Masuk Islam, Wanita Cantik ini Ceritakan Perubahan Besar yang Dirasakannya

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 04 Mar 2020

Masuk Islam, Wanita Cantik ini Ceritakan Perubahan Besar yang Dirasakannya

Potret Ayana Moon - Image from Youtube

Ayana Moon, wanita cantik asal Korea ini membagikan kisah perubahannya setelah memeluk agama Islam. 

Hal ini jadi satu dari sekian banyak bukti bahwa Islam hadir membawa perubahan di masyarakat. Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, membawa rahmat bagi seluruh alam, termasuk umatnya. Simak apa saja perubahan yang dialami oleh Ayana Moon ketika masuk Islam berikut ini.

Ayana Moon, seorang mualaf yang merupakan selebgram asal Korea Selatan ini berbagi kisah perubahannya setelah belajar dan masuk Islam. 

Dirinya sering tampil di televisi sebagai brand ambasador produk kosmetik di Indonesia. Lika-liku kehidupannya dan ketertarikannya pada agama Islam mengukuhkan keputusannya untuk memeluk agama yang jadi mayoritas di Indonesia ini. 

Ayana Moon pernah menjadi anggota girlband Korea, mengaku mengalami banyak perubahan setelah dirinya masuk Islam beberapa tahun lalu. Salah satunya adalah ia kini jadi sering tersenyum.

Baca juga : 

"Dengan memeluk Islam saya berubah. Mulai bersyukur, merasa damai, sering senyum. Saya menemukan diri saya yang mulai mencintai diri sendiri,” ujar dia di Jakarta, Ahad (1/3/2020).

Ayana berkisah, dulu ketika masih tinggal di Korea Selatan, ia tergolong sosok yang pintar dan terkenal di kalangan remaja sebayanya. Dia juga tergolong ekonomi tingkat atas, karena orang tuanya bergelimang harta dan mapan secara ekonomi. Namun dengan semua kesempurnaan itu, dia merasa tidak bahagia. 

“Saya selalu dapat beasiswa. Saya populer di sekolah. Tapi saya enggak bahagia,” kata perempuan yang sudah menulis buku perdananya, yang berjudul Ayana Journey to Islam. 

Kini, Ayana Moon tinggal di Indonesia, dan semangat membangun karirnya, ia sangat bersyukur bisa menemukan banyak hal positif setelah menyatakan diri sebagai mualaf, salah satunya adalah bisa bergabung dalam lingkungan yang positif. 

“Dian Pelangi itu teman saya. Dia ajak saya ikut kajian, bertemu teman yang baik. Alhamdulillah banyak teman. Saya belajar Islam langsung,” tutur Ayana.

Dia menuturkan ingin terjun ke politik. Dengan terjun di bidang itu, dia berharap bisa membuat kebijakan yang bermanfaat untuk perkembangan Islam di Korea Selatan, negara asalnya. 

Dulu, Ayana Sosok yang Sombong dan Tidak Pernah Bersyukur 

Tak banyak yang diingat Ayana semasa kecil, namun ketika dia lahir, keluarga dari ayahnya sangat kecewa. Dalam tradisi Korea Selatan, biasanya menginginkan laki-laki sebagai cucu pertama. Namun karena Ayana terlahir sebagai perempuan, neneknya kecewa.

Meski begitu, Ayana lebih pintar dari cucu-cucu neneknya yang lain. Bahkan saat anak-anak seusianya suka bermain, ketika berumur 8 tahun dia sudah tertarik dengan hal politik dan ekonomi. Menurutnya, kecerdasannya menurun dari sang Ayah. 

Selain cerdas, Ayana lahir dalam keluarga kaya dan mapan. Orang tuanya memiliki bisnis masing-masing. 

Kehidupannya yang tampak sempurna itu membuat Ayana menjadi sosok yang sombong dan tak pernah bersyukur. Namun sejak memeluk Islam, dia berubah secara signifikan. 

“Awalnya, saya tak pernah bersyukur dan sombong. Namun sejak memeluk Islam, saya berubah, saya tak lagi sombong, lebih suka senyum. Sebelumnya saya tak suka senyum,” kata Ayana dalam launching bukunya “Ayana Journey to Islam” dalam acara Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Islam mengantarkan Ayana menemukan dirinya. Ayana juga tumbuh menjadi lebih mencintai dirinya sendiri.
"Aku berani berkata Islam telah membuatku menjadi versi yang lebih baik dari diriku sendiri. Aku merasa diriku terus berkembang dalam Islam," ungkapnya.

Perjalanan Ayana selama mempelajari Islam dan memeluk agama Islam membuatnya merasakan kedamaian, cinta kasih, dan mengubahnya untuk menjadi lebih baik. Prinsip yang senantiasa ia pegang adalah selalu memilih hal-hal yang tak bisa dinilai dengan uang.

"Please be someone who always chooses something that money can't buy. Please choose knowledge, friendship, love, faith. Semua adalah hal yang tidak bisa dinilai dengan uang," tutupnya.

Islam adalah Agama Rahmatan Lil 'Alamin 

Tidak aneh jika Ayana Moon mendapatkan banyak perubahan positif, pasca masuk Islam. Salah satunya adalah merasakan kedamaian hati yang luar biasa. Jika meninjau dari tujuan adanya Islam sendiri, hal ini menjadi relevan. Sebab sejatinya kehadiran Islam bertujuan menjadi rahmat bagi seluruh alam. 

Makna Islam 

Secara harfiah, islam berarti ‘damai’, ‘selamat’, ‘aman’, atau ‘tenteram’, hal itu mengacu pada situasi yang sangat diinginkan oleh setiap orang. Situasi ini bukan hanya diharapkan oleh umat Islam saja, melainkan juga oleh semua umat manusia di mana pun, bahkan hewan dan tumbuhan sekalipun. 

Kemudian, secara konseptual, Islam merupakan agama yang mengajarkan monoteisme yang harus diwujudkan dengan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya sebagai utusan pembawa rahmat guna meraih kebahagiaan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. 

Tujuan Islam sebagai pembawa rahmat untuk seluruh alam, tertulis pada Surat Al-Anbiya ayat 107 yang berbunyi :

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al Anbiya: 107)

Ajaran Islam Penuh Dengan Kedamaian 

Selama ini, damai seringkali dipahami sebagai hidup rukun berdampingan antara dua pihak atau dua kekuatan besar yang awalnya berkonflik. Padahal, nyatanya bukan seperti itu. 

Dalam Islam, jiwa dan individu umat pun diciptakan untuk merasa damai dan tenteram, dan keduanya adalah kebutuhan dasar setiap manusia.

Pada pelaksanaan ibadah ritual pun kita sering diperintahkan untuk melakukannya dengan cara tenang dan damai. Bahkan, dalam beberapa hal, tujuan ritual itu sendiri adalah ketenangan dan kedamaian. 

Dalam berinteraksi dengan Sang Pencipta (hablum minallah), misalnya kita diperintahkan berzikir mengingat Allah, yang bertujuan untuk menjalin kedekatan (taqarrub) sekaligus menciptakan jiwa yang damai dan tenteram, sebagaimana yang tertuang dalam ayat berikut ini : 

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ 

Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’du ayat 28). 

Pada saat menunaikan sholat, kita diwajibkan melakukannya dengan tuma’ninah alias tenang dan tidak tergesa-gesa. 

Setelah kita dianjurkan untuk berdoa, di antara doa yang kita panjatkan adalah doa selamat dan doa khusus kedamaian. Masih banyak lagi ibadah yang tidak dapat dilepaskan dari semangat perdamaian dan keselamatan.

SHARE ARTIKEL