Bayi 'Tertua' Berhasil Terlahir ke Dunia, Usianya Hampir Sama dengan Ibunya

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 04 Dec 2020

Bayi 'Tertua' Berhasil Terlahir ke Dunia, Usianya Hampir Sama dengan Ibunya

Molly Everette Gibson, bayi tertua di dunia - Image from kumparan.com

Pecahkan rekor dunia 

Bayi ini terlahir ke dunia hampir bersamaan dengan ibundanya. Kok bisa? Sang bayi telah menjadi embrio sekitar 28 tahun yang lalu, sementara ibundanya kini berusia 29 tahun. Ini penjelasan lengkapnya. 

Seorang bayi tertua di Tennessee, AS, berhasil dilahirkan dengan selamat. Dia dinobatkan sebagai bayi 'tertua' di dunia, karena dipercaya sebagai embrio beku terlama yang pernah dilahirkan dalam kondisi hidup. 

Bayi tersebut bernama Molly Everette Gibson lahir pada 20 Oktober 2020. Dia berasal dari embrio yang dibekukan sejak Oktober 1992 atau sekitar 28 tahun yang lalu. Ibu Molly, Tina, saat ini sudah berusia 29 tahun. 

Dia lahir sekitar 18 bulan lebih awal ketika Molly membeku dalam bentuk embrionya.
Bisa dibilang, mereka berdua berada di dunia dalam waktu yang hampir sama, walaupun akhirnya beda generasi. 

“Sulit untuk memercayainya. Tapi, sejauh ini yang kamu tahu, Molly adalah keajaiban kecil kami,” kata Tina Gibson dilansir dari New York Post. 

Berhasil Pecahkan Rekor Dunia 

Molly berhasil memecahkan rekor yang dipegang bayi lain sebagai embrio beku terlama yang pernah terlahir ke dunia. Dia adalah Emma Wren Gibson yang embrionya dibekukan selama 24 tahun sebelum akhirnya dilahirkan pada tahun 2017. 

Emma diketahui adalah kakak perempuan Molly. Artinya, Molly dan Emma adalah satu keluarga yang keduanya berasal dari embrio beku 28 tahun lalu dan berhasil terlahir ke dunia. 

Iya, Molly dan Emma adalah saudara kandung yang dibekukan secara bersamaan. Embrio keduanya disumbangkan oleh orang tua asli mereka yang sampai saat ini namanya dirahasiakan dari publik. 

Sehingga bisa disimpulkan bahwa Emma dan Molly adalah embrio yang dihasilkan dari orang tua sama. Keduanya dilahirkan oleh ibu angkat mereka, yakni Tina. 

Hanya saja, mereka harus menunggu waktu cukup lama untuk bisa terlahir ke dunia dan menghirup udara di bumi dan melihat sinar mentari. 

Kisah Dibalik Kelahiran Molly, Organisasi Penampung Donor Embrio

Kelahiran Molly difasilitasi oleh National Embryo Donation Center (NEDC), di Knoxville, sebuah organisasi nirlaba yang menerima sumbangan embrio dari orang tua kandung yang telah menjalani fertilisasi in vitro (IVF). 

Dalam kasus seperti, orang tua lebih memilih menyumbang embrio beku mereka ke NEDC daripada dibuang secara sia-sia. 

Kemudian, NEDC akan menyimpannya dan menggunakan embrio di kemudian hari setelah ada calon orang tua angkat yang menginginkan anak tersebut. Permintaan embrio kebanyakan dari mereka yang mengajukan permohonan untuk adopsi, membawa dan juga melahirkan embrio. 

Sejauh ini, NEDC berhasil memfasilitasi lebih dari 1.000 persalinan. Emma dan Molly mewakili kasus kelahiran paling luar biasa karena keduanya adalah embrio beku terlama yang akhirnya sukses terlahir ke dunia. 

Kelahiran mereka memberikan jawaban atas pertanyaan berapa lama embrio beku bisa bertahan yang belum dipahami secara jelas. 

"Selama embrio disimpan dengan baik di dalam tangki penyimpanan nitrogen cair pada suhu minus 396 derajat, kami merasa embrio akan bertahan selamanya. Dengan kelahiran Molly, kami tahu mereka dapat bertahan hidup setidaknya 27 setengah tahun dan mungkin lebih lama,” ujar Carol Sommerfelt, direktur lab NEDC, seperti dikutip New York Post. 

Bukti keberkahan ilmu pengetahuan yang bisa membuat embrio bertahan lama dan akhirnya bisa terlahir ke dunia. 

Tentu cara ini memberikan kemanfaatan besar bagi masyarakat, utamanya mereka yang sudah menanti kelahiran bayi selama bertahun-tahun.

SHARE ARTIKEL