Pasien Corona Terus Bertambah, Indonesia Mulai Kekurangan Dokter
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 14 Apr 2020Ilustrasi tenaga medis - Image from m.merdeka.com
Garda terdepan itu adalah kita sendiri,
Masyarakat Indonesia, kita semua adalah garda terdepan untuk memutus rantai penyebaran virus corona ini. Mereka para petugas medis yang siap siaga membantu kita, maka itu kita juga harus saling membantu mereka dengan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan, patuhi peraturan pemerintah.
Tercatat hingga hari ini, Selasa, 14 April 2020 pagi ini, ada sebanyak 4.557 kasus positif Corona,meninggal sebanyak 399 orang dan yang sembuh sebanyak 380 orang.
Sementara hingga Minggu, 12 April 2020 sudah ada 22 tenaga medis yang meninggal akibat terpapar corona.
Pemerintah mulai kewalahan menghadapi melonjaknya pasien virus corona atau Covid-19.
Sebab, jumlah pasien virus corona di Indonesia hari demi hari terus bertambah sedangkan jumlah dokter yang menangani masih terbatas.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Senin (13/4) kemarin tercatat sebanyak 4.557 orang yang tersebar di seluruh provinsi positif Covid-19.
Dari ribuan pasien positif itu, 380 orang berhasil sembuh dan 399 orang dinyatakan meninggal dunia.
Korban yang berjatuhan bukan hanya masyarakat biasa, tapi juga dari kalangan tenaga medis, baik dokter maupun perawat.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan hingga Minggu (12/4) ada 22 orang dokter yang meninggal disebabkan terpapar virus corona.
Sementara Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat sudah 12 perawat yang meninggal dunia saat sedang menjalankan tugasnya merawat pasien positif virus Covid-19.
Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FSP FARKES/R) bahkan memiliki data yang lebih banyak.
Mereka mencatat ada 44 tenaga medis yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona. Terdiri dari 32 dokter dan 12 perawat.
Dengan semakin banyaknya pasien positif yang terpapar Covid-19 serta tenaga medis yang menjadi korban jiwa menyebabkan adanya berbagai masalah.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo.
Satu diantara sekian masalahnya adalah jumlah dokter yang menangani pasien corona kini semakin menipis. Jumlah mereka bahkan tidak lagi sebanding dengan jumlah pasien yang masuk.
"Kekurangan dokter hari ini sudah mulai dirasakan di beberapa tempat yang pasiennya banyak," kata Doni setelah menggelar rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (13/4).
Rasio Dokter dengan Penduduk Sangatlah Kecil
Namun, Doni tak menjelaskan di wilayah mana saja terjadi kekurangan dokter. Ia hanya mengungkapkan bahwa saat ini rasio antara dokter dan penduduk di Indonesia sangatlah kecil.
"Tadi saya laporkan kepada Pak Presiden bahwa rasio dokter kita dengan jumlah penduduk sangat kecil," kata Doni.
Apalagi mengingat hingga saat ini banyak dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya yang sudah terpapar virus corona. Sehingga mereka juga harus mendapatkan perlindungan ketika menjalankan tugasnya.
"Karena walaupun WHO menentukan 1 dokter untuk 2 ribu sekian ratus orang, tapi dalam kondisi pandemi pada saat ini, pada waktu bersamaan kita sangat butuh dokter dan perawat dan ini harus kita lindungi. Kalau semakin banyak masyarakat berobat dan akhirnya dirawat, maka ini akan mengurangi ketahanan nasional kita di bidang kesehatan," tuturnya.
Pemerintah Beri Surat Tanda Registrasi
Salah satu solusi, agar jumlah dokter yang menangani pasien corona tetap tersedia, maka pemerintah akan memberikan surat tanda registrasi dan pelatihan dokter intensif kepada mereka yang masih belajar.
"Solusi yang dapat kami lakukan, tadi sudah disampaikan untuk memberikan surat tanda registrasi dan peningkatan pelatihan dokter intensif yang jumlahnya mencapai 2.635 orang dokter," ucap Doni.
"Dan Bapak Menteri Kesehatan (Terawan Agus Putranto) tadi sudah mengatakan akan memberikan prioritas kepada tenaga dokter sehingga mereka bisa praktik langsung di lapangan," tambahnya.
Doni juga meminta agar semua tenaga medis dan dokter memakai APD agar meminimalisir korban jiwa.
"Diharapkan semua dokter yang praktik terutama di daerah-daerah yang sudah pasti terdapat kasus COVID-19 harus menggunakan APD demi melindungi tenaga dokter kita," ujarnya.
Jumlah APD yang Dikirimkan ke Daerah akan Terus Bertambah
Doni menegaskan, pihaknya akan terus mengirimkan APD ke daerah, dengan jumlah yang akan terus ditambah.
"APD yang telah terdistribusi ke seluruh provinsi kabupaten/kota, itu telah mencapai hampir 700 ribu pieces atau tepatnya 690 ribu.Supaya kebutuhan APD di daerah terutama di rumah sakit menjadi modal dasar, moril bagi seluruh tenaga kesehatan terutama dokter dan perawat serta juga masyarakat lainnya," jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga akan mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim medis atas kerja kerasnya merawat pasien Covid-19.
Menurut Doni, para tenaga medis layak mendapatkan penghargaan dari pemerintah.
"Perlunya kita memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Sehingga penghargaan ini telah bisa meningkatkan semangat para dokter dan perawat dalam pengabdian yang terbaik kepada bangsa dan negara. Mereka telah mengorbankan waktu, pikiran, tenaga bahkan nyawa kepada kita semua," ujar Doni.
Pentingnya Meningkatkan Kedisiplinan Doni juga kembali mengingatkan masyarakat untuk disiplin dan mengikuti kebijakan pemerintah agar menjaga jarak fisik (physical distancing).
Ditambah lagi saat ini, sejumlah daerah mulai menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti Jakarta, Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi), Tangerang, dan Tangerang Selatan.
"Pentingnya meningkatkan disiplin agar semakin sedikit warga yang terjangjit virus dan terpapar virus ini," ujarnya.
Lega, Corona akan Segera Berakhir Jika...
Nuning Nuriani, ketua Pusat Permodelan Matematika dan Simulasi ITB, memprediksi bahwa dengan jumlah tes yang akan dilakukan pemerintah hingga 10.000 spesimen setiap hari.
Maka, Covid-19 di Indonesia bisa mencapai puncak pada akhir April atau awal Mei. Dengan satu syarat: 90% masyarakat melakukan isolasi mandiri.
“Jika [Pembatasan Sosial Berskala Besar] dimulai 12 April, terus hanya 10% orang yang bergerak,”
“Terus pada saat periode infeksi ini PCR dan isolasinya dijalankan dengan baik, itu sebenarnya yang sangat diharapkan.”
“Jadi puncak kasus aktifnya bisa turun lebih cepat, jumlah kematiannya juga lebih sedikit,” kata Nuning.
Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan masyarakat menjadi kunci penting keberhasilan memerangi virus corona ini.
Oleh sebab itu kepatuhan terhadap physical distancing, penggunaan masker serta menjaga kesehatan dan kebersihan harus ditegakkan.