Sederet Fakta `Nasi Anjing` Bantuan yang Bikin Geger Warga

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 28 Apr 2020

Sederet Fakta `Nasi Anjing` Bantuan yang Bikin Geger Warga

Potret bungkus nasi anjing dan isinya - Image from kronologi.id

Parah, makanan bantuan dinamai nasi anjing

Ditambah stempel gambar kepala anjing dan tulisan 'Nasi Anjing' berwarna biru. Niat baik membantu juga perlu diiringi sikap menghormati dan menghargai orang yang dibantu. 

Nama dan Cap di Bungkus Makanan

Warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, dihebohkan dengan bantuan makanan dengan tulisan 'Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing #Jakartatahanbanting' di kemasannya. 

Di kemasan tersebut juga dibubuhkan logo kepala anjing. 

Informasi ini dengan cepat menyebar melalui pesan singkat WhatsApp. Polisi pun datang untuk menyelidiki kebenaran hal tersebut. 

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, peristiwa tersebut terjadi di sekitar Masjid Babah Alun, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (26/4) dini hari. 

Baca juga : Viral, Pesan Menohok Ustadz untuk Warga yang Masih Bandel Shalat Berjamaah

Isi Makanan Bungkus

Setelah diselidiki, isi nasi bungkus tersebut bukan daging anjing seperti yang dikhawatirkan masyarakat. 

Menurutnya, lauk yang ada di dalam nasi bungkus tersebut adalah cumi, sosis sapi, hingga ikan teri. 

"Hasil penyelidikan yang dilakukan Satreskrim Polres Metro Jakut, mendatangi tempat pembuatan nasi (anjing) tersebut, dan didapati bahwa pembuatan nasi dengan bahan halal," kata Yusri. 

“Bahan yang digunakan adalah cumi, sosis sapi, teri, dan lain-lain,” tambahnya.

Pihak Yayasan Qahal lalu memberi penjelasan tentang logo dan nama ‘Nasi Anjing’ yang ramai jadi pembicaraan publik. 

Inisiatif Logo dan Nama Muncul Secara Spontan 

Koordinator Lapangan Yayasan Qahal, Nita, mengatakan logo dan nama ‘Nasi Anjing' muncul secara spontan sebagai inisiatif dari salah satu timnya yang juga berkontribusi dalam pembagian makanan tersebut. 

Nita menjelaskan tak bermaksud menyinggung kalangan masyarakat mana pun. Dirinya pun meminta maaf jika ada pihak yang tersinggung. 

“Pertama, saya itu bikin cap (logo di stempel) Qahal, bukan cap kepala anjing. Tapi tiba-tiba waktu itu, cap itu warnanya kayaknya warnanya terlalu kentara kan, lalu tahu-tahu tim saya ada inisiatif, tanpa izin juga, bikin gitu. 

Saya waktu itu lebih ke bagian masaknya, jadi saya enggak terlalu fokus ke situ. Cuma karena lihat gambarnya lucu, ya udahlah,” ungkap Nita, Senin (27/4). 

“Tapi tanpa sadar itu melukai golongan tertentu. Ya kita minta maaf,” ujarnya menambahkan. 

Kedua Belah Pihak Sudah Berdamai

Kedua belah pihak pun akhirnya sepakat untuk berdamai. Perdamaian antara pemilik 'Nasi Anjing' bernama Biantoro Setijo dan warga dimediasi langsung oleh polisi. 

Kedua belah pihak sudah sepakat untuk mengakhiri permasalahan ini dan berdamai. 

"Baik pemilik maupun warga sudah sepakat masalah ini selesai dan tidak akan ada tuntutan apa pun baik pidana maupun perdata," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, dalam keterangannya, Senin (27/4). 

Yusri mengatakan, dalam pertemuan itu Biantoro dengan terbuka meminta maaf kepada perwakilan warga atas pembagian 'Nasi Anjing' kepada warga. 

Dia menyesali perbuatan itu dan juga meyakinkan warga yang kedatangan pihaknya tak lain hanya untuk membantu warga. 

"Pemilik mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara pribadi dan atas nama yayasan kepada seluruh warga. Tujuan mereka memang hanya ingin membantu warga," tambah dia.

Meski begitu, Yayasan Qahal Family masih akan terus melanjutkan kegiatannya tersebut. 

Bertepatan bulan Ramadhan, Yayasan Qahal berencana menyalurkan bantuan takjil bagi masyarakat yang berbuka puasa. 

“Kita sudah bagikan nasi bungkus, itu untuk hari keenam kemarin. Selanjutnya, ini Ramadhan, kita rencananya mau bagi-bagi takjil,” ungkap Nita. 

Meski demikian, Nita tak merinci berapa kapasitas bantuan takjil yang akan disalurkan dan target-target penyalurannya. 

Yayasan Qahal dan Kegiatannya 

Kegiatan Yayasan Qahal selama ini banyak berfokus di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. 

Yayasan Qahal bergerak di bidang kemanusiaan, di antaranya untuk membantu masyarakat terdampak bencana, membantu anak-anak telantar, hingga membantu pendidikan anak-anak yang kurang mampu. 

Yayasan Qahal Family misalnya terlibat dalam penyediaan makanan untuk korban gempa Yogyakarta tahun 2006, hingga menyalurkan akomodasi bagi petugas kepolisian di saat demonstrasi besar di Jakarta.

Di mesin pencari, banyak artikel yang menyebutkan Qahal berasal dari bahasa Ibrani yang dalam Perjanjian Lama merujuk pada gereja. 

Terkait hal ini, pengurus Yayasan Qahal menegaskan pihaknya merupakan yayasan independen yang tidak dibawahi gereja manapun. 

Anggota mereka juga dari lintas agama, ada Islam, Kristen, dan Buddha. 

"Kalau mau saya jelaskan, kami itu keluarga Qahal enggak cuma orang Kristen, enggak cuma Nasrani, tapi juga ada Buddha, mayoritasnya malah orang muslim. Kalau mereka ada apa, sakit, misalnya, kita bantu. Tapi mereka tetap muslim, kita tidak pernah mengkristenkan mereka. Komunitas kita namanya Qahal, tapi di dalammya ada berbagai macam agama," tutur Nita.

SHARE ARTIKEL