Inilah Ciri-ciri Manusia yang Dilimpahi Kasih Sayang Allah SWT

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 02 Sep 2020

Inilah Ciri-ciri Manusia yang Dilimpahi Kasih Sayang Allah SWT

Ilustrasi - Image from selebx.com

Kalian tak dianggap beriman hingga kalian saling menyayangi

Itulah salah satu bunyi sabda Rasulullah SAW. Dengan datanganya bulan Muharram yang juga dikenal dengan bulan kasih sayang. Mari kita hayati kembali makna kasih sayang sebagaimana ajaran Islam. 

Bulan Muharam 1442 Hijriyah telah tiba. Inilah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah SWT. Muharam dikenal sebagai bulan kasih sayang terutama bagi anak-anak yatim. 

Umat Islam memang dianjurkan untuk selalu menebar kasih sayang kepada semua orang, termasuk anak-anak yatim. Sebab, Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang.

Syekh Mahmud al-Mishri dalam bukunya bertajuk Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, mengungkapkan, hati setiap orang Mukmin secara alamiah memiliki sifat kasih sayang kepada manusia lainnya. 

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa dengan menyayangi orang lain, maka seorang Muslim akan memperoleh balasan kasih sayang yang jauh lebih besar dari dunia dan akhirat. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah hanya akan menyayangi hamba yang menyayangi (makhluk-Nya)." (HR Bukhari Muslim). 

Ciri-ciri Manusia yang Disayangi Allah

Cendekiawan Muslim, Nurcholis Madjid dalam Ensiklopedi Nurcholis Madjid, menjelaskan, kasih sayang Allah kepada manusia memang tidak diberikan secara cuma-cuma. 

"Ada syarat-syarat yang dapat dilakukan seseorang, di antaranya dengan memberikan dan menampakkan kasih sayang kepada sesama manusia," tutur Cak Nur. 

Setiap orang yang menyayangi orang lain, sebagaimana yang dijanjikan Rasulullah SAW, akan disayang oleh Sang Khalik, Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang menyayangi (orang lain) pasti akan disayangi Allah. Sayangilah setiap penduduk bumi, niscaya engkau akan disayang para penghuni langit." (HR Abu dawud dan Tirmidzi). 

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW memastikan bahwa Allah SWT tak akan menyayangi hamba-Nya yang tak menyayangi orang lain.

"Sifat penyayang merupakan pertanda kelapangan dada, kelembutan hati, kepribadian yang tinggi," tutur Syekh Mahmud al-Mishri. 

Orang yang Beriman akan Saling Menyayangi 

Menurut dia, seseorang yang berakhlak mulia akan mengetahui kebenaran secara nyata dan menyayangi seluruh manusia dan bahkan seluruh mahkluk. Sifat penyayang merupakan tanda seorang yang beriman. 

"Kalian tak dianggap beriman hingga kalian saling menyayangi," begitu sabda Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Mas'ud RA. 

Pada suatu kesempatan, para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, kami semua adalah penyayang." Lalu Nabi Muhammad SAW kembali bersabda:

"Kasih sayang yang dimaksud bukanlah kasih sayang di antara kalian saja, melainkan kasih sayang kepada seluruh manusia dan seluruh makhluk." (HR Thabrani). 

Itulah mengapa, Islam mengklaim diri sebagai agama yang menjadi rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil alamin). 

Sebab, seorang Muslim tak hanya harus mencintai saudaranya saja, melainkan sesama manusia dan semua makhluk di bumi ini meliputi alam, hewan serta tanaman dan pohon-pohonan.

Syeikh Mahmud al-Mishri mengutip pernyataan Ibnu Qayyim, "Kasih sayang adalah sifat yang menularkan manfaat dan maslahat kepada orang lain, meski kadang terlihat seperti mempersulit diri sendiri atau melakukan sesuatu yang tak disukai. Inilah kasih sayang yang hakiki."

Inilah Ciri Orang yang Paling Menyayangimu 

Menurut Ibnu Qayyim, orang yang paling menyayangimu adalah orang yang mau bersusah payah untuk memberikan kemudahan kepadamu dan menjauhkanmu dari kesusahan. 

Menurut Syeikh Mahmud al-Mishri, sungguh banyak kasih sayang yang diberikan Allah SWT kepada mahluk-Nya. Sungguh, nikmat Allah SWT itu tak akan pernah bisa dihitung. 

Cak Nur pernah mengungkapkan, kasih sayang Allah kepada hamba tidak selalu bersifat material seperti halnya mendapatkan rezeki yang melimpah. 

"Bahkan, perlu direnungkan bahwa limpahan rezeki itu boleh jadi bukan merupakan limpahan rahmat, melainkan sebaliknya, yakni laknat," papar Cak Nur.

Dalam Alquran, papar Cak Nur, kondisi seperti itu disebut istidraj, yakni sikap pengabaian dan ketidakpedulian Allah SWT, terhadap hamba-Nya, sehingga tanpa disadari, dia akan terus terpuruk dan lambat laun mengalami kehancuran. 

"Karena itu, kasih sayang Allah yang sebenarnya adalah apa yang ditunjukkan pada hari kiamat nanti," tutur Cak Nur.

Allah SWT berfirman dalam surat al-An'am ayat 12, "... Dia telah menetapkan dalam Diri-Nya sifat kasih sayang. Pasti Ia menghimpun kamu pada hari kiamat yang tak dapat diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman."

Menurut Syekh al-Mishri, ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya merupakan salah satu bukti kasih sayang Sang Pencipta. Ujian bisa menjadi sarana untuk menghapus dosa dan mengangkat derajat manusia di Surga. 

Rasulullah SAW bersabda, "Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka Dia akan mengujinya." (HR Bukhari; hadis sahih).
Begitu sempurna dan indahnya ajaran agama Islam.

SHARE ARTIKEL