Social Distancing Berdampak Besar Pada Anak, ini Solusi Atasinya

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 15 Apr 2020

Social Distancing Berdampak Besar Pada Anak, ini Solusi Atasinya

Social distance berdampak buruk bagi anak - Image from fimela.com

Apakah anak-anak menunjukkan gejala stres selama berada di rumah? 

Social distancing mendesak tidak hanya orang dewasa namun juga anak-anak agar tetap berada di rumah. Hal ini tak jarang membuat anak merasa terkurung di rumah dan tidak bisa bermain bersama teman-temannya. Bagaimana mengatasinya?

Sejak adanya wabah corona melanda Indonesia, social distancing dan anjuran tetap berada di rumah diserukan oleh pemerintah. Hal ini juga didukung oleh berbagai artis dan tokoh-tokoh di Indonesia. 

Anjuran tersebut, tidak hanya berpengaruh pada orang dewasa saja melainkan juga anak-anak. Kalau orang tua, mungkin tidak diperbolehkan bekerja dan nongkrong-nongkrong di keramaian. 

Baca juga : Tips Hemat Listrik, Dijamin Tagihan Anti Bengkak Walau Di Rumah Aja

Sedangkan anak-anak juga terhambat aktivitas sekolah dan bermainnya. Alhasil, mereka harus melaksanakan aktivitas tersebut di rumahnya masing-masing. 

Dampak Social Distancing Lebih Besar pada Anak yang Beranjak Remaja 

Menurut psikolog, Amy Learmonth, PhD., perkembangan sosial memiliki dampak penting di semua usia, namun yang paling merasakan dampaknya adalah anak-anak dan pra remaja. 

Hal ini dikarenakan pada anak-anak yang beranjak remaja, mereka cenderung lebih mudah bersosialisasi. Selain itu teman sebaya mereka menjadi pusat perkembangan sosial yang lebih berpengaruh dibandingkan anggota keluarga. 

Sedangkan pada anak dibawah usia 5 tahun, social distancing justru berdampak baik. Karena mereka masih dekat dengan orang tua, sehingga dengan adanya work from home membuat quality time dengan orang tua tidak terganggu. 

Namun saat ini, teknologi telah memberikan berbagai peluang bagi anak-anak yang beranjak remaja untuk tetap bisa berinteraksi dengan teman sebayanya. 

Seperti menggunakan video call, nonton film melalui berbagai platform penyedia film, dan lainnya. Mungkin yang akan membuat mereka bosan adalah kehilangan momen-momen penting seperti pesta ulang tahun, jalan-jalan, dan lainnya. 

Peran Orang Tua dalam Social Distancing yang Dilakukan Anak

1. Mengajak Anak Bermain Interaktif 

Daripada membiarkan remaja Anda bermain media sosial dan video call dengan teman selama berjam-jam. Coba ajak anak untuk bermain permainan interaktif bersama di rumah. Misalnya bermain monopoli, ular tangga, kartu, olahraga, dan lainnya. 

Sehingga dengan permainnan itu diharapkan anak-anak bisa meningkatkan keterampilan sosialnya. 

2. Berikan Mereka Ruang Privasi 

Remaja membutuhkan tempat untuk memenuhi hasratnya untuk bersosialisasi dengan teman-teman mereka. Hal ini sesuai dengan tingkatan perkembangannya yang lebih dekat pada teman sebaya. 

Orang tua harus memahami hal ini dan juga memberikan mereka kesempatan untuk memenuhinya. Sebab mereka sudah mulai mengenal ruang privat untuk diri mereka sendiri. 

3. Pahami kebutuhan mereka untuk bermain gadget

Remaja yang lahir di era teknologi seperti ini tentunya sangat lekat dengan gadget. 

Sebaiknya orang tua memberikan kesempatan untuk mengakses gadgetnya, tentunya dengan berbagai batasan. Supaya kehidupan sosial anak dan gadget tetap seimbang. 

Tetap awasi hal-hal apa saja yang diakses oleh sang anak dalam gadgetnya. Sehingga jangan sampai anak mengakses berbagai hal yang belum sesuai dengan umurnya. 

4. Dorong anak-anak untuk berolahraga setiap hari 

Olahraga juga dibutuhkan oleh anak-anak, agar jasmaninya tetap sehat. Utamanya di kondisi pandemi seperti ini, yang menuntut terpenuhinya pola kesehatan yang baik agar terhindar dari infeksi Corona. 

Nah itu dia, dampak social distancing bagi anak-anak beranjak remaja beserta peran orang tua dalam memecahkannya. Semoga bermanfaat. 

SHARE ARTIKEL