tengah mengalami fenomena cuaca ekstrem, kok bisa? Berikut penuturan dari BMKG yang menghimbau agar berhati-hati dan waspada.

Sejak awal tahun 2020, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selalu memonitor perkembangan cuaca Indonesia yang cenderung dianggap masuk dalam kategori cuaca ekstrem. 

Berdasarkan data historis serta analisis klimatologis BMKG, diketahui sejak tahun 1866 hingga 2019, perkembangan perubahan iklim menjadi penyebab utama cuaca ekstrem yang terjadi hingga awal tahun 2020 ini. 

Kendati proyeksi atau pemantauan perkembangan perubahan iklim telah dilakukan sejak tahun 1866, namun perubahan yang terjadi dalam bentuk cuaca ekstrem mulai terjadi sejak tahun 1900-an. 

Dwikorita Karnawati MSc selaku Kepala BMKG mengatakan, "Ini bukan cuaca yang biasa saja, dari yang kami pantau adalah kondisi perkembangan cuaca ekstrem sejak tahun 1900-an sampai tahun 2020," 

Dwikorita menjelaskan bahwa akumulasi curah hujan tertinggi awalnya terjadi pada tahun 1918, dengan curah hujan per hari dapat mencapai 125,2 mm per hari. 

Lalu kondisi ekstrem pada tahun 1918 itu terjadi lagi pada tahun 1950. Pada pengulangan terjadinya kondisi ekstrem tersebut, BMKG memperkirakan selisih jumlah tahun kondisi terulang. 

Dari tahun 1918 menuju tahun 1950, membutuhkan waktu 32 tahun lamanya hingga dapat terjadi kondisi cuaca ekstrem. 

"Sejak tahun berikutnya setelah itu, semakin singkat selisih tahunnya, dan intensitasnya semakin meningkat, yang tadinya hanya 125,2 mm per hari sekarang bisa mencapai 377 mm dalam satu hari. Itu terjadi pada awal tahun baru 2020," tambah Dwikorita.

"Hal yang sama juga diproyeksikan akan terjadi di masa yang akan datang, periode tahun 2020-2040," kata dia.

Dari data yang telah dianalisa tersebut, tambah Dwikorita, perlu adanya lompatan dalam upaya mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim.

Selain itu, koordinasi dan sinergi antara stakeholder terkait dalam penanganan bencana banjir, perlu lebih ditingkatkan lagi.

Baca Juga: Ngeri, Belum Selesai dengan Virus Corona, China Terancam Wabah Belalang Afrika

Tips menghadapi cuaca ekstrem

Dari penjelasan BMKG, dapat kita ketahui bahwa wilayah Indonesia khususnya Jabodetabek masih akan dilanda cuaca ekstrem hingga beberapa waktu kedepan.

Untuk itu, tidak ada salahnya kita mempersiapkan sejak dini hal-hal yang perlu diantisipasi.

Terkait hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun membagikan enam tips yang harus dilakukan sebagai antisipasi terhadap hujan ekstrem.

Seperti yang dikutip dari akun Instagram resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, berikut hal-hal yang perlu Anda lakukan:

1. Pantau kondisi terkini

Tingkatkan kewaspadaan dengan terus memantau informasi terkait cuaca, bisa dari radio, siaran televisi, maupun media online. 

Anda juga bisa mengecek secara langsung informasi cuaca pada laman official BKG di bmkg.go.id dan tinggi muka air pada laman poskobanjirdsda.jakarta.go.id

2. Siapkan tas siaga

Masukkan barang-barang penting ke dalam tas, misalnya seperti ijazah, akte kelahiran, surat tanah, dll, pakaian untuk 3 hari, makanan ringan tahan lama (mie instan, biskuit, dll), serta air minum.

Bawalah juga kotak obat/P3K, handphone, uang secukupnya, perlengkapan mandi, masker, alat bantu penerangan, serta peluit yang berfungsi untuk tanda meminta bantuan.

Jadi apabila sewaktu-waktu banjir datang dan bantuan belum datang, Anda sudah siap dengan bekal untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Jawaban Menohok para Dokter, Menyikapi Pernyataan Viral KPAI

3. Amankan barang berharga

Letakkan barang berharga Anda di bagian yang lebih tinggi di dalam rumah, agar tidak sampai terendam banjir.

4. Matikan alat elektronik

Jangan lupa cabut semua peralatan rumah tangga yang terhubung dengan listrik, misalnya seperti TV, mesin cuci dan kulkas. Hal ini guna mengantisipasi bahaya tersetrum atau korsleting listrik.

5. Jangan mengendarai ranmor

Jangan mengemudikan mobil ataupun motor di wilayah yang terdampak banjir.

6. Ikuti saran pemerintah

Apabila terpaksa harus mengungsi, ikuti saran dari pemerintah setempat serta para relawan. Kemudian jangan lupa untuk selalu menggunakan alas kaki serta menjaga kebersihan tubuh dengan selalu mencuci tangan.

Perlu diketahui, informasi mengenai lokasi terdampak genangan air dan banjir di seluruh wilayah Jakarta, juga dapat Anda pantau melalui aplikasi Pantau Banjir yang dapat Anda unduh melalui Google Playstore.

Jika Anda dalam keadaan darurat atau membutuhkan bantuan secepatnya, segera hubungi call center Jakarta Siaga pada 112 dan 119.

Ayo sama-sama meningkatkan kewaspadaan karena banjir bisa datang kapan saja.

SHARE ARTIKEL