Pasien Sembuh dari Covid-19, Apa Masih Perlu Vaksin Covid-19?

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 21 Dec 2020

Pasien Sembuh dari Covid-19, Apa Masih Perlu Vaksin Covid-19?

Ilustrasi vaksin Covid-19 - Image from www.kompas.com

Pasien sembuh covid-19 apa benar punya antibodi? 

Jika pasien sembuh Covid-19 sudah punya antibodi apa masih perlu menerima vaksin Covid-19 lagi? Untuk menjawabnya, peneliti mengungkapkan adanya perbedaan kekebalan yang terbentuk dari vaksin dan juga kekebalan dari kesembuhan penyakit. 

Di tengah kekacauan pandemi, pemerintah di sejumlah negara, termasuk Indonesia mulai membuat perencanaan vaksinasi Covid-19. 

Berbagai penelitian vaksin sudah dikembangkan dengan begitu baiknya dan kini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. 

Sejumlah negara mulai menyetujui penggunaan darurat dan melakukan vaksinasi pada kelompok masyarakat yang rentan. Di Indonesia, pemerintah juga menyatakan akan memberikan vaksin Covid-19 gratis bagi seluruh warganya. 

Vaksin ini berfungsi memberikan kekebalan tubuh terhadap infeksi virus corona. 

Mereka yang telah terkena Covid-19 dan berhasil sembuh diketahui telah memiliki antibodi guna melawan virus tersebut. Apakah tetap perlu mendapatkan suntikan vaksin Covid-19?

Pasien Sembuh dari Covid-19 Masih Perlu Vaksin 

Epidemiolog kandidat PhD dari Griffth Univeristy, Australia, Dicky Budiman menjelaskan bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 dan telah sembuh masih membutuhkan suntikan vaksin. 

Hal ini dikarenakan mereka masih ada potensi reinfeksi virus corona. 

"Jadi yang pernah terinfeksi pun itu perlu divaksinasi. Karena, pertama, data riset yang saat ini kita miliki membuktikan bahwa ada potensi reinfeksi," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (20/12/2020). 

Menurutnya, mereka yang pernah terinfeksi memiliki kekebalan tubuh dari Covid-19 sebagaimana dengan tingkat keparahan yang dialami. 

Semakin parah Covid-19 yang diderita seseorang, maka kemungkinan besar ia memiliki antibodi kekebalan tersebut. 

Namun, jika pasien memiliki gejala ringan atau tidak bergejala (OTG), maka kekebalan tubuh yang dimiliki juga terhitung rendah. 

Meski begitu, sistem kekebalan yang didapatkan pasien ini tidak akan berlangsung lama. 

"Pasien yang terinfeksi itu pun membuktikan bahwa daya tahan ini yang timbul akibat reinfeksi tidak akan lama, sekitar 3 bulanan," ujar Dicky. 

"Karena atas dasar itulah otomatis orang tersebut masih membutuhkan vaksin," lanjut dia. 

Dicky juga menjelaskan bahwa program vaksinasi ini tidak dilihat dari faktor apakah seseorang pernah terinfeksi atau tidak. 

Semua orang harus mengikuti program vaksinasi. Akan tetapi, yang menjadi pertimbangan bukan hanya masalah program vaksinasinya, tapi pada program prakondisinya. 

Kekebalan pasien sembuh Covid-19

Melansir dari Huffpost, 16 Desember 2020, seorang dokter penyakit menular di Yale Medicine, yang turut menguji vaksin Pfizer, Onyema Ogbuagu, mempercayai bahwa orang yang baru terinfeksi virus corona mungkin tidak perlu segera disuntik vaksin. 

Penelitian menemukan, antibodi penetral yang dihasilkan oleh infeksi alami di dalam tubuh masih bertahan. 

Kekebalan ini setidaknya bertahan selama beberapa bulan. Dalam kasus reinfeksi, infeksi kedua biasanya tidak terjadi 3-4 bulan setelah infeksi pertama. 

"Ini cukup pasti, meskipun Anda tidak pernah dapat mengatakan dengan yakin, bahwa dalam beberapa bulan pertama setelah terinfeksi, risiko reinfeksi sangat rendah," ujar Ogbuagu. 

Meski begitu kekebalan alami dari Covid-19 turun setelah beberapa bulan. Selain itu, tingkat antibodi dari virus corona umum lainnya bisa berkurang dengan cepat, dan hal yang sama bisa terjadi pada penyakit Covid-19. 

“Orang mungkin akan dapat terinfeksi kembali berdasarkan antibodi yang semakin menurun, saat ia telah terinfeksi secara alami. Kami tidak tahu kapan waktunya, seperti seberapa cepat mereka rentan terhadap infeksi ulang," ujar profesor kedokteran di Divisi Penyakit Menular dan Mikrobiologi, Imunologi di Sekolah Kedokteran Geffen di UCLA, Otto Yang. 

Para peneliti telah menduga bahwa kekebalan yang diberikan oleh vaksin akan lebih kuat daripada kekebalan yang diperoleh karena pernah menderita suatu penyakit. Hal ini berlaku juga pada Covid-19. 

Jadi bagi kamu yang sudah pernah terkena Covid-19 dan sudah sembuh, sebaiknya tetap menjalani vaksinasi Covid-19, agar benar-benar memastikan tubuh mendapatkan antibodi yang kuat. Serta memperkecil kemungkinan adanya reinfeksi virus Covid-19. 

SHARE ARTIKEL