Siapa Bilang Gratis, Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Bisa Capai Ratusan Juta

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 01 Jul 2020

Siapa Bilang Gratis, Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Bisa Capai Ratusan Juta

Tangkapan layar salah satu biaya pasien Covid-19 - Image from twitter.com/okyisokay

Jangan anggap enteng biaya Covid-19

Ternyata biayanya tidak gratis, bahkan jumlahnya sudah bisa untuk beli rumah. Biaya yang mahal membuat pasien covid-19 semakin susah dan menderita, maka jangan anggap hal ini sepele saja. 

Pelonggaran PSBB yang telah dilakukan selama beberapa pekan ini membawa dampak pada ramainya kembali aktivitas masyarakat di berbagai wilayah. 

Meski diingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, tak semua sadar dan patuh. Misalnya, kegiatan car free day pada 21 Juni 2020 yang disoroti karena berkumpulnya banyak orang di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.

Terlihat ada yang mengenakan masker, ada pula yang tidak. Ada yang menjaga jarak aman, ada pula yang tidak. 

Di media sosial, pada akhir pekan kemarin, beredar sejumlah foto dan video yang menunjukkan ramainya masyarakat yang mengunjungi lokasi wisata dan rumah makan.

Situasi seperti ini justru akan meningkatkan potensi penularan Covid-19. Oleh sebab itu berkali-kali pemerintah melalui Gugus Tugas Covid-19 terus mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. 

Jika tetap ngeyel untuk tidka pakai masker, tidak cuci tangan dan tidak patuh pada protokol kesehatan lainnya. 

Biaya Rumah Sakit Jika Terinfeksi Corona

Sudah tahukah kamu, ada biaya besar yang terpaksa kamu keluarkan jika terinfeksi virus corona? 

Beberapa waktu lalu, seorang warganet berbagi informasi betapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien Covid-19. 

Ia menjalani sejumlah pemeriksaan yang biayanya ditanggung sendiri sebelum akhirnya ia dipindahkan dan di Rumah Sakit Darurat Covid-19. 

Warganet lainnya membagikan informasi biaya perawatan pasien infeksi virus corona yang bahkan mencapai lebih dari Rp 290 juta.


Biaya ini belum termasuk beban immateril yang harus ditanggung keluarga karena ada anggota keluarganya yang kena Covid-19. 

Hal ini mengingatkan masyarakat untuk tak menganggap enteng ancaman virus corona. 

Biaya pasien Covid-19 Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban, dilansir dari Kompas.com, beberapa waktu lalu, juga mengakui, biaya untuk pasien Covid-19 sangat besar dan bahkan bisa capai ratusan juta. 

Ada sejumlah alasan mengapa biaya perawatan pasien Covid-19 sangat mahal. Sebab pasien harus menjalani sejumlah tahapan pemeriksaan. Untuk ini, biaya alat medis untuk memeriksa cukup mahal. 

"Itu tidak gratis. Kalau orang dengan Covid-19 itu dites dulu positif, menunggu polymerase chain reaction (PCR)-nya, biasanya dalam sekali tes habis Rp 1 juta," ujar Zubairi. 

Setelah menjalani tes PCR, pasien positif Covid-19 akan menjalani masa karantina dan rawat inap berhari-hari di rumah sakit.

Perawatan ini akan membuat biaya semakin bertambah tinggi. Apalagi, dengan obat perawatan pasien Covid-19 yang terbilang tidak murah. 

"Kalau sekarang yang rutin diberikan yang rawat inap diberi obat anti-pembekuan darah, tapi ada juga yang molekuler itu yang lumayan mahal. Sekali suntik Rp 300.000 sampai Rp 400.000 dalam satu obat, belum obat-obatan yang lainnya," kata Zubairi. 

Biaya pelayanan ruangan juga akan menambah besaran biaya perawatan pasien Covid-19. Bagi pasien yang membutuhkan perawatan intensif di ruang ICU dengan sejumlah alat penunjang kesehatan pasien, biayanya akan semakin melonjak. 

Apalagi, jika pasien mengalami dampak serius pada organ lainnya seperti gagal organ jantung, paru, ginjal, otak, atau pembekuan darah di mana-mana. 

Wakil Direktur Pendidikan dan Diklit sekaligus Jubir Satgas Covid-19/RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, penanganan pasien Covid-19 juga memerlukan perawatan dengan alur terpisah dan peralatan yang terpisah juga. 

"Penanganan pasien Covid relatif tinggi biayanya, karena keharusan sarpras dan lokasi perawatan di ruang khusus. Jadi meningkat biayanya," ujar Tonang kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu. 

Ditambah lagi adanya syarat tenaga medis untuk memakai alat pelindung diri (APD). Sebagian besar beban biaya pengadaan APD nakes tidak dibiayai oleh pemerintah sehingga akan dibebankan kepada pasien dan keluarga.

SHARE ARTIKEL