Tangisan Tulus Seorang Hamba Bisa Mengantarkan pada Surga Allah SWT

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 24 Dec 2020

Tangisan Tulus Seorang Hamba Bisa Mengantarkan pada Surga Allah SWT

Ilustrasi menangis - Image from kaltim.tribunnews.com

Bagaimana mungkin tangisan bisa antar ke surga?

Dikisahkan seorang sahabat Rasulullah SAW yang sering menangis hingga matanya sakit. Abdullah bin Amru menangis bukan karena hal yang sepele. Ini kisahnya dan juga dalil tentang menangis yang bisa antar ke surga. 

Para sahabat, tabi’in atau pun orang-orang yang shalih pada zaman dahulu sangat takut pada siksa dan azab yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Mereka bahkan akan menangis sejadi-jadinya saat menemukan ayat Al-Quran yang berisi siksaan neraka. 

Tak hanya itu, mereka juga akan berbahagia saat menemukan ayat tentang penghuni surga.

Dikisahkan Abdullah bin Amru ra. adalah seorang yang banyak menangisi dosa-dosa yang telah dilakukannya. 

Sebagaimana yang dikisahkan dari Ya’la bin Atha dari ibunya, di mana ibunya adalah seorang yang membuatkan celak yang diperuntukkan pada Abdullah bin Amru. 

Sementara Abdullah adalah seorang yang banyak menangis, ia menutup pintu kamarnya dan menangis hingga matanya sakit.

Demikianlah seorang muslim, hendaknya menangisi dosa sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, 

“Jagalah lisanmu, gunakan rumahmu untuk beribadah, dan tangisilah dosa-dosamu.” (HR. At-Tirmidzi: 2406)

Abdullah bin Amru ra. dikabarkan meninggal dunia tahun 63 Hijriyah. 

Kekuatan Tangisan Seorang Hamba 

Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah menangisi dosa-dosa yang telah diperbuat? 

Ataukah justru saling berbangga dan memamerkan dosa-dosa dan kesalahan karena kesombongan yang membabi buta? Naudzubillahi min dzalik. 

Ketahuilah bahwa, tangisan karena rasa takut yang besar pada Allah SWT sanggup antarkan manusia pada Surga-Nya. Sebagaimana hadist riwayat Tirmidzi berikut ini: 

لاَيَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ فِى الضَّرْعِ وَلاَيَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِى سَبِيل ِاللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ

“Tidak akan masuk Neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah, hingga air susu dapat kembali kepada kambingnya (kantong kelenjar susu binatang ternak), dan tidak akan berkumpul antara debu medan jihad fii sabiilillaah dengan asap Neraka Jahannam.” (HR Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani)

Bahkan dalam hadist yang lain diungkapkan, bahwa mata orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT akan dijauhkan dari api neraka: 

عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ

“Dua mata yang tidak akan disentuh api Neraka, yakni mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga karena siaga (saat berjihad) di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani)

Bahkan air mata seorang hamba yang menangis karena takut pada pencipta-Nya adalah air mata yang mulia. Sebab ia bermakna tinggi di hadapan Allah SWT, ia akan mendapatkan kasih sayang Allah SWT. 

لَيْسَ شَىْءٌ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ قَطْرَتَيْنِ وَأَثَرَيْنِ قَطْرَةٌ مِنْ دُمُوعٍ فِى خَشْيَةِ اللَّهِ وَقَطْرَةُ دَمٍ تُهَرَاقُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ. وَأَمَّا الأَثَرَانِ فَأَثَرٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَأَثَرٌ فِى فَرِيضَةٍ مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ

“Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah selain dua tetesan dan dua bekas. Yaitu, tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang mengalir (saat jihad) di jalan Allah. Adapun dua bekas, yaitu bekas dari berjihad di jalan Allah dan bekas dari menunaikan salah satu kewajiban yang telah Allah tetapkan.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani)

Tangisan adalah Wujud Ketaqwaan dan Keimanan

Dari penjelasan dalil diatas, terlihat bahwa menangis adalah salah satu indikator hamba-Nya yang beriman. Tangisan itu muncul dari pemahaman dan keyakinan yang kuat seorang hamba kepada ajaran Allah SWT. 

Hamba yang menangis karena Allah SWT, paham betul bahwa Allah SWT adalah Sang Maha Kuasa, Dia sanggup menurunkan azab apapun bagi yang dikehendakinya. 

Sebaliknya, Dia pulalah Maha Pengasih dan Penyayang, yang begitu besar rahmat dan ampunan kepada hamba-Nya. Bahkan ia memberikan hadiah besar bagi hamba-Nya yang taat. 

Mereka yang menangis karena Allah SWT juga menyadari bahwa dosa-dosa yang diperbuatnya begitu banyak. Mereka paham betul bahwa dosa-dosa ini akan menjadi pemberat dan penghalangnya masuk Surga yang penuh kenikmatan. 

Jadi tak berlebihan jika menyebut tangisan seorang hamba adalah bukti keimanan yang tak bisa direkayasa. 

Memang, menangis bukanlah perintah dari Allah SWT. Melainkan lebih jauh dari itu, menangis adalah wujud dari ketaqwaan dan keimanan seorang hamba. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang takut pada Allah SWT dan menahan diri dari perbuatan dosaserta menyesali kesalahan yang diperbuat. 

SHARE ARTIKEL