Viral, Anak Sudah Beri 80% Gajinya, Tapi Orang Tua Malah Menuntut Lebih
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 17 Jul 2020Ilustrasi bapak pukul anak - Image from www.liputan6.com
Sudah berjuang untuk keluarga malah dibilang anak durhaka
Tak hanya itu, aksi kekerasan juga sering diterima dari ayahnya, hingga wajahnya terlihat lebam-lebam. Saat curhat ke teman, teman malah menyalahkan karena dia tidak ikhlas memberikan uang untuk ortunya.
Kalau menurutmu gimana?
Sebuah cerita dibagikan oleh akun Twitter @XXNZR__ sedang ramai dibahas oleh warganet. Ia menceritakan kisah seorang temannya setelah bertengkar dengan orang tuanya masalah uang.
Pernah ada temen yang dateng ke tongkrongan tapi ada luka lebam di badan.
— AZR (@XXNZR__) July 15, 2020
Dia cerita kalau habis berantem sama bokapnya gara-gara, udah ketiga kali bulan itu, ortunya minta duit buat 'renovasi rumah'.
Si temen gajinya udah abis, ortu gamau denger, temen muntab, berantem.
Saat itu, teman dari akun yang mengunggah kisah tersebut, berusia 28 tahun datang ke tongkrongan dengan luka lebam. Ia bercerita, sudah tiga kali orangtua dari temannya meminta uang untuk renovasi rumah. Namun, orangtuanya tidak mau mengerti kalau ia sudah tak punya uang lagi.
Akhirnya ia hanya bisa menerima dan sesekali mengelak pukulan dari ayahnya. Di tengah perkelahian tersebut, orang tuanya juga tak segan menyebut anaknya durhaka sebab tidak bisa membantu memberikan uang renovasi tersebut. Padahal, 4/5 dari gaji anaknya sudah diberikan kepada kedua orang tuanya.
Dengan menangis terisak, temannya juga bercerita bahwa orang tuanya tidak lagi membiayainya setelah lulus SMA. Sehingga, terpaksa ia harus berjuang sendiri untuk membayar kuliah dan segala keperluannya.
Saat masih satu tempat kerja dengan yang mengunggah cerita ini, temannya juga pernah mengajukan pinjaman ke kantor dengan alasan orang tuanya memaksa minta uang untuk pulang kampung.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata ia sempat tidak mampu membayar kamar kos dan menginap di basecamp selama hampir seminggu.
Usai bercerita, salah satu rekan lain di tongkrongan memberikan nasihat bahwa temannya ini salah sebab dianggap tidak ikhlas memberikan uang untuk ortu.
Menurut orang yang mengunggah kisah ini, rekan yang memberi nasihat tersebut memang hidup layak dengan biaya orang tuanya.
Teman yang habis dipukuli berakhir dengan menyalahkan dirinya sendiri karena merasa tak bisa membantu orang tuanya.
Warganet pun turut menanggapi kisah ini.
Salah satu komentar warganet - Image from today.line.me
"emang paling bener kalo ada omongan, lo gabakal ngerti kalo belum ngerasain kejadian itu sendiri. dan bakal dengan mudahnya judge dan beri nasihat (yang menurut mereka baik) tapi malah memojokkan. buat semuanya, yuk jadi pendengar yang baik," komentar warganet lainnya.
"yang dari kecil udah nikmati privilege, kecenderungan memiliki sudut pandang yang berbeda dengan yang sejak dini kudu berjuang. Semangatin terus teman mu ya nder," tanggapan dari warganet lainnya.
Saat teman sedang curhat masalah hidupnya, meski tidak masuk akal sekalipun, seringkali perasaan yang dirasakan nyata. Jadi tidak perlulah menghakimi dan justru memojokkan atas masalah yang dihadapinya.
Kita tidak pernah tahu betul bagaimana perjuangannya saat mengalami berbagai kesulitan itu. Dan jika kita di posisi yang sama belum tentu bisa sekuat dia.
Oleh sebab itu, penting jadi pendengar yang baik dan memberikan mereka yang kesulitan semangat untuk terus menjalani hidupnya dengan baik.
Kalau menurutmu bagaimana?