Inilah Balasan Allah SWT Terhadap Pelaku Korupsi
Penulis Dian Editor | Ditayangkan 07 Dec 2020Barang bukti OTT - Image from kompas.com
Bukan hanya hukuman di dunia, koruptor juga mendapat balasan di akhirat
Ingat bahwa setiap perilaku baik dan buruk di dunia akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Dalam Al Quran, Allah SWT melarang dengan jelas perilaku korupsi dan bahkan menyebutkan hukuman dan balasan untuk perilaku tersebut.
Beberapa waktu lalu, Indonesia dihebohkan dengan kasus suap yang dilakukan oleh dua menteri kabinet Jokowi periode ke dua.
Tak main-main, korupsi tersebut dilakukan saat pemerintah dan masyarakat mengalami kesulitan karena pandemi Covid-19. Lantas bagaimana Islam mengatur tentang perilaku korupsi? Dan apa ganjaran yang diberikan pada koruptor?
Korupsi adalah perbuatan yang sangat dilaknat oleh Allah SWT. Tak main-main, pelakunya pun akan mendapatkan hukuman yang berat saat hari kiatam kelak.
Banyak hadits yang mengungkapkan tentang larangan umat Islam untuk berbuat korupsi serta ganjaran yang didapatkannya.
Salah satunya adalah hadist yang bersumber dari Abdullah bin Abbas, bahwasanya Nabi SAW dalam riwayat Ubadah bin as-Shamit RA bersabda:
أَدُّوا الخَيْطَ و المِخْيَطَ ، فما فَوْقَ ذلكَ ، فما دُونَ ذلكَ ، فإنَّ الغُلولَ عَارٌ على أهلِهِ يومَ القيامةِ
“Tunjukkanlah jarum jahit dan barang yang dijahit. Dan hindarilah korupsi, karena korupsi akan menjadikan perilakunya telanjang di Hari Kiamat.” (HR. Ad-Darimi).
Dikutip dari buku berjudul Agar Terhindar dari Jerat Korupsi (40 Hadits Shahih) karya Syarwani, Islam memang membebaskan manusia untuk melakukan segala hal.
Namun, kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan tanpa batas dan tanpa memerhatikan aturan Allah SWT.
Syarwani menjelaskan, bahwa semua perbuatan akan kembali kepada pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat. Sekecil apapun perbuatan yang dilakukan manusia pasti harus dipertanggungjawabkan di hari pemalasan kelak.
“Maka barang siapa mengerjakan kebajikan sebesar biji sawi akan mendapat balasan(kebaikan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar biji sawi akan mendapat balasan (kejahatan)nya.”
Secara terang benderang, Allah SWT juga menjelaskan bahwa perilaku korupsi adalah perilaku tercela yang dilarang keras oleh Allah SWT. Sebagaimana yang tertulis dalam ayat berikut:
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) hartamu itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188)
Oleh sebab itu, seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap apa yang dilakukannya, kebijakannya serta apa yang dipimpinnya.
Jika ada ada seorang pemimpin yang menipu rakyatnya dengan cara melakukan korupsi, maka dikatakan dalam hadist tidak akan masuk surga. Selama ia tidak meminta maaf dan bertaubat, pintu surga akan terkuci untuknya.
عن أبي يعلى معقل بن يسار رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Bersumber dari Ma’qal, ia berkata: Aku beritakan kepadamu hadits yang kudengar dari Rasulullah Saw. Ia bersabda, “Tidak ada seorang pemimpin yang menjadi pemimpin kaum Muslimin kemudian ia menipu rakyatnya (korupsi), kecuali Allah SWT mengharamkan atasnya surga.” (HR Bukhari dan Muslim).
Semoga kita semua dihindarkan dari perilaku-perilaku yang hanya membawa pada kemudharatan semata.