Nasihat Ibu Qayyim untuk Orang Tua, `Cara Menghadapi Anak yang Ketakutan`

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 24 Sep 2020

Nasihat Ibu Qayyim untuk Orang Tua, `Cara Menghadapi Anak yang Ketakutan`

Ilustrasi orang tua menghadapi anak yang ketakutan - Image from gaya.tempo.co

Tak boleh asal, sebab bisa berdampak jangka panjang 

Ibnu Qayyim menjelaskan tentang bagaimana cara menghadapi anak yang sedang merasa ketakutan. Selain itu, beliau juga memberikan tips menghadapi anak yang sedang ketakutan. 

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya "Fiqih Bayi" manyarankan agar anak dijaga dan dihindarkan dari semua hal yang menakutkan. 

Diantaranya adalah suara keras, buruk, pemandangan yang seram dan gerakan yang mengejutkan.

"Hal itu kadang membuat rusaknya daya pikir karena daya pikirnya masih lemah sehingga khawatirnya dia tidak mampu mengambil manfaatnya setelah besar," katanya.

Atasi dengan Cara yang Menyenangkan 

Ibnul Qayyim menyarankan, saat datang hal-hal yang menakutkan seperti itu, sebaiknya segera diatasi dengan cara yang menyenangkan. 

Atau hal lain yang bisa membuat anak itu melupakan peristiwa yang menakutkan. Misalnya anak itu segera disodori ASI. 

"Dengan demikian hal yang mengejutkan itu segera hilang darinya dan tidak sampai terekam dalam daya ingatnya hingga sulit hilang," katanya.

Cara Membuat Anak Lupa dengan Hal Menakutkan 

Ibnu Qayyim juga mengingatkan tentang cara untuk membuat anak lupa mengenai hal menakutkan itu. 

Pertama, ialah menggerakkan anak dengan lembut sampai tertidur dan lupa. Hal seperti itu tidak boleh dianggap sepele, sebab cara itu bisa menanamkan rasa ketakutan dalam hati anak.

"Jika tidak cepat ditenangkan, dia tumbuh dalam keadaan takut seperti itu dan akhirnya sulit dihilangkan," katanya.

Ibnul Qayyim juga menyarankan, saat anak menangis maka sebaiknya orang tua tak perlu khawatir berlebihan. 

Sebaiknya, orang tua cukup membiarkan saja, agar mereka bisa mendapat manfaat dari tangisannya. 

Kedua, orang tua jangan merasa gelisah dengan tangisan dan teriakan anak, apalagi saat sedang haus atau lapar. 

"Dengan tangisan itu, anak memperoleh manfaat besar," katanya.

Menurutnya, tangisan anak itu bisa melatih anggota tubuhnya, memperlebar ususnya, melegakan dadanya, menghangatkan otaknya, memelihara postur tubuhnya. 

Selain itu, tangisan juga bisa membangkitkan semangat naluriyahnya, mengaktifkan fisiknya hingga dapat mendorong keluar kotoran, dan membuang limbah yang tidak diperlukan dari dalam sumsum seperti ingus.

SHARE ARTIKEL