Bolehkah Memberi Anak Hadiah Saat Berhasil Puasa?

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 28 Apr 2020

Bolehkah Memberi Anak Hadiah Saat Berhasil Puasa?

Ilustrasi - Image from islamidia.com

Hati-hati bun, jangan sembarangan memberi hadiah. 

Ternyata pemberian hadiah yang sembarangan bisa membentuk kebiasaan buruk pada anak. Lantas bolehkan memberi hadiah saat berhasil puasa, dan seperti apa bentuknya?

Melihat kegembiraan anak saat menyambut bulan Ramadhan, tentu membuat orang tua bahagia. 

Kebahagiaan pun akan semakin bertambah jika melihat buah hatinya itu melaksanakan puasa satu hari penuh alias dari azan subuh hingga magrib. 

Dalam kondisi seperti itu, tak sedikit orang tua yang memberikan reward atau hadiah untuk anaknya karena telah berhasil berpuasa secara penuh 

Hadiah yang diberikan pun beragam, bisa dalam bentuk materi maupun barang yang diinginkan sang anak.

Namun, bijak enggak ya memberikan anak hadiah jika berhasil puasa? 

Pemberian Hadiah pada Anak Boleh-boleh Saja

Menurut Irma Gustiana, M.Psi., Psi., Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, sah-sah saja memberikan hadiah pada anak. Hal ini dikarenakan dapat meningkatkan motivasi dirinya untuk semangat menjalani ibadah puasa. 

Bahkan, hadiahnya pun tak harus berupa materi. Melainkan bisa berupa pelukan, memuji sang anak, atau masak makanan kesukaan sang anak. 

"Usahakan bentuknya bukan material. Pertama, kita beri reward langsung dalam bentuk apresiasi, ucapan, pelukan. Terus reward langsungnya juga bisa berbentuk makanan yang ia sukai," kata Irma. 

Beri Hadiah dengan Cara yang Mengasyikkan 

Jika ingin memberikan hadiah pada anak, berikanlah cara yang mengasyikkan pula, Bun. 

Irma pun memberikan contoh, misalnya saja dengan membuat tabel di sebuah kertas dan tulis pencapaian yang sudah anak lakukan pada satu bulan ramadhan. 

Tak hanya puasa, melakukan salat 5 waktu, tarawih, dan membaca Al-Quran juga dapat dituliskan di situ juga lho bun. 

Jika anak mengerjakan salah satu pencapaiannya, Anda dapat memberikan emoji, stiker, poin, dan hal menarik lainnya. 

Benda itu akan menjadi penanda bahwa si kecil telah sukses mencapai sesuatu. Kemudian, nanti di akhir puasa, anak dapat menukarkan poin-poin yang ia capai itu kepada Bunda. Menarik bukan?

Tak Perlu Hadiah yang Mahal

Tapi ingat, tak perlu juga memberikan sesuatu yang berlebihan dan terlalu mahal. 

"Makanya, kita harus low budget banget dalam memberikan reward yang material karena takutnya nanti jadi kebiasaan," ucap Irma. 

Selain itu, Irma juga menyarankan agar orang tua dapat memberikan hadiah psikologis pada anak. Seperti apa bentuknya? 

"Misalnya, pintar banget ya hari ini bisa puasa sampai jam 12. Jadi, pencapaiannya itu disebutkan. Enggak cuma good job. Tapi, apanya nih yang good job? Oh bisa puasa nih sampai jam 12, bisa tadarus ngaji misalnya," jelasnya. 

Bunda, memang proses belajar puasa tiap anak berbeda. Sehingga, sebagai orang tua Anda perlu menghargai setiap pencapaian yang telah dilakukan si kecil. 

Jangan sampai membanding-bandingkan dengan pencapaian anak lainnya atau temannya. Sebab hal itu justru akan mengurangi rasa percaya diri si kecil. 

Boleh-boleh saja memberikan hadiah pada anak, tapi ingat, sebisa mungkin jangan dalam bentuk materi ya, Bun. Beri saja hal-hal yang sederhana yang disukainya. 

"Apalagi balita enggak paham. Hal itu nantinya (kalau sering dilakukan) akan kebentuk sendiri karena faktor kebiasaan tadi," tutup Irma.

SHARE ARTIKEL