Status Merapi Naik Level Jadi Siaga, Ini Detik-detik Ibu Hamil, Lansia, dan Anak-anak Dievakuasi

Penulis Dian Editor | Ditayangkan 09 Nov 2020

Status Merapi Naik Level Jadi Siaga, Ini Detik-detik Ibu Hamil, Lansia, dan Anak-anak Dievakuasi

Proses evakuasi lansia - Image from instagram.com/bbcindonesia

Warga perlu waspada dan berhati-hati 

Prioritas utama kelompok yang diselamatkan adalah ibu-ibu, lansia dan juga anak-anak. Berikut adalah potret kelompok tersebut saat dievakuasi oleh petugas gabungan. 

Baru-baru ini status Gunung Merapi telah dinaikkan menjadi level siaga. Berikut adalah kisah detik-detik warga bergegas diungsikan saat erupsi Gunung Merapi makin mencemaskan. 

Ibu-ibu, lansia hingga anak-anak jadi kelompok rentan yang menjadi prioritas utama untuk diungsikan. 

Warga yang tinggal di radius terdekat dari puncak Gunung Merapi segera diungsikan guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Kelompok Rentan Dievakuasi 

Warga Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang termasuk dalam kelompok rentan kembali mengungsi ke barak pengungsian sementara yang berada di depan kantor desa setempat, pada Minggu (8/11/2020) malam.

Pantauan Tribunjogja.com di Desa Tegalmulyo, pada pukul 18.30 WIB, sejumlah warga dari Dukuh Pajegan, Canguk dan Sumur mulai bersiap-siap guna mengungsi ke barak pengungsian. 

Kelompok rentan dari tiga dukuh tersebut, kemudian dijemput oleh relawan dengan menggunakan satu unit mobil operasional desa, satu unit mobil pikap dan juga satu unit mobil truk.

Selain itu, kelompok rentan yang terdiri dari lansia, ibu hamil dan anak-anak tersebut juga ada yang mengungsi secara mandiri dengan mengendarai sepeda motor. 

Prosedur Pengungsian 

Ketua RT 22 Dukuh Pajegan, Desa Sidorejo, Warno (42), mengungkapkan kelompok rentan mengungsi karena mulai meningkatnya status Gunung Merapi dari waspada (level II) ke siaga (level III).

"Ini demi keselamatan. Warga mengungsi untuk menghindari potensi meningkatnya aktifitas Merapi saat malam hari. Warga sudah mulai siaga untuk mitigasi bencana," ucapnya.

Ia juga mengungkapkan, malam ini adalah malam ketiga warga dukuh tersebut mengungsi ke barak pengungsian. Sebelumnya, warga juga telah mengungsi sejak Jumat (6/11/2020) malam.

"Kelompok rentan mengungsi saat malam hari saja. Saat pagi hari pulang kembali ke rumah dan beraktifitas seperti biasa hingga sore, lalu malam mengungsi lagi," jelasnya.

Sementara itu, seorang relawan Merapi, Sukirno (44) turut menambahkan jika sebelum kelompok rentan memasuki barak pengungsian, warga harus mencuci tangan dan melalui pengecekan suhu. 

"Iya harus sesuai dengan protokol Covid-19. Cuci tangan dan cek suhu tubuh sebelum masuk barak pengungsian," ucapnya.

Sedangkan, Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno mengungkapkan untuk jumlah penduduk di tiga dukuh tersebut berjumlah sekitar 300 jiwa.

Pada data Sabtu (7/11/2020) malam, sebanyak 108 orang mengungsi ke barak pengungsian di depan Balai Desa Tegalmulyo.

"Untuk data malam ini kita masih proses penghitungan, karena hingga pukul 19.35 kita masih pendataan. Kalau malam kemarin jumlah pengungsi 108 orang," bebernya saat ditemui di Balai Desa Tegalmulyo, pada Minggu (8/11/2020) malam.

Ia juga menjelaskan untuk barak pengungsian di depan balai desa tersebut mampu menampung pengungsi sekitar 200 orang.

"Untuk kapasitas pengungsi di barak pengungsian depan balaidesa bisa sampai 200 orang. Itu juga telah sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19," tambahnya.

Semoga warga disekitar gunung merapi diberikan keselamatan dan juga ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Aamiin ya robbal alamiin. 

SHARE ARTIKEL